Sabtu, 26 Januari 2013

gingingntng

Hari ini untuk kesekian kalinya aku datang ke Malang untuk ujian masuk universitas. Karena belum kost, terpaksa aku stay sementara di hotel. Aku dah booking waktu aku masih di kota asalku. Jujur, akupun tak ingin sendirian di hotel hari ini, karena ujiannya masih besok.
Pukul 3 sore aku mendarat di bandara Abdurrahman Saleh Malang. Aku langsung meluncur ke hotel di bilangan Balaikota Tugu tempat biasa aku menginap. Sesampainya di hotel aku langsung istirahat sebentar, sore ini aku sudah bikin janji dengan cowok Malang kenalan ku dari internet. Namanya Herdian, dia seorang mahasiswa S2 jurusan Psikologi salah satu universitas swasta di Malang. Aku belum pernah liat pic-nya, tapi saat aku telpon dia, suara dia membuat aku ingin tahu seperti apa dia sebenarnya. Akhirnya pukul 5 sore tepat Herdian nyampe di hotel aku menginap. Dia datang tepat saat aku baru selesai mandi, aku hanya mengenakan handuk yang melingkar dipinggangku. Herdian lumayan cakep, orangnya memang lebih pendek dari aku, kulitnya putih bersih, rambutnya klimis kayak esmud lazimnya. Apalagi saat itu dia memakai kemeja putih ketat dengan dasi, tampak badan dia yang fit kekar berisi.
Lalu kami ngobrol berdua dan akhirnya obrolan kita mengarah yang panas-panas. Herdian tiba-tiba mencium bibirku dengan lembut, kami saling melumat. Herdian sangat romantis, tangan2nya membelai seluruh tubuhku dan melepas handukku. Dia yang melihat kontolku ngaceng langsung berpindah kekontolku, dia mulai ngisep kontolku, kontolku dimainkannya dan dikenyot kenyot. Enak banget rasanya, lalu dia jilati biji pelerku yang menggantung di bawah kontolku. setelah dia puas bermain dengan kontolku, dia mendekatiku menciumi bibirku lagi. Lalu dia turun dari tempat tidur membiarkan aku sendiri telentang diatas tempat tidur. Herdian berdiri di dekat tempat tidur. Dia mulai melepas jam tangan, dasi lalu kemejanya dan yang terakhir celananya. Aku benar benar tertegun melihat body Herdian yang aduhai. Badannya kekar dan menggairahkan. Kulitnya putih bersih, ketiaknya mulus tanpa bulu, serta kontolnya menjendol dari celana dalamnya yang belum dilepas. Aku benar-benar bergairah melihat Herdian yang seperti seorang striper itu.
Tiba-tiba Herdian mendekatkan kontolnya yang masih terbungkus celana dalam ke dekat wajahku. Lalu dia memelorotkan celana dalamnya dan mengarahkan kontolnya kearah mulutku.
Aku pun langsung menyambutnya, aku langsung lahap kontol Herdian yang lumayan besar tapi gak terlalu panjang itu. Aku isep kontolnya seperti kelaparan, aku jilati dari ujung kepala kontol ampe pangkal kontolnya. Herdian keenakan, dia yang berdiri di sampingku berkacak pinggang sambil merem melek. Aku tak kuasa melihat bodynya yang sintal, aku raih dia, aku suruh menindihku dan kami berciuman bibir lagi. Lalu aku yang ditindih Herdianpun berdiri, Herdian ganti aku telentangin di bawah, lalu lidahku mulai menjilati seluruh tubuh Herdian yang muscle itu. Aku isep pentilnya, aku remas-remas dadanya dan aku jilati keteknya. Herdian hanya pasrah, lalu kami posisi 69 dan saling mengisep kontol. Herdianpun melumat abis kontolku, akupun dengan semangat membasahi kontol Herdian dengan air liurku.
Rupanya Herdian gak mau fuck-fuck an akhirnya kamipun cuma isep isepan kontol aja. Setelah puas 69, kamipun tiduran bersebelahan, Herdian aku suruh ngisep pentilku, aku belingsatan karena lidah Herdian benar benar pintar membuat aku puas. Kontolku aku kocok-kocok, Herdian tetap mengenyot putingku.
Kenyotan di puting dadadu membuatku seolah kesetrum. Dan kocokan tangannya di kontolku, terasa mulai panas. Kontolku berkedut kedut membalur rasa nikmat dari kocokan itu. Sesaat tubuhku bergetar dan mengejang, pertanda aku akan sampai. Ejakulasiku segera datang untuk menyemburkan air maniku yang lama tersimpan di kantungnya. Dipadukan antara kuluman dipentil dan kocokan tangan Herdian di kontolku, membuatku segera mencapai puncak birhiku. Dan akhirnya aku sampai juga, spermaku muncrat banyak banget di atas perutku. Beberapa kali semburan spermaku muncrat dan mendarat di dada dan perutku. Aku mengejang kejang saat semburan sprema itu muncrat. Lalu tiba tiba tubuhku merasa lemas. Herdianpun menyeka spermaku, dia lalu melumurkan spermaku di kontolnya. Lalu dia ngocok sendiri, aku disuruhnya menjilati keteknya dia. Ketek Herdian yang putih aku jilati dan aku lumat, Herdian kegelian dan keenakan dan akhirnya dia keluar juga, ekspresi mukanya saat orgasme sexy sekali.
Ah……. Herdian memang benar benar menggairahkan, aku jadi pengen ML ama dia lagi. Setelah kami membersihkan diri, Herdianpun pulang. Akupun yang sudah capek tidur.
Pukul menunjukan pukul 09.00 malam, aku terbangun dari tidurku. Aku pun cari makan keluar dari hotel, disebelah rumah makan yang aku singgahi ada warnet. Akhirnya aku memutuskan untuk nge-net dan chatting. Di channel #g4malang ada yang memakai nick CO_MUSCLE_HAIRY_ARAB_HOT aku hanya bilang WOW…..! akhirnya kami berdua ngobrol, dan sepakat untuk ketemuan di hotel tempat aku menginap. Namanya Jibran umurnya 24 tahun, dia arab. Cool…..!! Aku dah gak sabar pengen ketemu dengannya. Akhirnya pintu kamarku diketuk, aku bukakan pintu, aku terkejut melihat cowok yang aku lihat di depan pintu kamarku ini. Orangnya tinggi, agak bewokan, dia memakai kaos kutung, lengannya kekar banget. Tampilannya sporty banget. Dibenakku hanya terlintas, “Wah ini type ku banget”.
Akhirnya aku persilahkan dia masuk kedalam kamar. Dari awal kita chating, kita memang sudah komit untuk ML, jadi pas Jibran masuk kamar, dia langsung buka baju dan juga celananya. Akupun juga, tanpa basa-basi kami berdua bertelanjang bulat ria. Aku benar-benar ngiler melihat body Jibran, badannya gempal berotot, lengannya gede banget, dadanya pun super gede menyembul dan yang paling bikin aku ngiler, dadanya lebat banget bulunya. Bulu-bulunya tumbuh sampai leher, dan ke bawah sampai perutnya trus kebawah ke kontol gak putus. LEBAT BANGET. Belum lagi pas dia buka baju, pas dia angkat tangannya, ketiaknya sexy banget, banget, banget!!!. Ini cowok tersexy yang pernah aku liat.
Kamipun saling mendekat, aku langsung memeluk badannya yang muscle and hairy itu. Lalu kami berciuman bibir, dia pandai sekali bikin aku puas. Saat kami berciuman, tangan dia meraba dengan sentuhan sentuhan yang bikin bulu kudukku berdiri. Akupun tak henti-hentinya mengelus elus tubuhnya yang penuh bulu. Jibran benar-benar manly, aku liat kontolnya menggelambir belum ngaceng, belum ngaceng aja udah sepanjang itu apalagi entar dah ngaceng. Lalu tiba-tiba dia menghentikan aksi ciuman bibirnya. Dia mulai merajai puttingku, putingku diisepnya dengan lahap. Aku belingsatan, bulu-bulu jenggotnya dan kumisnya yang abis dicukur dan msih tumbuh tipis itu memberikan sensasi geli geli enak. Pentil kanan kiriku semua dikenyot dan digigit ama Jibran, aku benar-benar belingsatan. Jibran benar-benar pintar bikin aku puas, kayaknya dia gigolo deh. Pinter banget bikin aku belingsatan. Kemudian dia menhentikan aksinya, dia kini tidur di sampingku. Akupun langsung bereaksi. Badannya yang penuh bulu itu langsung aku peluk, aku raba dan aku jilati. Dadanya yang gede banget, aku remas-remas lalu pentilnya aku isep dan kenyot. Wuih, enak banget…… “Jilatin ketekku juga dong” pinta Jibran padaku seraya mengangkat kedua tangannya yang berlengan kekar.
Aku yang melihat keteknya lebat banget bulunya, langsung horny banget. Aku langsung menciumi keteknya yang wangi itu, aku jilati bulu2nya sampai basah. Aku elus elus bulu bulunya, aku gigit gigit lengannya, GILA…!!! Jibran belingsatan, dia seneng banget dijilati keteknya. Ekspresi merem meleknya membuat aku tak tahan lagi. Lalu aku turun ke bawah memainkan kontolnya yang super gede itu. Wah gede and panjang banget, aku jilati dan aku isep kontolnya. Dia mendesah keenakan. Jembutnya yang lebat bangetpun aku ciumi dan aku elus-elus. Sementara pelernya yang segede bola tennis, aku emut satu satu, enak banget. Aku saranin, kalian semua harus coba ngentot ama Jibran.
“Mau masukin gak?” Tanya Jibran padaku. Gila!!!!! Aku pikir Jibran TOP, ternyata dia menawariku untuk ngefuck dia. Bagai pungguk merindukan bulan, akupun mau. Lalu aku mengambil kondom dan pelicin, Jibran membantuku membalurkan pelicin itu di ass hole dan kontolku. lalu Jibran mengangkat kedua kakinya ngangkang, perlahan aku masukan kontolku dalam ass hole Jibran yang penuh bulu itu. BLESSSSSSSSSSS…………
Agak awal aku tekan kontolku hingga masuk kepalanya doang. Lalu aku tekan lagi, masuk separuh. Bless…akhirnya kontolku menembus ass holenya, Jibran menahan kesakitan, mukanya yang nakal dan manly membuat nafsuku menderu. Aku maju mundur pelan pelan mendorong kontolku masuk kedalam ass holenya. Gila mantep banget ngefuck cowok muscle, hairy, arab pula. Pemandangan di depanku membuat aku gak tahan. Aku lihat badan Jibran yang muscle dan dipenuhi bulu-bulu membuat aku cepat ingin keluar. Dengan sekuat tenaga aku berusaha mengalihkan perhatian. Namun rasa nikmat itu terus menderu dan akhirnya akupun tak mampu menahan semburan magma panas spermaku CROTTTTTTTTT CROTTTTTTTT CROTTTTTTTTT CROTTT CROT CROTT CROTTTTTTTTTTTTTT kontolku muntah di dalam ass hole Jibran. Spermanya banyak sekali. Aku langsung lunglai dan memeluk Jibran.
Hangat sekali rasanya terkena bulu-bulunya. Lalu aku disuruh menggoyang goyangkan kontolku yang sudah lemes, sementara itu. Jibran mengocok kocok kontolnya. Jibran benar benar manly, ekspresi wajahnya yang merem melek, MANLY BANGET. Aku kayak ML ama cowok normal ney. Akhirnya kontol Jibran mengeluarkan sperma juga, banyak banget di atas perutnya yang berbulu. Lalu aku peluk dia dan kita ciuman bibir.
Akhirnya kami mandi bareng, membersihkan badan. Jibran memperlakukan aku romantis sekali. Sepertinya dia suka padaku, terlihat dari sikap sikapnya padaku. Kayaknya hubungan ini akan berlanjut. Akhirnya setelah mandi kami tidur bareng, dia nginep d itempatku.
Kami tidur saling telanjang, dan masuk selimut trus pelukan semalaman. Betapa hangatnya memeluk dia, geli-geli enak kena bulu bulu dia. Dan manteb banget dipeluk dengan dada dan lengannya yang kekar. Akhirnya kamipun terlelap sampai pagi, dan paginya kami ngentot lagi. Sama dengan yang pertama, aku juga cepat keluar. Mungkin karena aku begitu nafsu. Sungguh ngentoti Jibran UENAK TENAN….. Semalem aku bisa ML dengan dua cowok muscle secara marathon. Enak….enak…..enak

Model Majalah

Ditulis pada Oktober 19, 2011
3
Setelah pindah dari surat kabar ternama di Propinsi Jawa Timur ini, aku memutuskan untuk berkiprah di salah satu tabloid olah raga.
Kegiatanku tentu meliput dan memotret even dan pertandingan olah raga. Semua olahraga, tentunya.
Namun karena olahraga sepakbola menjadi favorit semua orang, maka seringkali aku meliput pertandingan olahraga. Dan beberapa kerusuhan supporter kerap kualami. Sungguh ngeri ketika harus terjebak di antara dua supporter yang saling serang dengan beringasnya.
Akhirnya, aku hanya bertahan enam bulan saja di tabloid olah raga ini. Dan sekarang aku memilih menjadi fotografer untuk majalah kebugaran pria “Men Health”.
Kebiasaanku dalam memotret memang unik. Baik dilakukan indoor maupun outdoor, saya tidak ingin diganggu, alias hanya saya dan model saja yang boleh berada di lokasi pemotretan. Ketika ditanya kenapa, saya beralasan bahwa dengan demikian saya baru bisa berkonsentrasi. Tak pernah ada yang menaruh curiga. Oleh sebab itu saya selalu dapat dengan untuk mengeksplorasi dan menikmati tubuh para modelku, baik pria ataupun yang wanita. Namun karena ini majalah kebugaran khusus pria, maka modelnya didominasi oleh kaum pria.
Di awal karirku di majalah kebugaran pria ini, aku hanya sebatas menikmati dan mengagumi keindahan tubuh para model itu tanpa berani berbuat apa apa. Aku masih menjaga image dan reputasiku untuk berbuat tidak senonoh.
Namun setelah beberapa minggu kulalui, aku mulai memahami karakter dan menguasai lapangan. Hampir sebagian besar para model yang kukenal, baik itu model peragawan, model foto ataupun model majalah kebugaran sekalipun, ternyata rata rata biseks ataupun punya kecenderungan menyukai sejenisnya. Memang ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan pekerja jasa ataupun pekerja seni serta entertainer. Kadang ada bisik bisik diantara para staf, tentang model tampan A itu ternyata simpanan dari pejabat negara. Hingga model B itu ternyata pacar cowoknya artis sekaligus laris jadi presenter di banyak stasiun Televisi Swasta.
Dan untuk edisi Hari Kemerdekaan RI ini, kami sengaja menampilkan model model terbaik yang ada dengan nuansa merah putih. Salah satunya model Kevin Castro. Dia model keturunan, blasteran Indo-China dan Meksiko.
Model yang satu ini nampak sangat segar dan bersemangat. Dari segi fisik, dia tidak berbeda dengan model pria lainnya: bertubuh kekar dan penuh otot. Yang pasti, Kevin cukup menyita perhatianku selain karena tampan juga bentuk tubuhnya cukup menarik siapapun yang memandangnya. Tentu siapapun dia, akan susah sekali untuk tidak membayangkan lekuk tubuh dan senyum manisnya.
Saya teringat bagaimana seksinya dia saat pertama kali melangkah masuk hanya mengenakan celana tinju saja. Dada bidangnya nampak besar dari samping dengan kedua puting yang menonjol. Saat dia tersenyum padaku, rasanya begitu manis dan menyejukkan mata.
Keuntungan menjadi fotografer model fitness adalah saya bisa memiliki foto-foto model pria seksi dari segala sudut. Kevin Castro memang fantastik. Tanpa canggung, dia berpose, memamerkan dadanya. Dada yang diinginkan oleh semua wanita dan pria penyuka sejenisnya. Patuh sekali, Kevin menuruti semua perintahku untuk berpose secara professional.
Saya menyuruhnya untuk memamerkan otot bisepnya, pungung, dada, kaki, dan bahkan tonjolan di balik celananya. Saya tidak tahu apakah tonjolan itu karena dia sedang ngaceng ataukah karena kontolnya memang besar. Dan saya berniat untuk tidak mencari tahu, karena saya juga harus professional pada bidang pekerjaan saya.
“Bagus sekali, Kevin,” pujiku, mengganti isi film kameraku dengan yang baru.
“Sekarang kita akan mencoba hal yang berbeda”,kataku.
“Kepala redaksi memintaku untuk mengumpulkan beberapa foto seksi pria yang akan digunakan untuk artikel seks. Apakah kamu mau berpose sedikit lebih berani,” tanyaku menyampaikan pesan Kepala Redaksi.
“Tentu saja. Sudah tugasku untuk berpose di depan kamera. Saya hanya berharap bahwa kepala redaksi akan menyukaiku dan saya akan dipanggil untuk difoto kembali,” jawabnya, tersenyum. Astaga, senyumannya itu sangat seksi.
“Baiklah. Sekarang lepas celana tinjumu,” perintahku datar. Sejujurnya aku tidak terlalu bernafsu ingin tahu seberapa besar punya dia. Karena aku juga bukan pria penyuka sejenis.
Tanpa ragu sedikit pun, Kevin segera melorotkan celananya.
Dan apa yang kusaksikan sungguh membuatku terheran-heran. Kontolnya sudah ngaceng dari tadi! Dia ternyata ngaceng berat selama masa pemotretan. Kameraku menangkap bercak-bercak precum menempel di kepala kontolnya yang tidak bersunat itu.
Namun Kevin nampak cuek dan asyik berpose dengan gayanya sendiri bak model porno. Dengan sensual, dia mempertontonkan kontolnya dan lubang pantatnya. Saya jadi curiga dengan Kevin Castro. Masak dia berpikir majalah kebugaran pria “Men Health” akan memuat foto-fotonya dengan pose panas seperti itu? Mungkinkah dia melakukan itu untuk menarik perhatianku?
Walaupun aku cukup akrab dengan pria pria model yang menyukai sejenis, namun untuk turut terlibat ataupun masuk dalam lingkaran mereka, tidak ada dalam benakku. Biarlah itu menjadi urusan mereka, tapi aku bekerja secara professional saja demi istri dan anakku di rumah.Kali ini Kevin tanpa ragu mengambil pose yang cukup sensual. Dan saya curiga, ini dilakukannya memang untuk membuatku tertarik atau memang dia terangsang melihatku? Kontol ngacengnya yang dilumuri precum mengatakan semuanya.
“Tahu tidak?” kata Kevin tiba-tiba seraya memilin-milin putingnya.
“Kamu seksi sekali, juga tampan.” Kevin memujiku sambil membalikkan badannya dan memamerkan otot punggungnya. Kedua belahan pantatnya yang penuh nampak seperti dua belahan bola.
“Kamu suka badanku?” tanyanya, sensual.
Ahh. Dia menggodaku rupanya. Saya bertahan untuk tidak tergoda. Saya harus tetap professional pada pekerjaanku.
Tiba-tiba Kevin mendekat ke arah kamera, lalu menarik tanganku dan mendekapku. Kevin Castro menatapku dengan penuh nafsu. Matanya mengikuti setiap gerakan tanganku saat saya sibuk dengan kameraku. Tanpa malu, dia semakin berani mempertontonkan kontolku kepadanya. Entah mengapa kontolku ikut ikutan ngaceng menyaksikan semua pemandangan sensual itu.
Ahhh apakah aku terangsang oleh pria ini? Adakah memang ada bakat homoseksual atau minimal biseksual dalam diriku?
Dalam kegalauanku, Kevin maju sebentar lalu menarikku ke depan kamera. Di sana, Kevin menciumiku dengan penuh hasrat.
Kepalaku dipegangnya sambil bibirku dilumatnya. Ooohhh… enak sekali bibir Kevin. Untuk sesaat, saya cemburu berat dengan cewek atau siapapun yang diciumnya. Kevin kembali menciumku, namun kali ini kedua tangannya menjalar ke bawah. Sedetik kemudian, kurasakan tangannya sedang asyik menyentuh dan mencoli kontolku.
“A…aaaahhh…. ooohhh….. aaahhh….” desahku saat jari-jari tangannya yang kasar menggesek kulit kepala kontolku.
Sensasi ini tak pernah kurasakan sebelumnya.
Mengapa aku larut dalam godaan sensual Kevin untuk berhubungan intim sesama jenis?
Kevin melepaskan bibirku lalu berjongkok menghadap kontolku. Saya belum tahu apa yang ingin dia lakukan berikutnya. Namun hampir saja aku dapat menebak apa yang akan dilakukannya, dia dengan sigap telah menangkap kontolku yang terbalut celana katunku.
Aku semakin blingsatan dibuatnya.
Ingin rasanya aku menepis dan menjauhinya. Namun tangannya dengan kuatnya. Tak mungkin juga aku berteriak, jika tidak ingin mendapatkan malu. Maka akupun akhirnya mengambil keputusan pasrah dan mengikuti alur kemauan Kevin. Toh rasanya juga nikmat. Ah, biarlah ini menjadi pengalaman rahasiaku. Mau dicap homo atau apa, terserah. Kini aku telah menikmati permainan sejenis ini dan ternyata asyik juga. Akhirnya terbayanglah adegan adegan film bokep biseks yang pernah muncul dalam salah satu adegan film porno koleksiku. Belum sempurna kilatan adegan itu membangkitkan nafsuku.
Ternyata resleting celanaku pun telah dilepasnya.
Bahkan kontolku kini telah digenggamnya. Kontol ngacengku itu dilepaskannya dari kancutku dan langsung mencuat dengan kokohnya.
Kevin langsung membuka mulutnya lebar-lebar dan menelan kontolku. “A…aaahhhh….” erangku saat kepala kontolku dibungkus mulutnya yang hangat dan basah. Sedotan Kevin bertenaga dan keras. Sungguh nikmat. Sepertinya Kevin sudah pernah mengoral kontol sebelumnya, sebab kuluman mulutnya terasa sangat profesional. Jangan-jangan, Kevin berprofesi ganda, sebagai model fitness dan gigolo juga, pikirku.
“A…aaaahhh…” erangku lagi saat lidah Kevin menggelitik bagian bawah kepala kontolku itu. Kontolku berdenyut semakin keras dan nafsuku semakin menggelegak. Akupun lantas mengikuti permainan Kevin.
Lama Kevin melakukan jilatan dan kuluman pada seluruh batang kontolku. Tak ada satu inchipun yang terlewatkan oleh sapuan lidahnya. Karena sensasinya yang luar biasa, aku hampir saja muncrat dalam hitungan sekejap. Namun, saya tak ingin berejakulasi dulu, aku akan merasa malu sekali kalau itu terjadi. Karena tadi menolak, tapi nyatanya sangat menikmati dan akan ejakulasi duluan. Maka Kevin kudorong sampai kontolku terlepas dari mulutnya.
Ah…h kepalang tanggung.
Kevin kecewa namun segera dia mendorong kepalaku untuk berjongkok di depannya. Aku berontak. Namun dia dengan keras mendorong kepalaku dan akhirnya posisiku tepat berjongkok di depannya. Lalu kontolnya disorongkan ke mukaku. Mau tak mau, mulutku membuka dan gantian aku yang menghisap balik kontolnya. Kini dia yang berdiri sementara saya sibuk mengoral kontolnya sambil berjongkok. Pengalaman pertama yang aneh. Namun cukup asyik juga mengoral batang cowok. Aku ga bisa membedakan, ini nikmat ataukah karena terpaksa.
“Hmmmm..mmmmmm….” SLURP! SLURP! Lama lama kuakui kontol Kevin benar-benar terasa enak di mulutku. Harus kuakui, aku belum pernah tau rasanya menghisap kontol. Namun kontol Kevin yang ada kulupnya yang membuka, terasa aneh dalam kuluman mulutku. Saya semakin giat menyedot kontolnya, berusaha menarik kulupnya. Semakin kuat usaha memunculkan gland penisnya! Dan harus keluar sperma dari gland penis itu.
Kulihat kedua puting Kevin yang melenting di atas kepalaku sedang menganggur. Kebetulan nih, pikirku. Langsung saja kupelintir-pelintir kedua putingnya itu. Kevin mengerang kenikmatan dan tubuhnya menggeliat-geliat. Kuperkeras pilinanku, namun dia tidak memprotes tindakanku. Malahan dia nampak menikmati. Tanpa ampun, putingnya kutarik lalu kuputar. Tarik dan putar lagi.
“AAARRRGGGHHH!!!!!” erangnya. Dadanya yang lebar dan bidang itu terangkat-angkat, mencoba untuk menghirup lebih banyak udara. “A…aaahhh…. ooohhh… enak banget…. aahahh… pelintir terus…. aaahhh.. isep kontolku…. aaaahhhh….”
Tiba-tiba kuperhatikan bahwa kedua bola pelernya terangkat pelan-pelan dan Kevin nampak seperti orang kehabisan napas. Saya tahu apa yang akan terjadi dengannya. Dia akan segera berorgasme.
“A…AAARRGGGHHHH!!!” lenguhnya.
Aku semakin mempercepat jilatan dan kulumanku. Hingga selang beberapa saat kontol Kevin semakin menegang dan CCRROOTT!!! CCCRROOTT!!! CCCRROOOTT!!! CCCRROOOTT!!! Banjir pejuh menyerbu masuk kerongkonganku. Langsung kulepaskan kontol itu. Dan sperma Kevin muncrat dan menyemproti mukaku. Kevin terus mengerang-ngerang sambil memegangi kepalaku keras-keras. Lalu dia mengarahkan kontolnya ke mulutku. Dia ingin kontolnya masuk sedalam-dalamnya ke mulutku lagi agar orgasmenya lebih nikmat.
CCRROOOTT!!!!! “AARRGGHH!!!! UUUGGHH!!!! AAAHHHH!!!!! AAARRGGGHHH!!!” erangnya, tubuhnya kelojotan sampai titik pejuh yang penghabisan. Kevin agak sempoyongan, nampak letih sekali. Lalu setelah seluruh spermanya muncrat hingga tetes terakhirnya. Dia terduduk lemas sambil selonjoran. Jadi kubiarkan dia beristirahat sejenak.
Kevin terbaring kelelahan di atas lantai studio pemotretan. Lampu-lampu kamera yang dilengkapi payung pantulan masih menyoroti tubuh kami mulai membuat kami kepanasan setengah mati. Namun semakin kami berkeringat, semakin kami terangsang kembali. Selang satu jam kami terbaring bersama, kurasakan tenaga kami sudah pulih kembali. Kulihat tubuh Kevin yang berkilauan dengan keringat itu. Ah, seksi sekali. Dadanya masih sibuk naik-turun. Saya meraba-raba dadanya kembali dan kurasakan detak jantungnya. Kevin mengerang keenakkan saat kuremas dadanya. Pria blasteran ganteng itu langsung duduk berdiri dan menciumiku dengan penuh nafsu. Bagus, dia sudah ON kembali dan siap beraksi lagi.
“Mau entotin pantat gue ga?,” kata dia, sambil menggaruk-garuk dadaku.
Dan aku pun meresponnya dengan bersemangat. Karena tadi aku belum sempat ejakulasi,. Tanggung. Seperti singa kelaparan, dia mendorong tubuhku ke belakang dan saya pun terbaring tak berdaya di hadapannya. Kevin menggerayangi seluruh tubuhku. Lidahnya sibuk menjilat-jilat setiap bagian tubuhku. AAahhhh…. Tangannya juga sibuk mencubiti kulitku. Saya menjadi semakin terangsang. Rupanya Kevin Castro senang main kasar. Dan anehnya, saya suka permainan kasar seperti ini. Rasanya aku sedang digagahi.Inilah aku telah menemukan jati diriku yang sebenarnya. “O…hhh, sohh…. aaaahhh…. ooohhh….” erangku.
Sebelum saya menyadari apa yang sedang dia lakukan, kedua kakiku sudang diselonjorkan. Dan Kevin mengambil posisi jongkok tepat di atas selangkanganku. Kevin sudah tak sabar lagi rupanya. Tentu saja saya senang melihat kontolku yang diposisikan tepat di depan lubang pembuangannya. Setelah dilumurinya kontolku dengan ludahnya saat dia menghisap dan mengulumi kontolku. Dan dengan sekali dorong, PLOP! Kepala kontolku pun bisa masuk! Kevin segera berusaha serileks mungkin agar kontolku itu mudah masuk. Lalu Kevin menarik pantatnya ke atas lalu didorongkannya kembali dengan perlahan.
Akhirnya kontolku yang cukup besar itupun dapat masuk seluruhnya.
“A…AAARRGGHH1!!” erangku saat Kevin langsung tancap gas dan menggenjot pantatnya tak karuan, begitu kontolku masuk ke lubang pantatnya.
“U….UUUGGHH… OOOHHH…. AAAHHH…. OOOOHHH…. AAAAHHH….” Pantatnya yang montok itu digoyang goyang dan ditarik tancapkan, berirama tetap. Kadang pantatnya ditarik, hhingga kontolku terangkat hampir terlepas dari pantatnya. Kadang dia hunjamkan dengan dalam dalam, hingga kontolku tercancap hingga keseluruh batang kontolku tercengkeram dinding ususnya.
Wajah Kevin meringis-ringis, nampak kecapekan. Napasnya yang memburu serasa habis lari jarak jauh.
“Aa…aaahh… aaahhh… aaahhhh…” desahnya, bibirnya bergetar menahan kenikmatan. Kepala kontolku bergesek-gesek dengan dinding usus Kevin. “A…aaahhh…… ooohhhh…. enakkkk….. aarrgghh….” Keringatnya jatuh menetes-netes ke atas tubuhku yang juga sudah berkeringat.
“A…aahh…..” Aku semakin terangsang melihat kontol Kevin yang tegang berdiri dan terlempar ke samping kanan kiri di atas perutku. Lalu dia meraih tanganku untuk memegangi kontolnya itu dan menyuruhku untuk mengocoknya.
Karena pantat Kevin berkontraksi terus saat kontolnya aku kocok. Saya pun megap-megap, mengambil napas. Rasanya tak tertahankan. Orgasmeku semakin mendekat dengan cepat sekali. Aku terus menahan rasa nikmat itu agar orgasmeku tidak cepat datang. Namun usahaku sia sia, karena rasa nikmat itu begitu hebat mendera sekujur tubuhku, hingga akhirnya tubuhku mengejang dan kelonjotan.
“AAARRRGGGHHHH!!!!!!!” teriakku. CCCRROOTT!!! CCCRROOOTT!!! CCRROOTT!!! Akhirnya saya ngecret juga di dalam lubang pantat Kevin.
“AARRGGHH!!! OOOHH!!!! UUUGGHH!!!! AAAHHH!!!!!” Pejuhku tersembur dan rasanya muncrat muncrat di dalam sana, mengenai dinding dinding usus Kevin. Rasanya cairan itu agak panas saat pejuh itu muncrat. Tubuhku menggelepar-gelepar dan meronta-ronta. Saat kontolku berdenyut tak karuan, lubang anus Kevin juga ikut berdenyut. Dan denyutan anus Kevin itu pertanda orgasme Kevin Castro akan segera datang juga.
“UUUGGGHHH!!!!!” Kevin mengerang, mendorong pinggulnya ke bawah hingga seluruh kontolku tertancap dan tenggelam. CCRROOTT!!!! CCRROOTT!!! CCCRROOTTT!!! Cairan sperma miliknya pun tersemprot ke perut, dada dan sebagian ke leherku. Dengan cepat, pejuh Kevin yang terasa hangat di kulit perutku itu memenuhi perutku.

“AARRGGHH!! OOOHH!!!! UUUGGHH!!!! AAAHH1!!” Kontolnya berdenyut-denyut dan setiap denyutannya dapat kurasakan dengan sangat jelas di genggaman tanganku. Aaahhh, sunguh erotis sekali. CCCROOTT!!! CCCRROOTT!!!!
Kevin menjatuhkan tubuhnya ke atas tubuhku. Dadanya yang besar dan keras menimpa dadaku. Putingnya yang keras terasa menggesek-gesek putingku. Kami hanya berbaring di situ selama bermenit-menit sambil bernapas terengah-engah. Pejuh kami mengotori lantai studio, becek di mana-mana. Saat kami berdua pulih, Kevin bangkit dan menciumiku lagi. “Thanx,” katanya. ku Ketahuan

Entah mengapa aku menjadi gagu saat membuka email. Sejak cerita berjudul DOMPET, banyak teman yang mengirimku email. Aku jadi serba salah saat harus membalas email yang memang beragam inginnya. Ada yang sekedar memberikan komentar, yang mau kenalan, yang minta no HP, ada yang ingin ketemuan, bahkan tidak sedikit yang menanyakan ciri-ciri fisikku, ukuran penisku, gayaku bercinta dengan istriku, dan lain-lain.

Aku mungkin kaget dengan keadaan yang tidak kubayangkan sebelumnya, karena memang alasanku semula mengirim cerita, hanya ingin agar traumaku yang sejak kecil kupendam, bisa sedikit kubagi. Tidak mungkin aku cerita tentang apa yang kualami kepada sembarang orang, bahkan pada sahabat terdekatku sekalipun, karena menurutku, dengan membuka aibku kepada seseorang, berarti aku sudah menggadaikan hidupku padanya, dan aku tidak mau itu. Pikirku, dengan bercerita di dunia maya, maka aku bisa seekspresif mungkin. Aku tidak harus takut akan dihujat, dihina, dicemooh, bahkan dijauhi, karena toh tidak ada yang tahu sedikitpun tentang aku.

Aku bingung saat harus menjawab email yang intinya mengajak ketemuan. Di satu sisi, tidak mau mengecewakan yang telah mencurahkan energinya untuk mengirimku email, tetapi aku belum siap untuk membuka diri. Terlalu banyak yang harus dipertaruhkan jika sampai ada yang tahu. Akhirnya aku hanya bisa sedikit membatasi diri. Namun kejadian selanjutnya sungguh membuatku shock berat dan tidak kubayangkan sebelumnya.

Jika biasanya langsung kuhapus semua file begitu yakin ceritaku terkirim, namun setelah mengirim "Antara Dua Rasa", tidak kuhapus karena akan kukirim ke teman-teman yang tidak sedikit minta kiriman ceritaku. Namun ternyata aku masih manusia, yang jauh dari alpa.

*****

Setelah dari warnet, hari itu aku ke kampus. Kuliah ekstensi-Filsafat, yang dulu menjadi pilihan keduaku ketika lulus SMA, setelah Teknik Sipil, akhirnya bisa kuambil.

"Hafidz..! Naah, kebetulan ketemu. Tinggal kamu yang belum mengumpulkan tugas syarat ujian. Tak tunggu sampai sore ini yaa!"

Tepukan di bahuku mengejutkanku di tengah sibuknya aku mengisi segala persyaratan ujian. Aahh, aab Saddam (begitu biasa saya menyebutnya karena selain asalnya dari Irak, kumisnya yang melintang menambah tepat julukan itu).

"Iyaa.. Pak, maaf. Banyak kerjaan. Nanti kukirim tugasnya!"

Aku gugup, merasa bersalah, kenapa tidak sekalian ketika di warnet tadi. Namun sebelum beliau menjauh, aku baru ingat bahwa aku telah menyimpan tugas itu di disket, dan aku ingat betul tadi kumasukkan dalam tasku. Bergegas kuambil disket dan mengejarnya. Sambil berbasa-basi aku menyerahkannya.

Dua hari aku disibukkan dengan proyek kantor, sampai saat menjelang malam saat tiba di rumah, istriku memberikan pesan dari aab Saddam yang katanya siangnya ke rumah. Aku berpikir keras, ada apa? Kubaca pesannya sekali lagi. Yaah.. Hanya sebuah alamat dan sepenggal tulisan, "Harap datang!".

Aku masih belum bisa menebak apa gerangan, bahkan sampai ketika kupencet bel kontrakan bercat krem, sebagaimana alamat tertera. Dengan senyum mengembang, aab Saddam mempersilakanku masuk. Aku masih bingung.

"Aahh, ceritamu bagus, Dj-Paijo!"

Plaak. Seolah tamparan keras telah mengahantamku. Spontan aku gemetaran saat nama samaranku disebut. Wuiihh, disket itu. Aku baru sadar bahwa aku telah salah menyerahkan disket. Aku bengong. Keringat dingin mulai mengucur.

"Maaf, jika membuatmu salah tingkah. Buatku bukan apa-apa, dan aku tahu perasaanmu!"

Sentuhan aab Saddam mengejutkan keterpakuanku. Aku mencoba menepisnya, namun aku benar-benar di batas kebimbangan..

"Perlu kau ketahui, aku mengikuti setiap ceritamu, Dj. Bayangkan, dari bulan April, aku begitu terobsesi dengan sosok yang ternyata adalah salah satu mahasiswaku, ha-ha-ha"

Aku menyengir mencoba mengimbangi tawanya. Entah mengapa aku mulai sedikit lega setelah mendengar pengakuannya.

"Kau pasti tahu Mr.DOT, kan?".

Aahh, iyaa. Sosok itulah yang paling sering mengirimku email yang isinya berbau cabul. Diakah?

"Tanpa kejadian inipun aku sudah sangat terobsesi denganmu, Dj. Setiap kau tidak masuk kelasku, kuliahku jadi hambar. Tapi kini, kuharap kau ngerti dan sedikit mau berbagi!"

Aab Saddam semakin berani merajuk. Aku menggeleng, mencoba meminta pengertiannya. Tapi justru dia semakin penasaran.

"Bukan tipeku pemaksa, Dj, tapi aku ingin kau ngerti, please! Aku benar-benar ingin lebih darimu"

Aku semakin serba salah. Aab Saddam yang semula begitu kuhormati, kini seolah monster yang siap melahapku. Rasa tidak enakku sudah terkalahkan dengan ketidakberdayaanku. Aku hanya terdiam, pasrah.

"Istrimu, keluargamu, dan yang mengenalmu tentu belum tahu sebenarnya, kan? Dan aku juga yakin kau belum siap untuk diketahui. So.. Gimana?"

Nada yang begitu sopan dan lirih, justru telah mengulitiku habis. Sangat berkesan memaksa. Aku semakin membisu, ketika tangannya menyentuh wajahku. Ketidaksiapanku akan terbongkarnya rahasiaku, membuat semakin leluasa tangannya meraih apapun yang ingin disentuhnya di diriku. Aku berpikir keras dan tidak mau kalah sebelum perang. Akal sehatku berputar, mencoba menemukan apa yang bisa kuperbuat. Ahaa.. Akhirnya aku mendapatkan ide cemerlang.

Lumatan bibirnya yang semula kurasakan hambar, kubalas jauh lebih ganas. Aku harus benar-benar berakting. Kugigit bibirnya, dia mengaduh, namun aku tetap mengganas. Meski terganggu dengan kumisnya yang melintang tebal, namun aku harus. Bahkan kini aku yang mengambil inisiatif, harus membuatnya terlena. Kutarik paksa kaosnya, nyaris robek. Meski sudah menduga sebelumnya namun aku sempat terkejut juga dengan apa yang di depanku. Darah Iraknya membuat hampir semua badannya di tumbuhi rambut. Sangat lebat. Aku tak peduli. Kupagut semua yang menempel di dadanya. Dua putingnya kulumat dan kugigit.

Dia meraung, mendekapku erat. Tangannya ganas mencopot bajuku, sehingga tak seberapa lama, semua yang kupakai sudah direnggutnya. Aku pun berbuat yang sama. Kutarik paksa celana dalamnya yang masih tersisa, dan aah... aku sempat ngeri melihat betapa panjang dan besar penisnya. Bayangan betapa wibawanya dia ketika sedang di kelas yang begitu rapi, berdasi, sepatu, rambut klimis suara berat, badan kekar hilang sudah. Ahh sudah kepalang.

Dia menindihku, garang. Aku kelabakan menahan nafas saat mulutku dibungkam dengan mulutnya. Belum lagi gairah yang membubung di ubun-ubun seiring dengan permainan tangannya di penisku. Dijilatinya hampir sekujur tubuhku. Bahkan anusku yang aku sendiri jijik membayangkannya, tak luput dari jilatannya. Aku mendesah-desah ketika sensasi luar biasa kurasakan, setiap lidahnya menusuk-nusuk anusku. Aku rancap penisku seiring permainan gilanya. Aku mengerang, bahkan sedikit kudramatisir berharap agar dia semakin memuncak, bernafsu dan lupa diri.

Ketika mulutnya menemukan penisku, kuhentikkan aksiku. Kuajukan syarat, agar dia mau ditutup matanya. Benar dugaanku, hasrat membaranya tidak lagi bisa membaca apa mauku. Dengan ganas dilumatnya penisku. Aku semakin mengerang. Aku berdiri, masih dengan mendesah kumaju-mundurkan pantatku. Semakin ganas melumatku. Rasa nikmat yang ditawarkan masih menyadarkanku untuk mengambil ponsel kameraku. Kubidik dengan pas setiap aksinya melumat penisku. Kujambak rambutnya dan kutengadahkan wajahnya agar aku bisa membidik tepat wajahnya. Kuambil pose terbagus saat dia menjilati penisku. Aku mendesah penuh kemenangan. Kukembalikan ponselku, dan kunikmati permainan.

Kubuka tutup matanya. Kuraih penisnya yang sudah sangat tegang. Rasa mual yang pernah hadir ketika harus mengulum penis, kulupakan, demi hebatnya aktingku. Dia mulai meraung, ketika semakin kupercepat mulutku. Tadinya aku hendak menyerahkan anusku yang memang sampai sekarang belum pernah termasuki penis. Namun untungnya dia sudah tidak tahan. Dia meraung semakin keras. Aku yakin geloranya sudah memuncak. Dipegangya kepalaku dengan kuat. Tapi aku tidak mau spermanya muncrat di mulut. Dengan cepat pula kucabut mulutku, dan kuraih penisnya. Kubanting dia, dan mulai kubisikkan berbagai kata di kupingnya yang bisa memacu laju spermanya. Sambil kurancap, kugigit berkali-kali kupingnya, dan akhirnya dia meraung panjang, ketika kurasakan spermanya muncrat membasahi perutku. Didekapnya tubuhku erat, seolah tidak hendak dilepasnya. Aku tersenyum. Ah, satu-satu.

Aku sudah hendak beranjak, saat dia terbaring lemas. Namun ternyata dia menuntut agar bisa melihat bagaimana wajahku ketika spermaku muntah. Tanpa pikir panjang, aku berdiri. Kusodorkan penisku ke mulutnya. Sambil berjongkok, dia terus menatap wajahku. Aku meringis, merem melek, menelan ludah, mendesah dan banyak lagi aksi wajahku yang menggambarkan saat hasratku menegang. Dia semakin mempercepat aksinya. Aku mulai mengejang. Kurasakan spermaku sudah di ujung tanduk untuk dimuncratkan. Kucabut penisku dari mulutnya. Kurancap kencang di depan wajahnya, sambil mendesah keras kumuncratkan spermaku ke wajahnya. Belum habis spermaku muncrat, dia kulum penisku. Kusodokkan muncratan terakhir spermaku ke mulutnya, penuh dengan bahagia. Aku tak peduli ketika dia telan spermaku.

Lebih dua jam kami habiskan berdua, dan banyak hal yang dimauninya. Aku tahu banyak darinya bahwa di negaranya, dia tidak pernah mendapatkan kenikmatan yang diingininya. Dia hanya bisa merancap diri sambil membayangkan lelaki pujaannya, tidak lebih dari itu. Namun, setelah 2 tahun di Jogja, dia mula menemukan keasyikkan baru yang semula hanya sebuah angan, dan aku bisa membayangkan bagamana bergairahnya dia setiap melampiaskan hasrat terpendamnya.

Belum hilang rasa capekku, dia kembali mencoba menaikkan gairahku lagi. Sebenarnya aku tidak mau lagi, karena malamnya aku harus melayani istriku yang sudah 4 hari tidak kukabulkan hasratnya. Namun karena aku belum yakin akan keberhasilan jepretanku, maka aku hanya mengangguk dan mengangguk, karena memang aku belum tahu hasil jepretanku sebagai senjata tandingannya.

Kami kembali bergumul, untuk kesekian kalinya, dan aku tidak tahu entah berapa kali aku harus bisa berbaik-baik dengannya, dan entah untuk berapa lama. Namun aku berharap semoga hasil jepretanku akan baik, dan bisa dijadikan senjata tandingan.

 

Simpanan Mama

Mamaku itu memang hebat. Di usianya yang sudah kepala lima dia masih tetap cantik dan sexy. Di pekerjaanpun ia tetap paten. Karirnya melesat terus. Jabatannya kini sudah wakil direktur di perusahaan tempatnya bekerja. Karena hidup dengan Mama sejahtera, maka aku memilih untuk tinggal bersamanya sejak ia bercerai dengan Papaku setahun yang lalu.

Papaku yang cuma bekerja sebagai pegawai rendahan, mana bisa memenuhi kebutuhanku yang doyan hura-hura. Jangankan membelikanku mobil, sepeda motor aja Papa enggak bisa. Dua orang adikku juga memilih tinggal bersama Mama. Sama sepertiku, mereka juga doyan hura-hura. Ngabisin duit Mama yang aku enggak tahu gimana caranya, selalu saja ada. Apa yang kami minta selalu bisa dipenuhinya.

Namaku Tomi. Semester enam fakultas ekonomi di sebuah perguruan tinggi swasta yang beken di Jakarta. Adikku Mimi. Juga kuliah di fakultas ekonomi satu kampus denganku. Tapi dia masih duduk di semester dua. Adikku yang paling kecil, Toni. Dia masih kelas tiga SMU.

Dari kecil selalu hidup bergelimang harta, dari penghasilan Mamaku, membuat kehidupan glamour sangat melekat pada diri kami. Masing-masing kami dibelikan Mama mobil sebagai alat transportasi. Uang jajan tak pernah kurang. Karena itu aku dan adik-adikku tak pernah protes dengan apapun yang dikerjakan oleh Mamaku. Aku dan adik-adikku selalu kompak membela Mama. Termasuk saat bercerai dengan Papa. Padahal sebab perceraian kedua orangtuaku itu adalah jelas-jelas karena kesalahan Mama. Papa menangkap basah Mama sedang pesta sex dengan tiga orang gigolo muda di hotel!

Meski begitu, aku dan adik-adikku tetap aja kompak membela Mama. Soalnya belain Papa juga enggak ada untungnya. Lagian kelakuanku dan adik-adikku juga enggak beda-beda amat sama Mama. Aku dan Toni pernah bawa perek ke rumah. Si Mimi tahu tentang hal itu dan dia sih santai-santai aja. Soalnya dia juga sering bawa cowok ganteng ke kamarnya.

Setelah bercerai, rumah kami yang megah jadi seperti rumah bordil aja deh. Mama, aku, Mimi, dan Toni, rutin bawa partner sex kemari. Karena kami sama gilanya, jadi asyik. Kalau waktu ada Papa enggak asyik. Papa suka rese. Meski tak bisa memarahi kelakukan binal anak-anaknya, tapi Papa suka ngomel atau ngasih nasehat. Huh, menyebalkan aja Papaku itu.

Dari banyak cowok, si Willy yang paling sering dibawa Mama ke rumah. Dia tuh, kayak suami baru Mama aja jadinya. Hampir tiap hari dia ada di rumah. Paling kalau Mama lagi bosen dan ingin cari variasi pasangan lain, barulah dia ngibrit dari rumahku, balik ke kostnya.

Karena seringnya si Willy di rumah, aku dan adik-adikku jadi akrab dengan dia. Apalagi usianya enggak jauh dariku. Dia juga masih kuliah. Umurnya hanya lebih tua dua tahun dariku. Obrolan kami nyambung. Tentang apa saja. Otomotif, sport, musik, dan pasti ngesex. Hehe. Bisa dibilang, si Willy ini piaraan Mama. Segala biaya hidupnya, Mamaku yang nanggung.

Si Mimi paling senang dengan keberadaan Willy di rumah. Piaraan Mama itu dimanfaatinnya juga buat muasin nafsunya yang binal.

"Habisnya si Willy itu ganteng banget sih. Macho. Mana bodinya oke banget lagi. Belum lagi kontolnya. Gede banget Tom. Ngesexnya gila-gilaan. Pantes aja Mama paling demen ama dia dibandingin ama gigolonya yang lain," kata Mimi padaku suatu hari. Dasar nakal. Dasar maniak tuh si Mimi.

Mendengar cerita si Mimi tentang kontolnya si Willy membuatku penasaran juga. Eits. Jangan salah sangka dulu men. Aku bukan gay. Jelas-jelas aku cowok straight. Cuman, dengar ukuran kontol orang sampai 28 sentimeter kan jelas bikin penasaran. Jangankan aku, cowok lain pasti juga penasaran. Gila aja kontol bisa segede itu!

Selama ini kupikir kontolku sudah paling gede. Panjangnya sekitar delapan belas senti. Susah-susah lho, cari kontol sepanjang punyaku ini di Indonesia. Ternyata punya si Willy malah lebih gila. sampai 28 senti men, selisih sepuluh senti dari punyaku. Ambil penggarisan deh, liat dari titik 0 senti sampai 28 senti, panjang banget kan ukuran segitu.

Meski penasaran, enggak mungkin kan aku permisi ke dia buat liat kontolnya. Gila aja. enggak usah ya. Pernah kepikiran buatku untuk ngintip dia saat ngentot dengan Mamaku atau si Mimi. Tapi males ah. Ngapain juga ngeliat saudara kandung sendiri ngentot. enggak ada seru-serunya. Entar aku jadi incest lagi. Bikin berabe aja.

Namun, yang namanya rezeki memang enggak kemana. Waktu itu malem hari. Hampir dini hari malah. Aku baru pulang. Biasalah, ngabis-ngabisin duit Mama. Semua orang sudah tidur kayaknya. Kerongkonganku rasanya kering banget. Haus. Aku langsung ke dapur, ingin ngambil minuman dari lemari es.

Pas aku nyampe di dapur aku terkesima. Kulihat Mama sedang berbaring telentang di atas meja makan kami. Pakaian atasannya terbuka memamerkan buah dadanya yang masih kencang dan besar. Sementara bagian bawah tubuhnya tak menggenakan penutup apa-apa. Sekitar memeknya yang penuh jembut lebat kulihat belepotan cairan putih kental sampai ke perutnya. Banyak banget. Mama tak sadar dengan kehadiranku, karena saat itu ia sedang memejamkan matanya sambil mendesah-desah.

"Ngg.. Enak banget Will," katanya dengan suara mendesis. Rupanya dia baru aja dientot sama si Willy di atas meja makan itu.

Aku segera mengalihkan tatapanku dari tubuh Mamaku yang mengangkang itu. Entah kenapa, kok aku rasakan aku kayaknya terangsang. Bisa berabe nih. Pandanganku kualihkan ke lemari es. Saat menatap ke arah sana aku kembali kaget. Disana berdiri si Willy. Dia tak menggenakan pakaian apapun menutupi tubuhnya. Badannya yang tinggi dan kekar berotot itu polos. Dia sedang menenggak coca cola dari botol.

Mataku langsung menatap ke arah kontolnya. Gila men. Si Mimi enggak bohong. Di selangkangannya kulihat sebatang kontol dengan ukuran luar biasa. Sedang mengacung tegak ke atas mengkilap karena belepotan spermanya sendiri kayaknya. Batangnya gemuk, segemuk botol coca cola yang sedang dipegangnya. Panjang banget. Kepala kontolnya yang kemerahan seperti jamur melewati pusarnya. Batang gemuk itu penuh urat-urat. Aku sampai melotot melihatnya. Kupandangi kontol itu dengan teliti. Ck.. Ck.. Ck.. Sadis.

"Baru pulang Tom?" kata Willy menegurku.

Ia sudah menyadari kehadiranku rupanya. Aku segera menolehkan pandanganku dari kontolnya. Gawat kalau ia tahu aku sedang serius mengamati detil kontolnya itu.

"He eh. Iya," sahutku sambil mengangguk.

Untung saja lampu di dapur itu bernyala redup. kalau terang benderang, pasti Willy bisa mengetahui kalau wajahku sedang bersemu merah saat itu. Malu.

Mamaku yang sedang berbaring lemas diatas meja makan tiba-tiba melompat bangun. Ia sibuk mencari-cari roknya untuk menutupi bagian bawah tubuhnya yang terbuka.

"Eh, Tomi. sudah lama kau datang?" kata Mama dengan ekspresi malu.
"Baru aja ma," sahutku.

Aku beraksi seperti tidak terjadi apa-apa disitu. Segera kuambil minuman dingin dari lemari es. Tubuh Willy yang berkeringat tepat disampingku. Saat mataku melirik ke arah dalam lemari es, mencari minuman, kusempatkan untuk melirik sekali lagi ke arah batang kontol Willy. Kali ini aku bisa melihatnya lebih jelas. Karena ada bantuan penerangan dari lampu lemari es. Gila! Bagus banget bentuk kontolnya, pikirku.

Setelah mendpatkan minuman dingin, aku segera meninggalkan dapur. Tinggallah Mamaku dan Willy disana. Aku tak tahu apakah mereka masih melanjutkan lagi permainan cabul mereka atau tidak. Yang pasti sepanjang jalan menuju kamarku, pikiranku dipenuhi dengan kontol si Willy yang luar biasa itu.

"Gila! Gila!" rutukku dalam hati.

Kok aku bisa mikirin kontol punya cowok lain sih? Ada apa denganku ini? Rasanya malam itu aku susah untuk tidur. Setelah membalik-balikkan badan beratus kali di atas ranjangku yang empuk, barulah aku bisa tertidur. Itupun setelah jarum jam menunjukkan pukul empat pagi. Sebentar lagi pagi menjelang.

Berjumpa dengan Willy keesokan harinya aku jadi rada-rada grogi. Entah kenapa. Mataku jadi suka mencuri pandang ke arah selangkangannya. Aku jadi menyadari, kalau ternyata saat selangkangannya ditutupi celana seperti itu, ukuran tonjolan diselangkangan itu, memang beda dengan punyaku. Jauh lebih menonjol kayaknya. Gila! Gila! Rutukku lagi dalam hati. Kok aku jadi mikirin itu aja sih?!

Si Willy sih enggak ada perubahan. Ia tetap cuek aja seperti biasanya. Ia tak merasa ada yang aneh dengan kejadian semalam. Sepertinya ia tak perduli kalao aku memergokinya telanjang bulat bersama Mamaku. Kayaknya, buatnya itu hal yang lumrah saja. Dasar gigolo profesional dia.

Sebulan berlalu. Dan selama rentang waktu itu, aku jadi pengamat selangkangan Willy jadinya. Entah kenapa, aku selalu berharap akan punya kesempatan lagi untuk ngelihat perkakas gigolo itu. Tapi tak juga pernah kesampaian. Sampai suatu hari.
Aku ingin berenang pagi-pagi di kolam renang yang ada di halaman belakang rumahku. Ketika aku sampai di kolam renang mataku langsung menangkap sebuah tontonan cabul. Si Mimi sedang ngentot dengan Willy. Dasar nekat si Mimi. Padahal Mama kan masih ada di kamarnya pagi-pagi begini.

Adikku yang cantik dan sexy itu sedang nungging di tepi kolam renang. Dibelakangnya Willy asyik menggenjot kontolnya dalam lobang vagina adikku itu. Genjotannya liar dan keras. Menghentak-hentak. Tubuh si Mimi sampai terdorong-dorong ke depan karena hentakan itu. Kelihatannya si Mimi keenakan banget. Bibir bawahnya digigit-gigitnya dengan giginya. Ia menggelinjang-gelinjang sambil merem melek menikmati hajaran kontol Willy yang luar biasa itu di memeknya.

Aku terangsang hebat. Celana renang segitiga yang kukenakan, tak lagi bisa menampung kontolku yang membengkak. Aku tak tahu. Aku terangsang karena apa? Apakah karena melihat persetubuhan mereka, atau karena serius mengamati kontol besar Willy yang keluar masuk vagina si Mimi itu. Entahlah.

Tanganku langsung mengocok batang kontolku yang sudah kukeluarkan dari celana renangku. Kukocok sekuat tenaga. Cepat. Aku ingin segera menumpahkan spermaku.

"Eh, Tom. Ngapain luh?" tiba-tiba kudengar suara Mimi menegurku.

Mataku yang sedang merem melek langsung menatapnya. Kulihat ia menolehkan wajahnya yang cantik memandangku yang sedang berdiri mengangang sambil ngocok. Willy tersenyum memandangku. Mereka tak menghentikan permainan mereka.

"memang lo enggak bisa liat, gue lagi ngapain," jawabku cuek. Willy tertawa kecil mendengar jawabanku.
"Gila lo," kata Mimi. Setelah itu ia kembali asyik menikmati genjotan Willy.

Akhirnya akupun orgasme sambil memandangi Mimi dan Willy yang terus bercinta. Tak lama setelah itu si Willy yang orgasme di mulut Mimi. Sebelum spermanya sempat mencelat dari lobang kencingnya, Willy menyempatkan menyabut kontolnya yang gemuk dan panjang itu dari vagina Mimi. Lalu disuruhnya Mimi membuka mulutnya lebar-lebar menyambut tumpahan sperma Willy yang deras. Aku benar-benar terbius birahi melihat detik-detik Willy menumpahkan spermanya di mulut adikku itu. Entah kenapa nafsuku terasa menggelegak melihat kontol itu menyemburkan spermanya yang deras berulang-ulang. Kupelototi setiap detik orgasme Willy itu tanpa berkedip sama sekali. Aku tak ingin kehilangan momen yang indah itu sedetikpun.

"Gila lo. Adik sendiri ngentot ditonton," kata Mimi padaku.

Saat itu kami bertiga berbaring di tepi kolam renang kelelahan. Kalau orang melihat kami saat itu, mereka tidak mengetahui kalau kami baru saja orgasme tadi. Yang melihat pasti hanya mengira kami sedang berjemur menikmati cahaya matahari di tepi kolam renang.

"Habisnya elo berdua sama gilanya sih. Masak pagi-pagi ngentot disini. Ketahuan Mama gimana?" sahutku.
"Cuek. Mama enggak bakalan bangun. Sebelum ngentotin gua, Mama habis dihajar sama si Willy. Jadi Mama pasti sedang ngorok kecapaian," jawab Mimi yakin.
"Benar Wil?" tanyaku.
"Yap," sahut Willy singkat.

Dasar si Willy. Habis ngentot dengan Mama, masih sanggup ngentoti si Mimi sebinal tadi. Benar-benar profesional nih cowok, pikirku. Itu pengalaman keduaku melihat kontol si Willy. Seru? Belum! Ada pengalaman berikutnya yang lebih seru dari itu.

Dua minggu kemudian. Aku baru bangun tidur siang. Sekitar jam tiga sore. Waktu itu hari Rabu, aku enggak ada kelas. Karena itu biasanya habis tidur siang, sorenya aku latihan tenis. Kuubek-ubek kamarku, tapi tak kutemukan dimana raket tenisku berada. Jangan-jangan dipinjam si Toni, pikirku. Adik bungsuku itu memang doyan banget minjem barang-barangku tanpa permisi.

Aku segera menuju kamarnya yang terletak di pavilyun samping bangunan utama rumah kami. Toni memang sengaja diberikan kamar disitu. Maklum ABG. Dia doyan nge-Band bareng temannya. Daripada ribut dengar suara alat musik yang dimainkannya bareng-bareng temannya maka lebih aman meletakkannya disitu. Jadi suaranya tidak terlalu keras terdengar di dalam rumah. Mending suara musik yang dimainkan asyik di dengar kuping. Ini malah musik yang enggak jelas juntrungannya. Metal yang enggak mutu. Ups, jangan salah sangka lagi. Aku bukan anti metal. Aku doyan metal. Tapi metal yang enggak dimaenin sama Toni dan teman-temannya. He.. he..

Pintu kamar Toni tertutup rapat. Juga gorden jendelanya. Tumben. Pikirku. Jarang-jarang gorden kamarnya ditutup. Paling juga kalau sudah malem kalau dia tidur. Dari kamarnya terdengar hingar bingar musik metal dari tape. Si Toni berarti ada di kamar, pikirku. Kugenggam gerendel pintu, kuputar. Tak terkunci. Kubuka pintu dan langsung melongokkan wajahku ke kamarnya. Aku sudah bersiap-siap untuk ngomel ke dia.

"Toni! sudah berapa kali gue bilang, jangan ambil barang-barang gue seenaknya.. Hahh?!!," kata-kataku terhenti segera.

Mulutku menganga, tenggorokanku rasanya tercekat. Mataku melotot melihat peristiwa yang terjadi dalam kamar Toni.
Adikku itu sedang bermain cinta di kamarnya. Tubuhnya telentang di atas ranjang. Pakaian sekolahnya belum terlepas seluruhnya. Hanya resleting celananya saja yang terbuka lebar. Kontolnya yang nongol dari celah resleting itu, ngaceng total sedang dikulum oleh seseorang yang sedang menungging dalam posisi berlawanan arah dengan Toni di atas tubuhnya.

Aku sih sudah tahu kalau kelakuan adikku yang masih ABG ini sama bejatnya seperti aku. Aku sudah sangat tahu kalau dia doyan ngesex dengan orang lain. Harusnya aku tak perlu kaget melihatnya sedang in action seperti ini. Tapi gimana aku enggak kaget kali ini, yang kulihat saat ini sangat tidak biasa. Toni maen kulum-kuluman kontol bukan dengan cewek. Tapi dengan cowok men. Dan cowok yang sedang mengulum kontolnya itu adalah si Willy! Shit!

Si Tonipun edan. Masak mulutnya juga ngulum kontol si Willy? Ngawur! Yang benar aja, kontol gede si Willy itu dikuluminya dengan penuh nafsu seperti ngulum permen lolipop saja. Toni kulihat salah tingkah setelah menyadari kehadiranku. Buru-buru dilepaskannya kontol si Willy dari mulutnya. Ia segera bangkit dan membereskan celananya. Sementara si Willy kulihat tenang-tenang saja.

"Ngapain Tom? Masuk kamar gue kok enggak ngetuk pintu dulu," kata Toni terlihat kurang suka padaku.
"Memang elo pernah ngetuk pintu kalau masuk kamar gua?" sahutku. Kupandangi keduanya dengan tatapan tajam. Willy kulihat tersenyum padaku.
"Hai Tom," katanya melambaikan tangan seperti tak ada apa-apa.
"Ngapain elo berdua?" kataku dingin.
"Enggak ngapa-ngapain. Mau ngapain elo?" sahut Toni masih salah tingkah.
"Enggak ngapa-ngapain?! Jelas-jelas mata gua ngelihat elo berdua sedang emut-emutan kontol kok elo bisa ngomong enggak ngapa-ngapain. Elo homo?!" kataku.
"Siapa yang homo? Enak aja!" kata Toni protes.
"Kalau bukan homo, apa namanya cowok sama cowok emut-emutan kontol begitu? Nah elo, kok elo bisa..," kataku pada Willy.

Kalimatku tak kusambung. Aku menatap bingung padanya.

"Sante aja men. Ini hal yang biasa kok," sahut Willy tanpa beban.
"Biasa??!" tanyaku bingung. Dahiku mengernyit.
"Iya. Gue sama Toni kebetulan lagi sama-sama horny. enggak ada pelampiasan, ya sudah, kenapa kita enggak maen berdua aja. Toh tujuannya cuman untuk melampiaskan birahi doang. Maen sama cewek juga emut-emutan kan. Gua punya mulut, Toni punya mulut, kan bisa dipake untuk ngemut. Hasilnya tetap sama kok," sahut Willy tenang.

Gigolo ganteng itu benar-benar tenang luar biasa. Sepertinya apa yang dilakukannya bersama Toni itu bukan hal yang aneh. Aku jadi terkesima mendengar jawabannya. Toni kulihat mengangguk-angguk mendengar kata-kata Willy. Duduk dengan seragam SMUnya diatas ranjang, adik bungsuku itu tak berkata apa-apa.

"Gua enggak ngerti deh. Gua yang gila atau elo berdua yang gila," kataku.
"Enggak ada yang gila Tom. Apa gue pernah ngatain elo gila karena elo suka mandangin kontol gua? enggak pernah kan?"
"Maksud elo?"
"Jangan pura-pura bego. Gue tahu kok elo suka curi-curi pandang lihat tonjolan di selangkangan gue. Apalagi kalau pas gue telanjang bulat. Mata elo kan sampai melotot ngelihat adik gue ini kan," kata Willy.

Ia menggoyang-goyangkan kontolnya yang sudah lemas. Memamerkannya padaku. Aku tak tahu mau bilang apa lagi. Tak kusangka Willy mengetahui kalau aku selalu memperhatikan perkakasnya selama ini.

"Sudahlah. Sekarang elo mau berdiri terus disitu sambil ngelihatin kita sekaligus melototin kontol gue, atau mau ikutan bareng kita menikmati anugerah yang kita miliki. Tom kita harus bersyukur lo, kita bertiga kan dianugerahi kontol yang punya ukuran diatas rata-rata. enggak banyak lo orang yang dianugerahi hal beginian," kata Willy.

Benar yang dikatakan Willy. Kami bertiga memang punya ukuran kontol yang diatas rata-rata. Adikku si Tony kulihat juga punya kontol yang gede. Ukurannya enggak jauh-jauh dengan ukuranku.

Akal sehatku sirna. Aku yang memang sudah cukup lama tergoda dengan kontol si Willy akhirnya pasrah saja saat Willy dan Toni membimbingku ke arah ranjang. Kubiarkan saja mereka mempreteli seluruh pakaianku. Kami bertiga telanjang bulat di dalam kamar Toni.

Willy memberikan penghormatan khusus padaku. Rasa penasaranku pada kontolnya yang gede itu dipuaskan olehnya. Willy mengangkangi leherku saat aku berbaring telentang di atas ranjang. Kontolnya yang besar ditampar-tamparkannya ke pipiku. Birahiku menggelegak. Pertama kali seumur hidupku aku diperlakukan seperti ini. Saking menggelegaknya birahiku akhirnya apa yang tak pernah terpikirkan selama ini dibenakku kulakukan. Kukulum kontol Willy sepuas-puasnya. Aku menggila. Seperti anjing ketemu tulang, kulahap kontol Willy. Aku tak ubahnya Mamaku dan Mimi yang tergila-gila pada kontol gigolo ganteng ini.

Rupanya Tonipun sama tergila-gilanya seperti aku. Ia berebutan denganku mengerjai kontol besar si Willy. Seringkali kudorong wajah ganteng adikku yang masih abg itu menjauhi kontol Willy, karena aku sudah tak sabar ingin memasukkan batang gede itu dalam mulutku. kalau sudah gitu, Toni cuman bisa bersungut-sungut padaku. Aku cuek aja. Sementara Willy tertawa melihat kami berebutan kontolnya seperti itu.

"Kalian sekeluarga sama binalnya deh," komentarnya.

Ia pasti teringat pada Mama dan Mimi saat mengoral kontolnya. Pasti sama maniaknya seperti aku dan Toni.

Aku jadi terlupa, bahwa aku laki-laki straight. Aku jadi menikmati permainan laki-laki seperti ini. Willy rupanya tak mau melewatkan kontolku dan Toni. Dia segera membalik tubuhnya berlawanan arah denganku. Aku dan Toni sama-sama berbaring telentang bersisian. Mulut kami bergantian mengulum kontol Willy. Sementara Willy yang menungging diatas kami menggilir kontolku dan Toni. Mulutnya ganti berganti mengulum kontolku dan kontol adikku itu. Saat mulutnya di kontolku, tangannya mengocok kontol Toni. Begitu juga sebaliknya.

Sore itu aku tak jadi latihan tenis. Kebetulan Mama belum pulang dari kantor, dan Mimi tak ada di rumah, kami puas-puaskan bermain sex bertiga. Segala apa yang memungkinkan, kami lakukan bertiga. Termasuk juga saling menyodomi satu sama lain. Baby oil yang biasanya digunakan Toni untuk coli, kami gunakan sebagai pelumas agar kontol tak terlalu sulit memasuki lobang pantat. Meski dianal adalah kali pertama buatku, tapi aku ternyata bisa menikmatinya. Diantara rasa sakit dimasuki kontol dalam lobang pantat, aku merasakan juga nikmat yang luar biasa.

Saat sore menjelang, kami segera cabut menuju kost Willy. Kami tak mau terganggu dengan kepulangan Mama dari tempat kerjanya. Pada Mama, Willy menelpon bahwa dia tak menginap di rumah kami malam itu. Ada kerjaan, alasannya pada Mama. Sementara aku dan Toni tak perlu menelpon Mama. Sudah biasa kami tak tidur di rumah. Jadi Mama tak akan merasa aneh. Malam itu kami puas-puaskan bermain cinta bertiga. Tak peduli, bahwa aku dan Toni adalah saudara kandung, kami juga saling menyodomi.

Setelah beberapa kali bersetubuh, akhirnya kami bisa memahami posisi masing-masing. Meskipun kami sama-sama fleksibel saat bercinta, namun Toni lebih suka pada posisi dianal, baik olehku maupun Willy. Sedangkan aku dan Willy suka keduanya, baik dianal dan menganal. Hanya saja aku lebih menikmati dianal oleh Willy daripada oleh Toni. Kontol Willy yang sangat besar sungguh membuatku keenakan. Aku sampai menggelepar-gelepar saat dianalnya.

kalau menganal, aku lebih suka melakukannya pada Toni. Aku sangat suka melihat ekspresi adikku yang sepertinya kesakitan namun terus memaksaku untuk mengentotnya dengan buas. Sedangkan kalau menganal Willy, aku tak menemukan ekspresi itu. Willy sudah sangat profesional dalam hal ini. Ternyata dia adalah gigolo bagi wanita dan laki-laki sekaligus. Saat dientot, ekspresinya hanya penuh kenikmatan saja. Lagipula, lobang pantat Willy tak sesempit lobang pantat si Toni. Lobang pantat Willy sudah mengendor. Dia sudah sering dientot oleh laki-laki lain.

Kami bercinta tiada henti. Willy memberikan kami minuman rahasia miliknya. Minuman yang membuat tenaga kami tak kunjung sirna. Pantas saja tenaga gigolo ini bak kuda liar. Ia punya ramuan rahasia rupanya. Saat kutanyakan pada Willy, apa cairan itu dan darimana ia memperolehnya, gigolo itu tak mau mengatakannya padaku.

"Ini rahasia perusahaan," jawabnya. Aku dan Toni tertawa mendengar jawabannya.

Hari kamis esoknya, harusnya Toni sekolah. Tapi adik bungsuku itu bolos. Aku juga bolos kuliah, pun Willy. Kami seperti mesin sex. Toni tak bosan-bosannya memintaku dan Willy bergantian menghajar lobang pantatnya. Dia benar-benar ketagihan.

"Pantes aja cewek-cewek suka dientot. Enak banget men," komentarnya.

Pantat Toni yang putih dan montok penuh semangat bergerak saat Willy atau aku menyodominya. kalau kupikir-pikir, goyang ngebor Inul, kalah jauh deh dibandingin ngebornya si Toni. Membuatku dan Willy tak kuasa untuk menahan orgasme. Sperma kami tumpah memenuhi lobang pantat adikku itu. Kamar kos Willy semerbak dengan bau sperma dan keringat kami. Bau ini malah semakin membuat kami bernafsu untuk mengentot lagi dan lagi.

Setelah sore, akhirnya kami kembali ke rumah. Dan sejak itu kami menjadi rutin ngesex bertiga. Mencuri-curi kesempatan tanpa sepengetahuan Mama dan Mimi. Apa yang kami lakukan adalah rahasia kami bertiga. Tak perlu orang lain tahu. Termasuk juga cewek-cewek kami. Apalagi Mama dan si Mimi.

Proyek Jembatan


Jembatan Way Arong di daerahku akan direnovasi dan itu berarti aku harus lewat memutar jika ingin berangkat kerja, itu berarti mulai hari ini. Setengah bersungut-sungut aku berangkat ke kantor dan kembali lagi ke rumah sore itu dengan perasaan dongkol. Bagaimana tidak, rumah sewaanku tepat diseberang kali kecil yang akan dibikin jembatan itu, rasanya tanggung sekali kalau harus memutar karena terlalu jauh belum lagi kalau malam hari pasti sepi karena tak ada orang yang akan lewat situ.

Setelah membuka pintu aku masuk ke dalam rumah, membuka baju, lalu mengurus cucianku. Saat aku akan menjemur di belakang rumah, aku mendengar banyak suara-suara. Aku segera menuju samping dan ternyata tepat di tanah kosong samping rumahku sudah dibangun rumah ala kadarnya yang terbuat dari kayu. Setelah aku amati aku mulai paham, rumah itu tempat para pekerja menaruh bahan bangunan dan mungkin sebagai tempat mereka menginap saat malam hari.
Otak homoku segera berputar dan darahku berdesir saat aku membayangkan mereka mungkin menginap di rumah sementara itu. Masih aku melamun tiba-tiba seseorang datang dari arah samping, “Permisi mas,” ujarnya. Aku kaget karena tak siap akan kedatangan seseorang. Aku melihat seseorang yang tingginya kurang lebih 160cm dengan badan berkulit sawo matang dan badan yang kekar, rambutnya klimis dan tampangnya tidak terlalu tampan tapi sangat laki-laki. Ia tidak memakai baju dan hanya mengenakan celana jeans lusuh selutut sehingga dadanya yang kekar dan terbentuk serta perutnya yang berkotak-kotak seakan-akan melambai-lambai ke arahku. Belum lagi banyak bulu-bulu yang tumbuh di perut bawahnya. “Oh ya. Aduh jadi kaget, biasanya nggak ada orang,” kataku. “Iya, kenalkan saya Darno. Begini saya tadi sudah ijin sama pemilik tanah sebelah, karena kebetulan ada proyek perbaikan jembatan jadi kami minta ijin untuk tinggal sementara selama kurang lebih seminggu di tanah sebelah,” “Oh begitu. Ya sudah tinggal aja, yang punya tanah itu juga yang punya rumah ini,” kataku. “Ya terima kasih, sekalian nih mas. Kalau nggak keberatan kita bisa tidak mandi atau cuci baju di sumur belakang ini?” tanyanya.

HAHHHHHH…..!!!! “Apa aku nggak salah denger, MANDI…????!! di sini, disumur belakang rumahku!??!” kataku dalam hati. Ingin rasanya aku berlari dan mencium sumur itu untuk mengucapkan terima kasih, karena mandi disitu berarti semoga telanjang. “Oh ya nggak apa-apa mas, silahkan aja airnya kebetulan banyak dan bersih. Daripada mandi di kali nanti kena gatal-gatal,” kataku berpromosi. “Lagipula disini nggak ada siapa-siapa kecuali saya, jadi ya kalo mo mandi atau nyuci nggak usah risih segala.” Ia hanya tersenyum dan mengangguk, “kalau begitu saya permisi dulu ya mas, nggak enak masih ada kerjaan.” Dan aku masuk dengan hati berdegub-degub kencang menanti yang bakalan terjadi.

Benar saja, sekitar jam 4 sore aku mendengar tali sumurku berbunyi, dan aku cepat-cepat masuk ke kamar belakang yang aku jadikan gudang. Letak jendela kamar belakang tepat disamping sumur sehingga apapun yang terjadi disana pasti terlihat. Seperti sore itu aku melihat ada 4 orang pekerja yang sudah ada disana, mereka bergantian menarik tali sumur dan mandi, tapi aku sedikit kecewa karena tak ada satupun dari mereka yang telanjang, mereka mandi hanya memakai celana pendek.

Kemudian datang 2 orang lagi. Tubuh mereka berdua sama seperti lainnya dan aku mendengar mereka saling menyapa dengan ke 4 pekerja yang sudah ada disana terlebih dahulu dan tanpa basa-basi mereka menurunkan celana pendek mereka hingga kontol mereka terlihat jelas. Darahku mendidih melihat pemandangan itu, kontol 2 kuda jantan ada dihadapanku. Yang satu segera bergabung dengan mereka tanpa ada rasa risih sedikitpun, sementara satunya mencuci celana pendeknya. Aku melihat keempat orang itu sempat melirik ke arah mereka berdua, tapi mungkin ego mereka sesama lelaki membuat mereka akhirnya tidak perduli lagi.

Wah rasanya senang sekali, hari itu lebih dari 20 kontol dengan beragam ukuran bisa aku lihat. Terkadang mereka saling bercanda dengan menyentil batang kontol lainnya, atau ada yang diam-diam menarik jembut temannya yang cukup lebat. Ada yang bercanda dengan mempertontonkan gerakan ngocok kontol, ada juga yang memang ngocok kontolnya betulan, seneng banget melihatnya. Aku tak pernah bosan melihat mereka meski aku hanya jadi pengamat pasif saja.

Namun ada satu yang menarik perhatianku, ada seorang pekerja yang aku kenal bernama Widatmanto, teman-temannya biasanya memanggil dia Wiwit. umurnya sekitar 23 tahun, badannya tegap sekali dengan kulit sawo matang. Tingginya sekitar 160cm dan tidak terlihat terlalu tinggi, dan aku tahu setiap sore dia selalu ngocok diam-diam dan sudah 2 hari ini aku melihat dia sering ngocok kontolnya di pagi dan siang hari saat aku pulang untuk makan siang (terlalu dipaksakan karena aku sesungguhnya ingin ngintip aktifitas sumur siang mereka).

Kalau dia datang pasti kontolnya sudah tegang, ukurannya sekitar 16cm dan gemuk batangnya dengan kepala kontol yang besar. Dia sering menggesek-gesekkan batang kontolnya di tembok sumur yang licin, naik turun dan kadang diputar-putar, lalu biasanya dia mengerang kalau mau ngecrot. Sayangnya dia tidak tinggal disitu jadi aku tidak bisa banyak bicara dengannya.

Siang itu aku sudah mempersiapkan diri dan aku tahu dia pasti datang saat keadaan sepi. Dan tepat sekali, sekitar jam 1 siang dia datang padahal aku hampir saja akan pergi karena jam istirahat kantorku sudah habis. Tiba-tiba dia datang dan setelah tengok kanan kiri untuk memastikan tidak ada orang dia segera mengeluarkan batang kontolnya. Pintu belakang sengaja tidak aku kunci agar saat aku membuka tiba-tiba dia tidak sempat memasukkan kontolnya kembali ke dalam celana.

Pintu belakang aku buka dengan cepat dan aku bergerak keluar. Dia terlihat kaget dan tak siap dengan kehadiranku, namun aku sudah mempersiapkan semuanya dan aku bersikap biasa saja. “Oh maaf ada orang ya.” ujarku. Dia tersenyum canggung dan kontolnya masih menempel di dinding sumur. “Sampean lagi onani ya mas?” tanyaku langsung. Dia tersenyum lagi dan menjawab, “iya mas, aku nggak tahan rasanya pengen ngocok terus.” “Ya udah, terusin aja.” Dia masih malu-malu dan batang kontolnya tetap menempel tanpa bergerak. “Malu ya aku liatin, biasa aja lah mas aku aja biasa ngocok tiap malem.” ujarku. “Apa sampean mau aku bantuin? kalo mau ya masuk, nanti tak kocokin?” kataku semakin berani. Dia terlihat ragu dan aku melihatnya. “Belum pernah dikocokin ya mas, udah nggak usah malu-malu aku nggak bakal bilang siapa-siapa kok.”

Dia akhirnya masuk ke dalam rumah. Baru saja satu kakinya masuk ke dalam rumah, aku sudah memegang batang kontolnya dan menariknya ke dalam. Dia terlihat kaget, tapi aku bergerak cepat dengan menggunakan kakiku aku menutup pintu dan aku segera berlutut lalu mulai mengocok batang kontolnya yang besar dan berurat. Dia masih terlihat malu-malu dan hanya memperhatikanku. Sementara tangan kiriku mengocok batangnya, tangan kananku bergerilya dengan mengelus-elus kedua biji pelernya. Dia mulai mendesah-desah keenakan dan dia mulai menggerak-gerakkan kontolnya yang masih dalam genggamanku.

Kocokanku pada kontolnya semakin kencang dan dia juga mulai semakin aktif gerakannya. Aku hentikan aktifitas tanganku pada kontolnya sejenak dan dia menatapku dengan pandangan tidak setuju. “Sebentar ya,” kataku pelan menjawab ketidaksetujuan matanya. Aku membuka pakaianku satu persatu sampai telanjang bulat, kemudian aku tatap tubuh berototnya yang masih berpakaian lengkap hanya bagian celana lusuhnya saja yang sudah melorot sampai lulut. “Mas buka dong bajunya,” pintaku. Dia terlihat ragu, “Mau diapain mas?” tanyanya kemudian. “Sudah buka aja, pokoknya sampean pasti ngerasa enak,” Tuntutan birahinya yang sedang tinggi membuat dia pasrah dan membuka seluruh pakaiannya sampai bugil. Tubuhnya sangat seksi, tahu sendiri bagaimana bentuk tubuh mereka yang bekerja sebagai tukang atau kuli itu.

Aku berlutut tepat dihadapan kontolnya, kemudian aku elus-elus batang kontolnya yang bener-bener sudah tegang. Aku berniat mempermainkan emosinya dulu baru kemudian aksiku. “Wah nih kontol pasti udah ada yang punya ya?” tanyaku sambil mengelus-elus batang kontolnya dari bawah sampai ke ujung kepala kontol. Dia terlihat geli dan menggeleng, “Belum ada, siapa sih yang naksir aku,” “Tapi kalo kontolnya segede gini pasti banyak yang mau,” ujarku sambil kemudian mengecup lobang kencing di kepala kontolnya dengan bibirku. Aku bisa merasakan gelinjangnya dan tak lama cairan precum keluar meleleh dari lobang kontolnya. Dia tak menjawab pertanyaanku matanya terpejam.

“sudah pernah ngentot belum mas?” tanyaku lagi. Dia membuka matanya dan menatapku, “sudah, hampir tiap hari,” “Wah sama siapa?” kali ini aku bertanya sambil meremas lembut kantong pelernya, dia kembali menggelinjang. Belum sempat dia menjawab, aku menjulurkan lidahku dan menjilati seluruh bagian pinggir topi kepala kontolnya. “Ayo dong mas dijawab,” pintaku sambil meletakkan batang kontolnya di hidungku dan menggesek-gesekkannya, aroma kontolnya sangat khas, dan cairan lengketnya menempel di hidungku membuat suasana semakin seksi.

Dia terengah-engah, mungkin selama ini belum pernah ada yang memperlakukan kontolnya seperti itu. “Sama … sama lonte,” jawab dia akhirnya setelah aku kembali mengecup ujung kepala kontolnya. “Wah sama lonte kan bayar, mendingan sama aku gratis.” kataku. “KAlau sama lonte pasti belum pernah diginiin,” lanjutku kemudian dan setelah berucap itu aku langsung memasukkan batang kontolnya ke mulutku. Dia terlihat kaget dan tubuhnya sedikit tersentak, tapi kedua tanganku memegang pinggangnya sehingga aku bisa konsentrasi pada hisapanku.

Kontolnya yang punya panjang sekitar 16cm dengan diameter sekitar 4,5 cm itu setengahnya masuk ke dalam mulutku. Aku keluarkan lagi kemudian aku masukkan lagi sampai sedikit lebih dalam dari kepala kontolnya dan saat itu aku langsung menghisapnya kuat-kuat. Dia mengerang-erang dan aku merasakan kontolnya berdenyut-denyut, aku tahu dia akan segera ejakulasi sehingga aku buru-buru melepas batang kontolnya dari mulutku. “Kok dilepas?” tanyanya dengan nada sedikit kecewa. “Nanti sampean keburu keluar, kan belum ngentot aku,” Dia menatapku lagi dan kali ini agak lama, “Memangnya mas ini mau aku entot?” “Sama kontol segede ini? mana mungkin aku tolak,” ujarku. Aku kemudian memposisikan diriku dan memintanya mendekat dan menempelkan batang kontolnya di belahan pantatku. “Sampean entot aku ya, sama seperti sampean ngentot lonte-lonte itu,”

Dia langsung mengerti apa yang aku maksud, dia meludah lalu membalurkannya di sekujur batang kontol dan kemudian menempelkan kepala kontolnya di lobang anusku. Dia pasti belum pernah ngentot laki-laki sebelumnya karena dia langsung menekan batang kontolnya sekuat tenaga sehingga aku merasakan bagai disuntik dengan jarum besar saat kepala kontolnya membelah lobang anusku. Dia sama sekali tidak berniat berhenti sebentar untuk memberi kesempatanku bernafas karena dia langsung memasukkan seluruh batang kontolnya yang gede sampai mentok ketika bulu-bulu jembutnya yang sangat tipis karena habis dicukur menempel dikulit pantatku.

Dasar birahinya sudah dipuncak dia langsung memompa anusku dengan kontol besarnya tanpa perduli dengan diriku. Hebatnya dia langsung memompa kontolnya sekuat tenaga, meski terasa sakit sensasi pompaan batang kontolnya membuat rasa nikmat cepat menggantikan rasa sakit sebelumnya. Apalagi saat batang kontolnya hampir amblas semua dia seolah-olah menumbuk diriku sehingga aku bergoyang hebat dan berusaha agar tetap ditempat. Kantong pelernya yang menggelantung panjang juga kerap kali mengenai dan memukul-mukul biji pelerku sehingga terasa sedikit ngilu.

Batang kontol itu terus memompa lobang anusku dan nafasnya semakin menderu kencang. Apalagi saat ujung kepala kontolnya menyentuh sesuatu di dalam lobangku, rasa nikmat semakin terasa. Tak terasa tubuhku diselimuti keringat dingin karena rasa enak yang luar biasa. Aku berusaha untuk bertahan tapi rasa nikmat yang diberikan pekerja dengan nafsu besar dan liar ini membuatku tidak lagi bisa menahannya. Akhirnya pertahananku bobol, tubuhku bergetar dan rasa nikmat yang luar biasa secepat kilat berkumpul dari segala arah dan menyatu diujung lobang kencingku. Aku merasakan denyutan yang cepat dan berkali-kali dalam waktu singkat membuatku mengerang, lalu ….. CROTTTT …CROTTT…CROTTTT Spermaku muncrat berkali-kali sampai membasahi karpet yang ada di bawahku dan sudah sampai berkali-kali denyutan itu berhenti. Lalu sisa spermaku mengucur pelan dari kepala kontolku yang menghadap ke bawah.

Belum sempat aku bernafas, tiba-tiba kedua tangannya memegang bahuku lalu dengan suara yang kuat dia menghujam-hujamkan batang kontolnya, ARGGHHHH … ARRGHHHH… ARGGGHHH kira-kira begitu bunyi erangannya. Aku merasakan sampai lututku seolah bergerak beberapa senti kedepan. Lalu dia membenamkan seluruh batang kontolnya kemudian memutar pinggulnya tak karuan dan mengerang keras … ARGGGGHHHHHHH…. CROTTTTT …CROTT.. CROTTTT Aku merasakan semburan sperma berkali-kali didalam lobang anusku dan aku bisa merasakan betapa banyak semprotan spermanya seolah-olah dia belum pernah mengeluarkannya bertahun-tahun. Sperma yang tak tertampung meleleh keluar dan menjalar pelan dipaha belakangku dan jatuh kelantai.

Dia menjatuhkan kepalanya dipunggungku dengan batang kontol yang masih di dalam lobang pantatku. Aku mendengar dengusan nafasnya yang cepat, aku tahu dia sedang mengatur kembali nafasnya. Aku tersenyum puas akan kenikmatan yang kurasakan dan yang dia berikan baru saja.

Hari itu tidak seperti biasa karena ada pekerjaan aku pulang sekitar jam 17.30. Masuk rumah dan hanya mengenakan kaus dalam serta celana panjang seragam kantor aku bergegas ke belakang untuk mengangkat jemuranku tadi pagi. Saat aku di dapur aku mendengar suara orang mandi. Biasanya jam segini sudah tidak ada yang mandi lagi, jadi aku intip dari jendela dan ternyata ada 3 orang yang sedang mandi dan mencuci pakaian termasuk Wiwit yang kemarin ngentot denganku.

Melihat Wiwit sedang mandi telanjang dan kontol gagahnya yang berhasil memberiku kepuasaan, kontolku segera bereaksi lagi. Aku segera melepas celana panjang serta kaus dalamku dan hanya mengenakan celana dalam usang yang agak longgar. Maksudnya ingin menggoda Wiwit agar mau ngentot lagi denganku malam ini. Jadi aku segera keluar dan mereka yang ada disitu menengok. “Oh masih ada yang disini ya,” kataku pura-pura kaget. Aku menatap Wiwit dan dia juga menatapku lalu penampilanku saat itu. “Iya mas,” kata Darno si kepala tukang yang berambut cepak banget ini yang sedang mengeringkan badannya yang tegap itu dengan handuk. Gila … dalam keadaan dingin seperti ini saja kontolnya gemuknya ngegelantung dan yang bikin aku semakin kesengsem Jembutnya ternyata lebetttt banget.

Aku segera menuju tempat jemuranku dan dari sudut mata aku bisa melihat sepertinya Wiwit mendekati teman-temannya dan seperti mengatakan sesuatu dengan cepat. Setelah selesai aku angkat jemuran aku berjalan balik ke pintu dan diluar dugaan Wiwit mengatakan sesuatu yang bener-bener ngebuatku shock berat. “Mas Yud, kapan aku bisa ngentot mas lagi?” Aku bagai disambar petir dan segera kutatap ke area sumur itu melihat reaksi semua yang ada disitu.

Mereka semua ternyata sedang menatapku, ada yang tersenyum ada yang diam saja dengan mata ke arahku. Kontol-kontol itu sungguh menggoda dan aku nggak mampu lagi mengendalikan diri. “Sekarang aja yuk?” kataku penuh nafsu. “Gue boleh ikut mas?” tanya Darno, kepala tukang yang perutnya penuh bulu dengan kontol yang sudah setengah ngaceng. Aku dekati dia dengan tangan kananku memegang cucian. Tangan kiriku segera menyambar batang kontolnya dan meremas lalu aku tarik dia ke dalam. “Yang laennya kalo mau ikutan aja ke dalam,” kataku.

Terdengar suara agak riuh. “Nanti aku nyusul lah, tanggung nih,” kata seorang lagi yang sedang nyuci. Jadinya aku berjalan masuk sambil menuntun kontol Darno yang sekarang sudah ngaceng abis di dalam genggamanku. Kontol Darno ternyata lebih gemuk lagi dari kontol Wiwit dan terasa sekali lebih keras. Aku segera letakkan jemuranku di kursi sesampainya di dalam rumah dan segera berlutut.

Enaknya membayangkan akan ngentot dengan tiga tukang. Nggak perlu romantis-romantisan segala, langsung tancap dan entot, bener-bener gayanya laki-laki.

Kulirik ke wajah Darno dan dia menanti apa yang akan aku lakukan. Aku mulai mengocok-ngocok batang kontolnya sambil kuciumi arona di bawah biji pelernya. Aroma yang begitu khas. Tangan kiriku menekan batang kontol Darno hingga bagian bawah batangnya terlihat dan kepala kontolnya menyentuh sekitar perut. Aku julurkan ujung lidahku untuk menjilati bagian antara pangkal batang kontol bagian bawah dengan biji pelernya. Nikmat sekali.

Aku gigit-gigit kecil daerah itu sambil dibarengi sedotan-sedotan berkekuatan lemah. Dia menggelinjang sambil mendesah pelan. Kuciumi lagi daerah itu dengan hidung dan perlahan ujung lidahku menjalar naik ke atas melewati bagian tengah dari batang kontol bagian bawahnya yang agak menonjol. Dia terus mendesah dan ketika hampir sampai lidahku di bagian lobang kencingnya, aku merasakan rasa dari cairan yang sangat aku kenal. Rupanya dia sudah mengeluarkan cairan bening pembuka dan cairan itu terus mengalir. Aku jilati cairan itu, menelannya dan segera menuju sumber cairan itu.

Kukecup sedikit lobang kontolnya untuk membuat sensasi geli dan dia menyukainya. Kembali ujung lidahku bermain dan kuputar-putar di daerah itu serta bagian bawah kepala kontolnya. Sesekali gigitan pelan kulakukan di pinggir-pinggir kepala kontolnya. Ku tatap batang kontol nan gagah itu sekali lagi. Aku tahu apakah mulutku sanggung melewati kepala kontol yang gede banget itu. Disaat itu aku mendengar pintu belakang terbuka dan ada langkah-langkah yang mendekati kami.

Aku menarik nafas dan kubuka mulutku lebih lebar dan berhasil. Aku berhasil melewati kepala kontol itu dan sekarang aku sudah menyedot-nyedotnya dengan jemariku memilin-milin batang kontol Darno. “Gila .. enak banget …Shhhh ahhhh…” erang Darno. “Aku belum pernah di kenyot seperti itu, biniku mana mau” kata suara lain yang ternyata tukang bertubuh tinggi yang tadi sedang mencuci baju. “Sedotan dia enak, kamu bakal ketagihan,” kata suara yang aku kenal, Wiwit. Dia sudah di belakangku dan menarik celana dalamku hingga terlepas.

Sungguh aku sudah tak perduli apapun yang akan mereka lakukan yang jelas aku menikmati ini. Tangan kananku memegang pantat tukang bertubuh tinggi itu dan mendorongnya ke arahku hingga kepala kontolnya menyentuh pipiku. Sementara Wiwit sudah menempelkan batang kontolnya yang juga sudah ngaceng penuh diselah-selah belahan pantatku dan ia menggesek-gesekkannya. “Ini lobang yang bikin aku ketagihan. Lebih enak dari memek manapun, kalian bakal percaya gak bakal ada memek manapun yang pernah kalian entot yang lebih enak dari lobang dia.” kata Wiwit setengah promosi sambil tertawa-tawa.

Darno terus mendesah, dia sungguh menikmati sedotanku. “Enak no?” tanya tukang bertubuh tinggi yang sekarang kontolnya aku kocok-kocok. “He-eh,” jawab Darno pendek dengan mata yang terpejam menahan enak. Aku melepaskan sedotanku pada kontol Darno. Aku beralih ke kontol tukang bertubuh tinggi itu. Kontolnya tidak segemuk Darno tapi panjang sekali, sekitar 19cm seperti Darno jembutnya juga sangat lebat. Tapi aku sangat menaruh perhatian pada kantung pelernya. Kantung pelernya itu tertutup habis oleh bulu-bulu jembutnya yang lebatnya kelewatan banget.

Aku dengan rakus langsung mengenyot-ngeyot satu persatu biji pelernya yang membuatku kelimpungan. “Argghhhh…” tukang itu berteriak kaget. “Mas Darno, gesekin kontol mas di rambutku yah,” pintaku ke Darno. Dia mengangguk, sementara aku merasa kepala kontol Wiwit menempel-nempel di lobang pantatku, aku yakin dia bakal mengentotku sebentar lagi. Sensasinya sungguh enak, gesekan batang kontol di rambutku dan terkadang bagian bawah batang kontolnya yang hangat juga menggesek pipiku. Tukang bertubuh tinggi itu juga sudah mulai banjir cairan bening yang aku sedot terus sampai habis.

Darno kemudian melihat Wiwit yang menonjok-nonjok pelan lobang anusku dengan kepala kontolnya. “Wit, lo kan udah ngentot dia kemaren. Gue ngentot dia dulu ya, gue pengen nyoba,” kata Darno. Aku semakin sumringah mendengar ucapannya. Darno yang berbodi keren dan berkontol sangar ini bakal ngentotku, lobangku menjadi empot-empotan karena bahagia. Lalu aku mendengar Darno berkata padaku, “Pasti enak nih ngentot sama elo, tunggu aja ya sampe nanti kontol gue ngebelah lobang pantat lo”

Tukang bertubuh tinggi itu mendekat ke arah dimana kontol Darno sudah bersiap-siap mengentotku, begitu juga Wiwit. Mereka ingin melihat secara jelas kontol Darno menerobos lobang pantatku. Aku melirik kearah kontol Darno dan astaga, kontol itu benar-benar terlihat keras dan aku akan merasakannya sebentar lagi. Dengan kontol seperti itu, aku siap dientot dia kapan aja, termasuk sekarang. Aku segera memposisikan diriku agar dia bisa mengentotku dengan mudah.

Sekarang saatnya, tanpa basa-basi Darno langsung menekan kontolnya ke dalam lobangku. Aku menarik nafas berusaha menahan sakit saat separuh batang kontolnya masuk. Tukang bertubuh tinggi itu terlihat antusias dengan masuknya kontol Darno. Dia berkali-kali menatapku saat Darno sedang menekan kontolnya masuk. “Seret no..” tanyanya. Darno mengangguk dengan ekpresi muka sedang berusaha keras memasukkan kontolnya. “Gila nih lobang sempit bener,” katanya. “Coba kamu pilin pelan-pelan batangmu, pasti bisa,” Wiwit memberi saran.

Bener-bener gila sensasi nikmatnya. Dua laki-laki jantan berbadan tegap dengan kontol ngaceng teracung-acung sedang membantu kontol temannya yang juga jantan dan besar masuk ke lobangku. Melihat Darno kesusahan, aku lebarkan kedua kakiku agar lobangku semakin terbuka dan dia bisa masuk dengan lebih mudah. Keringat mengucur dari wajah dan badan Darno sehingga dia terlihat jauh lebih seksi dari sebelumnya. Dia menggeol-geolkan kontolnya seperti mata bor dengan jempol diatas batang kontol dan telunjuknya di bawah batang kontol untuk menopang gerakan ngebornya dan … PLOP…!!!! Masuklah kepala kontolnya yang besar itu.

Aku merasa lebih lega dan mulai merasakan rasa sakit lagi, tapi aku nggak bisa berlama-lama merasa sakit karena tiba-tiba dia langsung menimpakan seluruh beratnya ke badanku dan dengan cepat seluruh kontolnya amblas dan ujung kontolnya langsung mengenai sesuatu di dalam lobangku. Aku menjerit antara rasa sakit yang tiba-tiba dan rasa enak di dalam lobangku.

Wajahnya penuh dengan peluh dan dia menatapku sambil tersenyum. “Gimana, enak gak kontol gue?” ujarnya sambil menggeol-geolkan lagi pantatnya, sehingga bulu jembutnya yang lebet dan menempel dikulit pantatku terasa menari-nari dan menggelitikku menimbulkan rasa geli dan sensasi nikmat. “Argghhh… shhh… enak…” desisku sambil melonjok-lonjakkan pantatku ke atas. “Udah No, cepetan entot. Dia sepertinya udah nggak sabar.” kata tukang bertubuh tinggi itu.

Darno kemudian menarik keluar batang kontolnya sampai sebatas kepala kontol lalu ditekan lagi masuk. Dia mulai memompaku dan kontolnya terus memompa lobangku dengan kecepatan penuh. Aku seperti merasakan dimasukin mesin bor, tapi rasa enak terus menerus menerpaku. Aku semakin gila-gilaan menggeliat dan berkali-kali menahan diri agar nggak cepat keluar karena entotannya bener-bener enak. Dia terus mendengus dan memompaku. Dia tersenyum saat melihat ekspresi wajahku yang keenakan. “Gimana enak kan entotan gue?” tanya sambil terus ngentotku. “Ahhh setan …!! enak banget kontol lo… entot gue lebih keras .. ayo…” aku semakin liar. “Nih lo rasain sendiri,” katanya. Dia sama sekali nggak main-main, kontolnya ditusukkan dengan sangat kuat ke lobangku karena tenaga kulinya yang luar biasa. Aku betul-betul terengah-engah… “Terus … terus … ahhh enak…” ujarku.

Tukang bertubuh tinggi itu memposisikan dirinya seperti sedang push-up dengan kedua biji pelernya yang menggantung itu menempel di bibirku dan batang pelernya menempel melebihi daguku, sementara kepalanya menghadap Darno yang sedang mengentotku. “Tenang aja kang, nanti juga dapet giliran …” kata Darno saat melihat tukang bertubuh tinggi itu memperhatikan entotannya. “Akhhh …. enak sekali … arhhhh” Aku menjilati kedua telur terbungkus jembut itu, rasanya enak sekali. Aroma khas laki-lakinya membuatku semakin bergairah, belum lagi entotan Darno, aku terus mengelinjang keenakan.

Kulihat Wiwit duduk dilantai sambil ngocok kontolnya yang gede itu dan dia tersenyum saat melihatku sedang menatapnya. Aku benar-benar ingin kontol dan entah apa yang mempengaruhi otakku, tiba-tiba aku berkata “Ngentot berdua aja..” ujarku dengan susah payah. “Ayo masukin satu kontol lagi ke lobang gue,” Darno menghentikan entotannya. “Gila lo, mana bisa… satu aja masuk susah apalagi dua.” katanya. “Bisa,” ujarku. “Ayo gue udah nggak sabar pengen kontol lagi.” “Ya udah biar aku coba aja,” ujar Wiwit yang sepertinya juga nggak sabar pengen ngentot aku lagi.

Darno menarikku dan menaikkan ku ke tubuhnya sehingga dia dalam posisi menggendongku, tapi kontolnya tetep masih di lobangku. Aku rebahkan kepalaku dibahunya. Enak sekali sensasi ini, digendong laki-laki jantan dan kontolnya menancap keras di lobangku. Wiwit merebahkan tubuhnya, lalu Darno menurunkan aku. Dia memutar aku sehingga posisiku berganti dan wajahku menghadap wajah Wiwit. Aku rendahkan tubuhku dan tukang bertubuh tinggi itu tiba-tiba membantu dengan memegangkan batang kontol Wiwit yang sudah ngaceng itu dan mengarahkannya ke lobangku.

“Arghhh…” Erang Wiwit saat tukang bertubuh tinggi itu memegang kontolnya dan mengarahkan ke lobangku. Lalu Wiwit mendesakkan batang kontolnya. Karena lobangku sudah terbuka oleh kontol Darno dengan mudah kontol Wiwit masuk. “Ah… enak … ayo mulai entot gue … ayo cepet…” aku membakar gairah mereka. Darno langsung tancap gas begitu juga Wiwit. Dua kontol laki-laki jantan itu beradu di dalam lobangku. Aku berniat mengisap kontol tukang bertubuh tinggi itu, tapi dia menolaknya. “Jangan, nanti aku ngencrot di mulut kamu lagi. Aku mau ngentot kamu dulu,”

Aku yakin mereka berdua yang sedang mengentotiku ini juga merasakan sensasi lain selain enaknya mengentotku, yaitu gesekan antara batang kontol mereka sendiri. Gerakan mereka semakin liar, terutama Darno sampai-sampai Wiwit bilang agar Darno jangan terlalu kuat ngentotku karena susah buat dia mengimbangi. Tapi Darno tak perduli dan aku merasakan batang kontolnya semakin mengembang… “Argghhhh… SETAN …!!!!!” teriak Darno. Dan … CROT … CROT …. CROT, semprotan demi semprotan pejuh Darno memenuhi lobangku dan karena lobangku juga ada kontol lainnya, pejuh Darno meleleh keluar dan turun lewat batang kontol Wiwit dan membasahi jembut Wiwit. “Arghh .. pejuh kamu anget bener no, sialan kena kontolku sama pejuhmu,” ujar Wiwit. Darno hanya tersenyum saja. Sementara tubuhku sudah penuh peluh dan aku dirasuki rasa enak yang amat sangat.

Tukang bertubuh tinggi itu segera ambil kesempatan, dia menarik Darno. “Cepet lah .. aku dah nggak tahan,” Lalu kontol Darno tercabut dari lobangku dan dengan kasar dia menggantikannya. Kontol itu dengan cepat masuk dan ia langsung memompaku. Bunyi kecipak-kecipok dalam lobang pantatku yang penuh dengan sisa-sisa pejuh Darno di rojok oleh dua kontol menimbulkan rasa nikmat yang tak bisa aku tahan.

Kontolku menggembung dan kemudian aku mengerang keras … aku nggak bisa menahan diri lagi. CROT…CROT .. CROT …CROT … Semprotan pejuhku sudah tak karuan arahnya, menyemprot kesana kemari aku sudah tak perduli. Badanku bergoyang-goyang dientot dua orang dan aku sendiri kelojotan karena rasa enak yang luar biasa. Sepertinya tadi berliter-liter pejuh menyembur dari lobang kencingku.

Tukang bertubuh tinggi itu rupanya sudah tak tahan dengan apa yang terjadi, dia nggak mau tahu lagi dan dia juga meningkatkan kecepatan entotnya. “Kang pelan-pelan, nanti lecet kontolku,” kata Wiwit. “Bodo…!!” kata tukang bertubuh tinggi itu. Dia melakukan satu hujaman terakhir dan saat seluruh batang kontolnya terbenam dia mengerang keras … “ARGGGGGHHHH …” lolongnya. Kembali lobangku terasa sangat hangat, semburan demi semburan pejuh dari tukang bertubuh tinggi itu memenuhi rongga pantatku.

“Aku juga mau ngecrot…” ujar Wiwit dengan suara tersengal-sengal. “Jangan dikeluarin di dalam,” ujarku cepat. “Keluarin dimulutku, ayo cepat.” Wiwit bereaksi dengan langsung mencabut kontolnya dari lobangku dan berdiri menghampiri mulutku. Batang dan kepala kontolnya penuh dengan pejuh dari Darno dan tukang bertubuh tinggi itu, dan aku sangat senang karena ini yang kuinginkan. Pejuh dua orang yang tadi mengentotku sudah bersatu.

Aku segera menyambar batang kontol nan licin itu dan memasukkannya di mulutku dan kukenyot-kenyot. “Aw… Argghhh .. Arghhhh…” erang Wiwit tak karuan. Tak lama … Crottttttt satu, tiga, lima , tujuh … sembilan semprotan keluar dari lobang kencingnya dan semua aku telan. Ahhh bener-bener enak. Aku keluarkan batang kontol itu dari mulutku dan terus aku jilat-jilat untuk membersihkan sisa-sisa pejuh di sekujur batang kontolnya sampai kering tak bersisa.

“Gila bener-bener entotan yang hebat,” ujarnya Wiwit masih dengan nafas yang tersengal-sengal. “Kontol kalian semua tuh yang sedep bener,” “Kamu suka nelen pejuh yah?” “Suka mas, enak sih.. apalagi pejuh dari kontol-kontol gede dan jantan seperti kontol kalian.” Dia tersenyum. “Besok kita entot kamu lagi mau gak?” Aku mengangguk bahagia ngebayangin kontol-kontol besar ini bakal ngentotku lagi. “Kalo bisa sih bawa beberapa kontol lagi ya …” ujarku.

Mereka tersenyum dan aku tak sabar menanti.

 

Satpam Bank


Namanya Jon Hutabarat, nama depannya kayak nama dari orang dari daerah barat. Tapi itu nama aslinya dan nempel di name tag seragam satpamnya yang ketat. Sebagai satpam bank, dia sedikit beda. Kalau satpam-satpam lain biasanya tinggi besar sedangkan dia sedikit pendek, aku rasa tingginya kurang dari 170 cm. Kulitnya putih banget dengan tangan yang berbulu tidak terlalu lebat.

Wajahnya ganteng dan cute tapi terlihat banget muka bataknya yang keras dengan bibir yang tidak terlalu tebal berwarna kemerahan. Cambangnya dibiarkan tumbuh dengan rambut yang cepak, kesannya dia laki-laki banget. Kalau dari belakang dia sangat menyenangkan untuk dilihat. Badannya terlihat tegap dan pantatnya seksi banget, keras dan agak menonjol apalagi dia pakai celana satpam yang ketat sehingga cetakan celana dalamnya terlihat. Belum lagi kalau di lihat dari depan, tonjolan kontolnya terlihat besar.
Pernah suatu siang aku kesana, aku melihat dia sedang berdiri dekat pintu. Entah apa yang membuat dia begitu, tapi aku melihat batang kontolnya sedang ngaceng tercetak jelas di celananya dengan posisi miring dan aku semakin yakin dia nggak pakai celana dalam saat itu karena kepala kontolnya juga tercetak. Tapi nggak lama dia masuk dan kemudian keluar lagi dengan keadaan normal.

Aku melihat dia sekitar 2 minggu saat aku harus ke bank BRI untuk transfer. Kesan pertama melihat dia yang saat itu sedang berada di depan box ATM bener-bener ngebuat aku gak kuat. Aku terus putar otak, bagaimana caranya agar aku bisa mendekati dia. Sampai akhirnya aku nekat untuk menelponnya di Bank. “Kamu siapa?” tanyanya saat menerima telepon dariku. “Yudi.” jawabku singkat. “Ok, kamu ada perlu apa?” Ditanya seperti itu aku jadi bingung dan gugup. Aku terdiam nggak tahu apa yang harus aku ucapin. “Kalau kamu nggak jawab saya tutup teleponnya ya, soalnya saya lagi banyak kerjaan.”

Entah darimana timbul keberanian itu dan langsung saja terucap, “Boleh nggak aku ngisep kontol kamu?” tanyaku yang kemudian kaget sendiri dengan keberanian itu. Nggak ada jawaban apapun dari ujung sana. “Halo…” kataku kemudian. Aku pikir dia pasti menutup teleponnya, tapi kemudian … “Kamu jangan bercanda, saya lagi tugas.” “Nggak kok, saya serius. Kalo kamu mau, saya rela kamu ngelakuin apa aja sama aku di tempat tidur.” Kembali nggak ada suara apapun dari ujung sana untuk beberapa lama, dan aku dengan perasaan deg-degan menunggu. “Aku nggak pernah ngelakuin itu sama laki-laki, tapi kalo kamu mau kita bisa besok.” “Bener..??” teriakku kaget banget. “Iya.” “kenapa nggak malam ini?” “Malam ini aku mau ngentot pacarku, besok giliran kamu, gimana?” Akhirnya kami sepakat untuk bertemu besok sore di kos dia dan aku meminta dia menunggu dengan pakaian satpamnya.

Sore yang aku tunggu akhirnya datang juga. Dengan perasaan yang campur aduk, aku datang ke alamat yang dia berikan. Setelah aku ketuk, pintu terbuka dan dia menyambutku dengan tersenyum lalu mempersilahkanku masuk. “Oh jadi kamu yang nelpon itu. Aku sering liat kamu di bank.” Aku mengangguk dan tersenyum malu. “Bagaimana, mau langsung?” tawarnya. Aku nggak perlu menjawabnya dan langsung mendekatinya, kemudian mengelus-elus tonjolan di celana bagian depannya. “Aku tahunya enak ya dan aku nggak mau ngapa-ngapain kontol kamu.” katanya. Aku menjawab hanya dengan anggukan dan tanganku terus mengusap-usap tonjolan kontolnya.

Kemudian aku buka bajunya, aku sangat suka sekali melihat badannya yang tegap apalagi saat dia mengangkat tangannya saat aku membuka kaus dalamnya, kedua tangannya itu terlihat kekar dan keras sekali dan ketiaknya penuh dengan bulu, aku nggak terlalu suka bulu ketiak yang lebat dan biasanya membuatku agak sebal, tapi wajah ganteng dan dada kekarnya membuat semua itu nggak penting. Dadanya terbentuk meski bukan sepeti binaragawan. Dadanya bidang dan bersih dari rambut dengan kedua pentil yang kecil tapi menonjol dan sekeliling pentilnya tumbuh rambut-rambut. Lalu aku melihat ke pusarnya dan disana banyak di tumbuhi rambut yang aku yakin tumbuh menyemak di pangkal kontolnya.

Aku langsung memegang kedua pentilnya dan pelan-pelan memilin-milinnya, lalu tiba-tiba aku mendengar dia mendengus agak keras. Nampak dia sangat suka kalau kedua pentilnya dimainkan dan itu membuatku semakin semangat. Dia kusuruh duduk dipinggir tempat tidur dan aku mulai menjalankan aksiku. Aku menghisap-hisap pentilnya seperti bayi yang sedang menyusu, dan pentilnya semakin menonjol serta kian keras. Dia mulai meracau pelan saat aku menyesapi pentilnya dan semakin keras gumamnya saat ujung pentilnya aku jilati juga dengan ujung lidahku sementara tanganku mengusap-usap dada kekarnya yang sudah terbentuk.

Pentilnya kugigit-gigit pelan sambil aku tarik-tarik kemudian aku hisap dengan kuat. Dia terus mendesah dan bergumam keenakan. Lalu tanganku mulai bergerak ke bawah dan mengusap bulu-bulu yang tumbuh disekitar perutnya dan pelan-pelan membuka ikat pinggangnya sambil mulutku terus mengeyot pentilnya. Nampaknya sensasi kenyotanku di pentil dan gerakan tanganku yang membuka celana panjangnya pelan-pelan sampai dia hanya memakai celana dalam saja membuat dia semakin bergairah. Beberapa kali dia dengan sengaja menumbur-numburkan kontolnya yang masih di dalam kolor ke badanku.

Aku berdiri dan melepas semua pakaianku sampai telanjang bulat. Kontolku sudah ngaceng berat dan dia tersenyum melihat keadaanku itu. “Gede juga kontolnya.” katanya kemudian. “Tapi kontol kamu pasti lebih besar kan?” tanyaku. “Liat aja sendiri.” Aku perhatikan dia yang sekarang tidur terlentang dengan celana dalam putihnya sebentar. Badannya benar-benar luar biasa, sepertinya dia diberi waktu lebih banyak saat dibuat dulu sehingga dia lebih mempesona dari laki-laki kebanyakan.

Kakinya berbulu lebat dan pahanya meski tidak terlalu besar tapi kekar sekali dengan aksen bulu-bulu yang membuat bagian bawah perutnya ini menjadi seksi sekali. Aku berjongkok di lantai, lalu membuka kedua kakinya pelan-pelan hingga terbuka lebar. Seksi sekali melihat pemandangan itu dari sudutku berada. Aku merapatkan kedua kakinya sementara wajahku berada ditengah-tengah kedua pahanya dan menjilat-jilat mulai dari dengkul kirinya dan bergerak pelan ke selangkangannya. Lalu lidahku memutar-mutar di paha bagian dalamnya dan tangan kiriku mengusap-usap paha atasnya yang berbulu itu.

Sampailah ujung lidahku tepat di celana dalamnya bagian bawah. Aroma laki-laki segera tercium olehku. Aku cium-cium pelernya yang masih terbungkus dengan bibirku, entah apa bahasa tepatnya tapi aku biasa mengatakan “menguwel-uwel” bibirku nggak keruan di pelernya. Aku tarik keatas pinggiran celana dalamnya dan menarik satu biji pelernya keluar. Biji pelernya besar dan berbulu lebat, pasti banyak pejuh yang tersimpan disana. Aku membayangkan semprotan pejuhnya pasti banyak kalau pelernya seperti ini, pasti enak dan banyak sekali kalau aku telan pejuhnya.

Dia masih tidur terlentang saat aku mulai mengemoti biji pelernya yang aku keluarkan satu itu. Aku kemot pelan sekali dan bagian bawahnya aku jilati. Kadang aku kesulitan juga karena bulu yang tumbuh di biji pelernya suka rontok dan mengganggu lidahku. Setelah puas aku masukkan lagi biji pelernya itu dan aku melihat dia sedang menggigit ujung bantal, aku yakin dia pasti ngerasa enak sekali.

Dia menatapku saat kedua tanganku memegang pinggiran karet celana dalamnya dan pelan-pelan mulai kuturunkan. Ternyata tidak seperti dugaanku, bulu jembutnya tidak terlalu banyak sepertinya dia mencukurnya beberapa hari yang lalu. Tapi kontolnya membuatku sangat surprise. Dia ternyata masih punya kulup dan kepala kontolnya yang berwarna merah keunguan sudah menyembul keluar dari kulit kulupnya dan sudah basah!

Aku paling suka kulup dan aku menjadi begitu bergairah. “Gila masih ada kulupnya,” kataku. “Kenapa, nggak suka kulup ya?” tanyanya “Aku suka banget kulup.” Dan tanpa membuang-buang waktu segera aku menjamah kontolnya yang sudah super ngaceng itu. Kontolnya tidak terlalu besar diameternya tapi panjang banget dan kepala kontolnya lebih gede dari batangnya sehingga menambah seksi dirinya.

Kulit kulupnya kemudian aku tarik-tarik sampai menutup kepala kontolnya dan rupanya kulupnya panjang sehingga masih tersisa. Aku gigit-gigit pelan lalu kuturunkan lagi kulupnya sampai kepala kontolnya terlihat jelas dan dia rupanya sangat suka juga dibegitukan. Dia menggigit lagi ujung bantalnya. Lalu giliran batang kontolnya menjadi sasaranku berikut. Aku pegang batang kontolnya dan aku tempelkan diperutnya, lalu lidahku menjalari di seluruh batang kontol bagian bawah sampai aku berhenti di lubang kencingnya dan lidahku kuputar-putar disekitar pinggiran kepala kontol bagian bawahnya itu.

Dia menyentak-nyentaknya kedua kakinya saat aku melakukan jilatan di pinggir kepala kontolnya itu dan sentakannya semakin keras saat ujung lidahku bermain-main menggeliti lobang kencingnya yang terus menerus ngeluarin cairan bening. Wajahnya terlihat merah dan terlihat berkerut seperti menahan sesuatu yang luar biasa. Dia bangun dan gerakan tangannya menyuruhku berhenti. Badannya yang putih kini terlihat memerah dibagian atas dan dia tersengal-sengal mengatur nafas sambil sesekali menggelengkan kepalanya.

“Kenapa, kamu nggak suka ya?” Dia menatapku, “Aku hampir keluar tadi. Kamu lihai banget, semua yang aku suka tadi kamu lakuin” ujarnya. Aku tersenyum senang. “Aku entot kamu sekarang aja ya.” “Tapi kontol kamu kan belum aku isap.” “Nggak usahlah, aku nggak kuat. Nanti aku keburu muncrat, aku mau ngerasain ngentot laki-laki.” Aku setuju dan tadinya dia mau cari-cari sesuatu buat ngebasahin batang kontolnya. “Nggak usah, aku jilat aja. Aku suka dientot kering aja, soalnya gesekan batang kontolnya berasa banget.” “Nanti sakit lagi” kata dia. “Nggak kok, malahan enak banget.” ujarku menyakinkannya. Dia mengangkat kedua bahunya tanda terserah aku. “Mau posisi bagaimana?” tanyaku. “enaknya gimana?” dia balik bertanya. “Kamu pernah ngentot pacar kamu posisi kamu di bawah nggak?” Dia menggeleng. “Ya udah kita coba gaya itu aja.”

Dia merebahkan kepalanya di kasur dan aku mengangkangi kontolnya. Aku turun pelan-pelan dan saat ujung kepala kontolnya yang aku pegangin itu menyentuh lobang anusku aku berhenti sebentar untuk menarik nafas, ini sesuatu yang paling aku tunggu. Dia menatap ke arah kontolnya dan aku pelan-pelan memasukkan kepala kontolnya sedikit demi sedikit. Aku meringis dan menggigit bibir bawahku saat kepala kontolnya yang besar itu mulai masuk setengahnya. Lobangku mulai terbuka sangat lebar, karena kepala kontolnya salah satu yang paling besar yang pernah masuk ke lobang anusku.

Aku meringis dan mengeluarkan suara tanda aku sedikit kesakitan karena memang kontolnya masuk dalam keadaan kering tanpa pelumas. dan PLOPP…!!! masuklah semua kepala kontolnya dan aku mendesah lega. Saat aku membuka mata dia sedang menatapku dengan muka yang mengernyit seperti merasakan sesuatu yang aneh. “Sakit ya?” tanyanya. “Nggakk.. hhh … enakkkk.” Aku mulai menaik turunkan pantatku dan dia terlihat mulai menikmatinya, terbukti dia mulai semakin banyak menggeram. Bahkan setelah beberapa lama ketika aku menaikkan pantatku dia menghujamkan batang kontolnya ke atas pertanda dia ingin terus mengocok lobang pantatku.

Aku istirahat sejenak di atas perutnya dan menggeol-geolkan pantatku untuk memutar-mutar batang kontolnya dan dia menggeram keras lalu dengan sekuat tenaga menghujam-hujamkan kontolnya sampai aku hampir jatuh. Melihat dia semakin ganas, aku memutuskan berganti gaya yang biasa. Posisi aku dibawah dengan memberikan bantal tipis dipantat biar lobang pantatku agak naik dan memberikannya kesempatan mengentot lobangku sekuat yang dia bisa.

Kedua kakiku kutekuk dan dia membimbing batang kontolnya masuk kembali ke lobang pantatku lalu menekannya kuat. Aku mengeluarkan suara seperti hendak buang hajat saat dia memasukkan batang kontolnya, rasanya sakit sekali karena dia memasukkannya dengan paksa dan sekuat tenaga. Dia sepertinya kesetanan dan menjadi buas sekali. Tanpa memberiku kesempatan untuk mengatur nafas, dia mulai memompa lobang pantatku sekuat tenaga. Mukanya mengernyit menahan enak dengan suara geraman dia pompa lobang pantatku dengan batang kontolnya dalam tempo yang sangat cepat.

Posisi seperti ini membuatku sangat nyaman, batang kontolnya yang panjang membuat ujung kontolnya dengan mudah menyentuh sesuatu di dalam lobang pantatku yang membuatku merasa begitu keenakan. Wajahnya memerah serta keringat menetes banyak sekali dan dia menggeram keras sambil terus mengentotin pantatku tanpa henti. Sensasinya luar biasa dan dia sudah begitu kesetanan dengan liarnya ngentotku sampai tempat tidurnya berderit-derit.

Nggak banyak gaya yang bisa aku buat karena dia sudah begitu liar, tapi itu nggak penting karena aku sudah merasa enak. Semakin lama erangannya semakin keras dan mulutnya terbuka lebar serta tusukan kontolnya semakin kuat, pantatku dipukul-pukul oleh pelernya. Aku sudah nggak tahan lagi, apalagi saat melihat ekspresi muka gantengnya yang keras itu saat mengentotku liar dan menahan enak membuatku … CROTT … CROTTTTT… CROOTTTT… Pejuhku tumpah ruah keseluruh badanku dan ke kasur, banyak sekali. Ini pasti pejuh terbanyak yang pernah aku semprotkan.

“Keluarin dimukaku aja.” kataku saat melihat dia semakin terengah-engah. Dia menarik batang kontolnya dan mengarahkan dimukaku. “ARGHHHHHH … SETANNNNNN” geramnya sambil memukul-mukulkan batang kontolnya di wajahku, sakit tapi enak sekali. Lalu … kembali CROTTTTTTTT …CROTTT…CROTTT….CROTTTTTTTT Semburan panas keluar dari lobang kencingnya membasahi seluruh wajahku. Dia teriak keenakan meski suaranya ditahan biar tidak didengar orang. Seperti juga aku, pejuhnya bahkan beberapa kali lebih banyak menyemprot dari pada pejuhku.

Dia selesai menyemprotkan pejuhnya dan mengatur nafas. Aku memegang batang kontolnya dan menjilati sisa pejuh yang masih mengalir dari lobangnya. Kadang aku poleskan ke seluruh pipi dan bibirku jika masih ada sisa pejuhnya yang meleleh. Dia kemudian bangun dan duduk selonjor di kursi plastik, dan kedua kakinya terbentanglebar di atas kasur membuat pemandangan yang indah buatku.

“Gimana?” tanyaku. “Setan, enak banget.” Dia terdiam begitu juga denganku. “Besok kita ngentot lagi yah, malam ini aku mau nonton sama pacarku.” katanya. Aku tersenyum dan mengangguk senang.

Besok pasti luar biasa…

 

Ketika aku main gila dengan seorang room boy


Aku baru saja olah raga pagi. Seperti biasa aku olahraga pagi hanya mengenakan kancut minim yang berfungsi sebagai jockstrap [supporter] yaitu pencegah kondor [burut, hernia].

Banyak kancut dan jockstrap yang disukai cowok homosex.Disainnya bagus, minim, maximum exposure dan berlabel [misalnya merk Calvin Klein].Sayang-nya di Indonesia tidak dipasarkan. Sehingga aku terpaksa pesan dari luar negeri untuk memuaskan nafsu homosex-ku mengenakan kancut-kancut minim -nyaris telanjang bulat! Jika mengenakan kancut minim aku merasa seperti tidak pakai apa-apa : telanjang!

Dengan kancut yang minim dan disain rendah itu, mau tak mau sebagian dari jembutku yang hitam dan tumbuh luas itu tampak sebagian dan seakan menyambung dengan pertumbuhan bulu-bulu halus yang ada di perutku!
Saat itu hari masih pukul 06:30. Karena sejak subuh gerimis, aku tidak jogging di luar, tapi hanya lari di tempat sekitar 30 menit dan aku juga baru saja push up dan sit up masing-masing 500 kali serta melatih jurus-jurus karate!Kalau mau aku juga bisa latihan beban di fitness center tapi tentu saja aku tidak bisa berpakaian minim nyaris telanjang bulat seperti di kamar hotel!

Dengan gerakan intens seperti itu, tubuhku jadi bercucuran keringat.Sekali-sekali aku melirik ke cermin.Dengan tubuh yang basah dan berkilat oleh keringat itu lekukan otot-otot di tubuhku jadi tampak makin nyata. Aku bangga dengan tubuhku yang ketat dan atletis itu!

Meskipun tubuhku bercucuran keringat Aku tidak mencium bau keringat atau bau ketiak, karena aku rajin menjaga kebersihan diriku dengan memakai medicated powder anti-bau buatan luar negeri! Aku memang tidak tahan bau yang tak sedap. Oleh karean itu walaupun aku cowok homosex, tapi aku tak suka pada cowok yang bau ketek meskipun dia ganteng!

Sambil memperhatikan tubuhku sendiri bagaikan seorang “narcist” [orang yang terangsang secara seksual pada bayangan tubuhnya sendiri di dalam cermin],aku juga sekali-sekali mengangkat kedua lenganku keatas untuk melihat kedua belah ketiak-ku. Aku lebih menyukai ketiakku bersih dari bulu ketek. Oleh sebab itu aku rajin mencabuti bulu ketek dan juga merapikan pertumbuhan jembut,agar kalau aku telanjang bulat tetap enak dilihat.

Sebagai seorang perwira militer yang bertugas di suatu pasukan elite[khusus] sebetulnya aku sudah memiliki segalanya : wajah yang tampan, tubuh yang atletis ketat berotot,kontol yang besar dan disunat ketat [high and tight],otak yang cerdas, gerakan yang terampil, kualifikasi penerjun dan komando dan banyak lagi lainnya. Kekuranganku hanya satu [kalau itu boleh dianggap kekurangan atau “kelemahan”], yaitu bahwa aku terlahir sebagai homosex tulen 100% dengan score-5 yang artinya tidak terpikat sedikit pun secara sexual pada lawan jenis!

Saat kejadian itu aku baru dua tahun bertugas sebagai perwira aktif. Sebagai perwira muda remaja tentu saja libidoku sedang dalam kondisi puncak dan sedang hot-hot-nya. Tak heran jika aku memerlukan penyaluran dan pelampiasan nafsu sex-ku. Sebagai homosex, tentu saja aku harus mencari partner sejenis dan di hotel bintang-5 banyak cowok ganteng!Kalau di Jakarta aku sering berburu cowok di hotel “M”.Di sana banyak satpam dan security officer yang kekar, ganteng dan berkulit terang, sehingga terkesan bersih!

Waktu itu aku menginap di sebuah hotel bintang-5 di Bali.Aku minta izin dari Komandan-ku untuk ke Bali dengan alasan mau menengok keluarga. Memang betul aku punya keluarga di Bali. Tapi untuk apa aku menengok mereka? Aku ke Bali untuk relax dan menenangkan pikiran! Aku tidak menyalahi aturan dan tidak melanggar disiplin militer,karena aku dapat izin dari Komandan dan kebetulan waktu itu ada libur panjang resmi [cuti bersama].

Meskipun sebagai perwira gajiku kecil [walaupun sudah ditambah ULP=Uang Lauk Pauk],tetapi karena aku masih mendapat uang saku dari orang tuaku yang lumayan kaya [ayah dan ibuku punya usaha], aku mampu untuk jalan-jalan ke Bali dan menginap di hotel bintang-5 [five star hotel].

Aku anak tunggal, sebetulnya orang-tuaku tidak setuju aku jadi tentara. Tetapi karena tekadku sudah bulat, beliau berdua akhirnya mau juga mengizinkan aku masuk akademi militer.

JEFFRY SANG ROOM BOY

Ketika aku sedang melakukan pendinginan di kamar hotel itu tiba-tiba bel di pintu berbunyi dan :

“Room service”,

terdengar suara bell boy di depan pintu. Semalam sebelumnya aku memang pesan agar makan pagi diantar ke kamar. Ini pasti room boy atau bell boy yang mau mengantar sarapan.

Aku mengambil salah satu dari tiga botol minyak wangiku yang ada di meja dan aku menyemprotkan sebanyak-banyaknya ke tubuhku. Sehingga seakan-akan aku baru mandi minyak wangi.Mau tidak mau kamar itu jadi semerbak bau parfum begitu juga tubuhku jadi harum sekali.Tanpa mencoba menutupi tubuhku yang hanya mengenakan kancut amat minim dengan pola “maximum exposure” [memperlihatkan bagian tubuh sebanyak-banyaknya] dan aku dalam keadaan bercucuran keringat - pintu aku buka!

Melihat aku hanya berkancut, nyaris telanjang, room boy yang berwajah ganteng itu tanpa ragu masuk ke kamar. Mungkin juga dia sudah terbiasa menghadapi tamu hotel yang nyaris telanjang bulat. Terutama turis-turis bule yang kalau berada di kamar mereka sering hanya berkancut saja atau bahkan benar-benar telanjang bulat :

“Permisi, Pak.” katanya,dia membawa nampan yang berisi makan pagi.

“Ditaruh di atas meja saja”, kataku.

“Baik,Pak” jawabnya.

Seperti umumnya para room boy dan satpam dihotel bintang-5 itu, room boy ini juga ganteng! Tubuh-nya tinggi, ramping tetapi dia berdada bidang dan bentuk tubuhnya atletis. Tampak dia berusaha untuk bersikap tidak memperhatikan tubuhku yang nyaris telanjang bulat itu.

Aku sengaja memilih hotel bintang-5 itu untuk tempat menginap karena di situ banyak room boy dan security officer [satpam] yang ganteng dan bertubuh kekar!

Aku lirik papan namanya : “Jeffry”.Namanya mirip Bang Jeffry seniorku diakademi militer yang jadi favoritku. Karena waktu itu Bang Jeffry adalah taruna senior yang paling tampan dan cerdas,juga terkenal sadis kepada taruna yunior. Aku paling suka cowok yang tampan, atletis, sadis dan juga suka menyiksa!Aku terangsang melihat kegantengan Jeffry dan juga tubuhnya yang atletis.

Aku tersenyum kepada Jeffry, dia tampak salah tingkah - tapi dia membalas dengan senyuman.Aku minta receipt[bill] untuk aku tanda tangani. Dia menyerahkan dengan sopan di atas nampan kecil tempat bill, beserta ball pointnya. Sebetulnya breakfast included dalam tarif hotel itu, tapi aku memesan makanan lain, karena itu aku harus membayar dan juga memberi tip kepada room boy!

Sambil menanda-tangani bill aku berpikir cepat. Apakah sebaiknya Jeffry aku cabuli atau tidak. Aku teringat satu peristiwa saat seorang menteri Indonesia[Joop Ave]dilaporkan mengganggu seorang room boy di New Zealand dan menjadi berita besar di media masa. Kalau Jeffry aku cabuli apakah nanti aku jadi berita besar? Aku perwira pasukan khusus yang mencabuli seorang room boy?

Tetapi setan terlanjur sudah mempengaruhi aku agar memanfaatkan “peluang emas” itu! Maka aku pun mulai bertindak.

Nampan kecil berisi bill aku letakkan di atas meja di dekat situ dan aku tarik tangan Jeffry - lalu dengan tubuhku yang penuh peluh dan nyaris telanjang bulat,tetapi harum mewangi bau parfum itu, aku peluk Jeffry dan aku pegang belakang kepalanya agar aku bisa melumat bibirnya yang merah merona, tapi ranum dan amat kelaki-lakian itu.Aku dan Jeffry hampir sama tinggi dan ukuran tubuh kami sepadan. Karena itu aku bisa leluasa menciuminya. Aku lepaskan kenyotan bibirku di atas bibirnya dan aku ciumi lehernya yang putih dan kekar. Agh! Nikmat!! Jeffry menyerah saja. Agaknya dia juga menikmati permainan romantis yang sejenis itu! Meskipun kemudian dia berkata :

“Pak Jangan….Nanti saya dipecat”, tapi aku tak perduli.Mulutnya yang sedang menyebutkan kata-kata dengan lirih itu aku sumpal lagi dengan lumatan bibirku!Agh!Nikmat rasanya melumat bibir lagi-laki yang tampan,jantan dan rupawan seperti Jeffry! “Kapan lagi,” pikirku!

Meskipun sempat mengatakan “jangan” tapi Jeffry tidak melawan, dia seperti pasrah saja. Karena itu aku makin menggila dan bernafsu! Aku “bawa” dia berbaring ketempat tidur single-bed itu.

Lalu aku lepaskan pakaiannya satu demi satu : rompi hitam dan baju putih seragam, lalu celana luar seragam warna hitam, sampai akhirnya dia hanya mengenakan kancut saja!Jeffry tampak amat jantan dengan dia hanya mengenakan kancut warna hitam. Kontras dengan warna kulitnya yang putih!

Pelahan aku pelorotkan kancutnya ke bawah sampai terlepas di arah kakinya melewati tungkainya yang berbulu halus : Indah!, dan terasa amat kelaki-lakian!

Setelah kancutnya dilepas maka tampaklah kontol, biji peler dan jembutya! Jeffry sudah telanjang bulat!Kontol Jeffry tampak besar,mulai menegang dengan latar belakang hamparan jembutnya yang lebat, hitam dan tumbuh luas! Jeffry cowok hebat dan lelaki sejati!Tampak amat sangat jantan!

Pasti Jeffry bukan orang Bali, karena kontolnya disunat ketat [high and tight]! Jantan dan indah seperti model gay di situs-situs cabul internet!

Jeffry punya tubuh yang bagus dengan lekukan otot yang indah, kulitya yang putih dan wajahnya yang belia serta tampan itu sangat rupawan dan merangsang dalam ketelanjanganya. Apalagi aku melihat bulu keteknya yang hitam, kontras dengan otot lengannya yang putih dan kekar itu, bagiku terasa amat merangsang!

Kontolku makin ngaceng dan terasa agak sakit karena kancutku sangat minim dan ketat. Tetapi kemudian kontolku yang menggembung itu terasa bertambah nikmat!Kancutku segera aku tanggalkan, sehingga kontolku makin terasa nikmat dan juga kencang, setelah bebas dari kungkungan kancut minim itu,kontolku bisa dengan leluasa mengacung ke atas bagaikan sebuah sangkur yang terhunus! Ta’i!

Jeffry terbaring terlentang, kedua tangannya di samping badannya,kontolnya yang mengacung itu seperti “terjatuh” di arah jembutnya.Lalu kontol Jeffry aku ambil dan aku main-mainkan! Aku elus elus bagian bawah kepala kontolnya bekas tempat frenulum yang tampak sudah dipotong waktu Jeffry disunat dulu! Kontol Jeffry aku gosok-gosok aku rangsang,lobang kencingnya yang basah oleh mazie [pre-cum]itu aku raba-raba dengan telapak tangan-ku. Jeffry menggelinjang, mungkin merasa nikmat dan perih sekaligus bercampur-baur karena lobang kencingnya tentu sensitif! Telapak tanganku jadi terasa licin dan lengket oleh mazie Jeffry!

Tanganku pun tak mau sia-sia, aku jelajahkan ke jembut,lalu kedua puting susunya aku main-main-kan, aku pelintir dan aku tekan-tekan. Nikmat sekali! Lobang pantatnya juga aku sodok-sodok dengan jari telunjukku.Tapi poros ususnya kosong tidak berisi ta’i! Lalu jemariku juga mengobok-ngobok kedua belah ketiaknya yang berambut dan terasa basah oleh keringat!

Jeffry menggeliat, dia tersenyum.Aku makin gemas dan kontol Jeffry Si Room Boy itu lalu aku kocok-kocok. Jeffry seperti menggumam: Hhhh Hhhh Hhhh, MMMPH MMMPH MMMPH! Mungkin marasa amat nikmat!

Tiba-tiba : CROOOOOOOOOT!CROOOOOOOOOT!CROO OOOOOT! CROOOOOOOOT!CROOOOOOOT!CROOOOO OOT!CROOOOOOOT!, pejuh Jeffry muncrat. Banyak sekali seakan tak akan pernah berhenti. Pejuhnya tercecer di perut dan jembutnya…..

JEFFRY AKU ENTOT

Melihat Jefry memancarkan pejuh, aku jadi merasa berhak juga mendapat kenikmatan. Karena itu aku berdiri dan dalam keadaan Jefrry masih berbaring terlentang dan nanar sehabis mengeluarkan pejuh, aku angkat kedua tungkainya dan aku lebarkan sehingga aku menampak lobang pantatnya. Lalu aku sodokkan kontolku yang sudah kencang,tegang,dan merah ungu berkilat-kilat kepalanya itu kedalam lobang pantat [bool] Jeffry !

Tanpa ampun aku sodokkan kontolku ke lobang pantat Jefrry. Jeffry seperti kaget mengejang, aku jadi makin tambah bernafsu dan aku hajarkan kontolku semakin jauh ke dalam lobang pantatnya, sehingga Jeffry tampak menyeringai kesakitan dan merintih :Aagh! Aagh! Terkaget-kaget setiap kali kontolku aku sodokkan ke lobang pantatnya yang sempit itu!Tapi aku tak peduli!Aku maju mundur-kan kontolku sambil terus merojok boolnya sampai akhirnya aku merasa sudah akan mencapai puncak syahwat!

Kontol Jeffry yang belum sepenuhnya layu itu tampak mengeras lagi dan kepala kontolnya mulai berkilat, sedangkan lobang kencingnya seakan menganga seperti mulut ikan. Mungkin juga dia terangsang lagi dan merasa nikmat karena kontol-ku merojok kelenjar prostatnya! Dengan tanganku, kontol Jeffry aku elus-elus dan aku kocok-kocok lagi. Jeffry menggeliat, kedua puting susunya tampak tegang melenting. Hal ini menunjukkan bahwa nafsu Jeffry sudah bangkit lagi! Jeffry melenguh lagi seperti kerbau : MMMMPH MMMMPH MMMMMPH!

“Siapa tahu pejuh Jeffry masih bisa muncrat lagi”,demikian pikirku!Aku terus mengocok kontol Jeffry dengan intens dan Jeffry menggeliat serta menggelinjang, pasti dia merasa teramat nikmat!

Tetapi aku tidak bisa menahan desakan pejuh di ujung lobang kencingku lagi, dan akhirnya : CROOOOOOT! CROOOOOT!CROOOOT!.Pejuh aku keluarkan di belahan pantat Jeffry…….!

Sambil memuncratkan pejuhku, aku tidak henti-hentinya mengocok kontol Jeffry dan ….beberapa detik setelah pejuhku muncrat, pejuh Jeffry juga muncrat untuk kedua kalinya : CROOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! Pejuh Jeffry berceceran di dada, perut dan juga jembutnya. Indah sekali! JANTAN!!!

Selesai melepaskan pejuh,aku berbaring disamping Jeffry sambil telanjang bulat.Aku pegang tangan-nya dan aku remas jemarinya. Aku mau menunjukkan bahwa aku sayang Jeffry. Lalu aku bangkit dan berjalan mengambil uang US $ 100,- dari dompetku. Aku selipkan di jemari Jeffry yang juga kekar dan hangat itu.Lalu aku bisikkan ke telinganya :

“Aku sayang Jeffry”

Aku masuk kamar mandi untuk mandi junub dan membersihkan badan.Waktu aku keluar kamar mandi, Jeffry sudah berlalu! Jeffry sempat merapikan tempat tidur yang berantakan akibat jadi tempat main cabul tadi!

Rupanya Jeffry membersihkan pejuhnya yang tadi berceceran di badannya dengan tissue. Di tempat sampah yang sebelumnya kosong,aku lihat tumpukan kertas tissue yang tampak basah dan penuh dengan lelehan pejuh!

ANTICLIMAX

Aku makan pagi sendirian dengan lahap,karena aku lapar, barusan olahraga yang intens dan main sex dengan cara mencabuli Jeffry! Aku mulai sadar lagi bahwa adalah aku seorang perwira pasukan elite!

Tiba-tiba aku teringat peristiwa New Zealand! Bagaimana kalau Jefrry mengadukan perbuatanku? Mukaku mau ditaruh dimana? Karena itu aku cepat-cepat makan dan berkemas! Setelah itu aku cepat-cepat check out, membayar kamar, lalu aku kabur dari hotel bintang-5 itu, mencari hotel bintang-5 lain!

Om Usman

Om usman itu adik tiri ibuku, dia tinggal di rumah sejak dia mulai SPG (Sekolah pendidikan guru). Waktu itu aku masih kecil, masih kelas 5 SD. Salah satu kebiasaan om usman yang tanpa sengaja aku ketahui adalah dia Om usman itu adik tiri ibuku, dia tinggal di rumah sejak dia mulai SPG (Sekolah pendidikan guru). Waktu itu aku masih kecil, masih kelas 5 SD. Salah satu kebiasaan om usman yang tanpa sengaja aku ketahui adalah dia selalu tidur dengan telanjang bulat. Waktu itu malam hari, di rumah kedatangan saudara papa, jadi aku dan papa pindah tidur ke kamar atas tempat om usman tidur.

Mungkin dia lelah sehingga dia sama sekali tidak tahu saat aku dan papa masuk ke kamarnya. Papa menghidupkan lampu kamar dan saat itulah aku pertama kalinya melihat laki-laki dewasa telanjang. Sejak saat itu aku selalu terbayang kejadian itu, dan suatu malam memutuskan untuk pindah tidurnya ke kamar om usman yang memang adem kalau malam hari karena terletak di lantai 2 yang setengah terbuka.
Aku berjalan pelan menaiki tangga, dan kemudian membuka pintu kamarnya. Aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan saat itu, tapi dia sangat terkejut saat melihatku masuk membawa guling. Lampu meja belajarnya masih menyala sehingga masih terlihat tubuh telanjangnya dan saat itu aku sangat ingat kontolnya sedang ngaceng penuh. “Adi mau tidur sini ya om,” ujarku tanpa memberi kesempatan Om Usman untuk bangun dari tempat tidurnya dengan langsung merebahkan diriku di kasur. Om Usman tampak bingung, tapi akhirnya dia tetap di kasurnya. “Adi, pintunya dikonci aja dulu. Nanti ada yang naek kayak malem-malem itu sama papa,” kata om usman. Aku kunci pintunya lalu kembali ke tempat tidur, dan menghadap dirinya yang sepertinya agak canggung.

Lalu aku memegang batang kontolnya yang masih ngaceng dan om usman sama sekali tidak menyuruhku melepaskannya. “Ini apa om?” tanyaku sambil mengusap-usap jembutnya, saat itu aku sudah tau kalau itu jembut tapi aku kan hanya pura-pura. “Jembut,” ujarnya dengan suara yang sangat pelan. Jembut om usman aku usap-usap, kadang aku tarik-tarik biar lurus. Jembut om usman memang sangat lebat, mungkin pengalaman pertama ini yang membuatku selalu bernafsu kalau melihat cowok yang berjembut sangat lebat. “Kok jembutnya tumbuh juga ya om di titit,” kataku sambil mendekatkan wajahku ke batang kontolnya terutama di bagian pangkal yang ditumbuhi jembut. Lalu aku memegang buah pelernya dan juga dipenuhi bulu-bulu jembut.

Lalu aku memegang-megang batang kontolnya dan tanpa sengaja aku membuat gerakan mengocok yang sama sekali tidak aku sadari kalau itu adalah cara orang mengocok. Kadang batang kontol aku putar-putar sambil aku rebahan di kasur. “Di, di lepasin dulu,” ujar om usman. “Kenapa om?” tanyaku tanpa mau melepas. Nampaknya om usman tak bisa menunggu berlama-lama lagi dan muncratlah spermanya berkali-kali dari lobang kencingnya, sebagian kecil ada yang mengenai jari-jariku yang masih melingkar di batang kontolnya yang berwarna ungu tua dan berurat kekar. “Kok om usman kencing sih?” tanyaku penuh dengan keheranan. Om usman masih belum menjawab, nampaknya dia masih mengatur nafasnya. Setelah itu dia berkata “Kalo sudah besar, nanti kencingnya kayak gini di,” “Oh gitu, tapi kok lengket ya,” “Eh jangan dipegang, tunggu..” Om usman lalu bangkit dari tempat tidur, dan dia mengambil sebuah kain dari balik kasur. Dia mengelap tanganku dan juga spermanya yang berhamburan di perut dan dadanya. “Adi jangan bilang siapa-siapa ya?” ujarnya. Aku mengangguk mengiyakan.selalu tidur dengan telanjang bulat. Waktu itu malam hari, di rumah kedatangan saudara papa, jadi aku dan papa pindah tidur ke kamar atas tempat om usman tidur.

Mungkin dia lelah sehingga dia sama sekali tidak tahu saat aku dan papa masuk ke kamarnya. Papa menghidupkan lampu kamar dan saat itulah aku pertama kalinya melihat laki-laki dewasa telanjang. Sejak saat itu aku selalu terbayang kejadian itu, dan suatu malam memutuskan untuk pindah tidurnya ke kamar om usman yang memang adem kalau malam hari karena terletak di lantai 2 yang setengah terbuka.
Aku berjalan pelan menaiki tangga, dan kemudian membuka pintu kamarnya. Aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan saat itu, tapi dia sangat terkejut saat melihatku masuk membawa guling. Lampu meja belajarnya masih menyala sehingga masih terlihat tubuh telanjangnya dan saat itu aku sangat ingat kontolnya sedang ngaceng penuh. “Adi mau tidur sini ya om,” ujarku tanpa memberi kesempatan Om Usman untuk bangun dari tempat tidurnya dengan langsung merebahkan diriku di kasur. Om Usman tampak bingung, tapi akhirnya dia tetap di kasurnya. “Adi, pintunya dikonci aja dulu. Nanti ada yang naek kayak malem-malem itu sama papa,” kata om usman. Aku kunci pintunya lalu kembali ke tempat tidur, dan menghadap dirinya yang sepertinya agak canggung.

Lalu aku memegang batang kontolnya yang masih ngaceng dan om usman sama sekali tidak menyuruhku melepaskannya. “Ini apa om?” tanyaku sambil mengusap-usap jembutnya, saat itu aku sudah tau kalau itu jembut tapi aku kan hanya pura-pura. “Jembut,” ujarnya dengan suara yang sangat pelan. Jembut om usman aku usap-usap, kadang aku tarik-tarik biar lurus. Jembut om usman memang sangat lebat, mungkin pengalaman pertama ini yang membuatku selalu bernafsu kalau melihat cowok yang berjembut sangat lebat. “Kok jembutnya tumbuh juga ya om di titit,” kataku sambil mendekatkan wajahku ke batang kontolnya terutama di bagian pangkal yang ditumbuhi jembut. Lalu aku memegang buah pelernya dan juga dipenuhi bulu-bulu jembut.

Lalu aku memegang-megang batang kontolnya dan tanpa sengaja aku membuat gerakan mengocok yang sama sekali tidak aku sadari kalau itu adalah cara orang mengocok. Kadang batang kontol aku putar-putar sambil aku rebahan di kasur. “Di, di lepasin dulu,” ujar om usman. “Kenapa om?” tanyaku tanpa mau melepas. Nampaknya om usman tak bisa menunggu berlama-lama lagi dan muncratlah spermanya berkali-kali dari lobang kencingnya, sebagian kecil ada yang mengenai jari-jariku yang masih melingkar di batang kontolnya yang berwarna ungu tua dan berurat kekar. “Kok om usman kencing sih?” tanyaku penuh dengan keheranan. Om usman masih belum menjawab, nampaknya dia masih mengatur nafasnya. Setelah itu dia berkata “Kalo sudah besar, nanti kencingnya kayak gini di,” “Oh gitu, tapi kok lengket ya,” “Eh jangan dipegang, tunggu..” Om usman lalu bangkit dari tempat tidur, dan dia mengambil sebuah kain dari balik kasur. Dia mengelap tanganku dan juga spermanya yang berhamburan di perut dan dadanya. “Adi jangan bilang siapa-siapa ya?” ujarnya. Aku mengangguk mengiyakan.
Sex-sejenis dengan sesama model laki-laki.

Ada model, presenter, artis atau penyanyi yang karirnya melejit begitu saja seperti berkah yang turun dari langit. Sebaliknya, ada juga di antara mereka yang harus berjuang keras susah-payah dari bawah.
Di antara mereka yang mudah mendapatkan job dan mengembangkan karir di bidang entertainment atau hiburan adalah mereka yang berdarah Eropa atau berwajah Eurasia[Indo] seperti aku. Aku berdarah campuran Indonesia – Bule Australia. Bahkan tak jarang ada orang yang tidak bisa Bahasa Indonesia atau bukan WNI [Warga Negara Indonesia] tetapi berhasil sukses di dunia hiburan di Indonesia.Hal ini sungguh sangat menyedihkan, walaupun tentunya sangat menguntungkan aku yang berwajah Eurasia. Tentu saja ini bukan salah mereka yang berwajah Eropa,tetapi karena selera publik Indonesia yang gemar dengan orang berkulit terang dan berhidung mancung.
Ari Wibowo, Andrew White, Marcellino Lefrandt, Christian Sugiono, dan Tamara Bredzinsky adalah contoh orang-orang setengah-bule yang beruntung karena bisa dengan mudah meraih rezeki di Tanah Air-ku yang kedua ini.Tanah Air-ku yang pertama Australia karena aku Warga Negara Australia.Hal ini terjadi akibat undang-undang yang berlaku di Indonesia waktu aku lahir [undang-undang ta'i!].
Waktu aku menulis cerita-cabul tak bermoral ini, undang-undang itu sudah dicabut. Dengan undang-undang yang baru maka anak-anak yang lahir dari perkawinan-campuran mempunyai Dwi-Kewarganegaran sampai mereka berumur 18 tahun.
Ketika cerita cabul ini ditulis,banyak selebritis atau orang terkenal di Indonesia yang karirnya dimulai ketika mereka terpilih sebagai Abang dan None Jakarte.Berkat penampilannya yang keren maka mereka pun terpilih untuk mendapat peran sebagai presenter atau pemain sinteron atau bintang film layar lebar. Setelah sukses jadi presenter atau pemain sinetron,sebagian dari mereka ada yang mencoba nasibnya jadi penyanyi.
Banyak juga yang karirnya macet,tidak berkembang. Baik karena nasib,tidak punya koneksi atau sebab-sebab lain.
Aku sendiri tidak terlalu perduli dengan karir-ku di dunia model – khususnya periklanan. Yach, aku jalani saja.Di samping jadi model iklan, aku juga sekali-sekali main sinetron untuk peran yang tidak penting dan juga jadi peragawan. Aku bukan selebritis dan aku tak bermaksud jadi selebritis. Aku hanya sekedar numpang hidup di Indonesia, cari makan,mengisi waktu,dan tentu saja ngentot!
Di dunia modelling dan fashion aku ketemu banyak cowok yang tampan,jantan,menawan,tapi anehnya aku jarang punya kesempatan untuk berinteraksi dengan intensif dan bergaul intim dengan sesama model. Tetapi aku dekat dengan crew dan para pendukung kegiatanku. Baik untuk iklan, sinetron, mau pun fashion. Hubunganku dengan mereka bukan hanya dekat tetapi malah aku pernah melakukan hubungan sex sejenis dengan beberapa orang dari mereka – tentu saja yang cowok!Karena aku seorang homosex murni sejak lahir dan aku hanya tertarik pada kaum sejenis saja!. Yang jelas aku sudah pernah main cabul dengan fashion designer, Satpam dan juga beberapa staf yang cowok-cowok remaja yang tampan, jantan,dan menawan, dengan kontol yang besar, pejuh yang nikmat, dan jembut serta bulu-ketek yang merangsang! Aku juga beruntung pernah main cabul dengan seorang body-guard dari fashion designer[perancang busana] yang biasa mengontrak aku.
Sampai saat aku menulis cerita bejat ini, rahasia tentang kehomoanku,tidak atau belum sempat bocor. Tentu karena aku selalu memberi imbalan uang yang cukup, agar partner main cabulku tutup mulut. Di samping itu,aku juga memilih-milih cowok yang aku akan ajak main cabul – dengan mengandalkan “gay -dar”-ku ["gay radar", yaitu indera keenam untuk menentukan apakah seorang cowok yang sedang kita hadapi adalah seorang gay atau bukan].
Bagi yang aku cabuli dengan paksa [aku perkosa] akupun tidak perlu kuatir mereka akan berani atau mau membocorkan apa yang aku telah lakukan pada mereka.Disamping aku punya wibawa,aku juga sudah mengancam mereka dengan ancaman yang keras dan kejam, dan aku yakin mereka pasti takut! Meski hubunganku dengan sesama model [colleagues]tidak dekat, tapi aku saling kenal dengan banyak di antara mereka. Salah satu di antaranya adalah Edo. Sudah barang pasti,Edo menarik perhatianku karena penampilannya yang tampan,jantan dan amat menawan.
EDWARD
Nama asli Edo adalah Edward.Berbeda dengan orang Inggris dan Amerika yang biasa memendekkan nama Edward dengan panggilan “Ted”,maka orang-tua Edo memendekkan nama Edward dengan panggilan “Edo”.
Sejak pertama kali aku jumpa Edo,aku sudah dapat melihat banyak kelebihan dalam diri Edo. Bukan hanya wajahnya yang tampan, tubuhnya yang jantan atletis, ketat, dan berotot, tapi Edo juga punya aura yang luar-biasa.Bahkan aku berpendapat bahwa seharusnya Edo bukan jadi model atau peragawan atau presenter atau pemain sinetron atau penyanyi tetapi justru seharusnya dia jadi jenderal atau panglima suatu kesatuan militer.Kalau seandainya Edo mengenakan seragam militer,pasti penampilan-nya akan “menggetarkan” dan “menggentarkan” yang melihatnya!
Lengan Edo sangat menawan, bisepsnya kekar dan bagus.Hal itu,dikombinasi dengan ketampanan dan kejantanannya, membuat aku ingin merebahkan diri ke tanah dan menyerahkan jiwa-ragaku kepada Edo. Untuk dihajar, disiksa dan diperkosa sesukanya! Padahal, umur Edo dua tahun lebih muda dari aku.
Demikianlah, pada suatu fashion-show,aku,Edo dan beberapa peragawan dan peragawati tampil di cat walk. Kami memamerkan karya Timmy dan beberapa perancang-busana lainnya. Fashion-show itu cukup sukses bahkan cukup banyak karya yang dipamerkan Timmy dan perancang lainnya yang terjual ataupun dipesan.
Selesai tampil, seperti biasa kami ganti baju di ruang yang disediakan.Aku ganti baju bareng Edo, karena peragawan yang lain agaknya sudah ganti duluan.
Waktu itu aku lihat Edo bukan hanya ganti baju yang dipamerkan dengan bajunya sendiri tetapi dia juga ganti kancut.Seperti biasa kancut peragawan kadang-kadang basah oleh keringat setelah tampil di cat walk. Edo tanpa ragu melepaskan kancutnya bertelanjang bulat!Edo tentu membawa kancut yang bersih untuk ganti.
Aku sangat takjub melihat tubuh Edo yang atletis, ketat,berotot dengan kontol yang besar dan sudah disunat ketat itu!
Kontolnya mencuat dari hamparan jembutnya yang hitam tebal dan tumbuh luas – indah sekali! Di bawah kontolnya yang besar bagaikan kontol kuda, bergantung sepasang biji-peler yang membulat dan ukurannya proporsional [serasi] dengan ukuran kontol-kudanya!Aku yakin, biji-peler sebesar itu pasti akan mampu menghasilkan pejuh yang kental, volumenya banyak,dan rasanya nikmat kalau boleh ditelan!
Waktu Edo mengangkat lengannya keatas karena dia akan melakukan sesuatu,aku menampak bulu-ketek-nya yang hitam di dataran ketiaknya, dengan pola pertumbuhan yang indah,jantan,dan amat merangsang nafsu berahiku!
Otot-dadanya amat menonjol ke depan dihiasi dua puting-susu yang tertancap,tegang,dan melenting, ditingkah oleh permukaan perutnya yang rata tapi bertonjolan otot-otot membentuk six-packs.
Edo tidak segera mengenakan pakaian. Dia seperti sedang melipat dan menempatkan pakaian yang di- peragakannya di gantungan dan dia masih saja ber-telanjang-bulat dengan penuh percaya diri. Aku kagum pada keberanian dan rasa percaya diri [PD] atau self confidence Edo untuk mau bertelanjang bulat di hadapanku!
Meskipun aku sangat menikmati diberi kesempatan untuk menyaksikan ketelanjangan Edo,tapi aku pura -pura tidak memperhatikannya. Sementara obrolan kami berdua pun terus berlanjut.Dalam hatiku aku berpikir jangan-jangan Edo sedang memprovokasi aku dengan cara telanjang bulat di kamar ganti seperti itu.
Tentu saja diam-diam nafasku memburu dan kontol-ku ngaceng,tegang,keras,akibat disuguhi dengan pemandangan ketelanjangan Edo yang sempurna itu!
Kebetulan kali itu fashion-show digelar di suatu bintang lima.Hotel itu adalah favoritku. Karena Satpam dan Security Officer-nya ganteng-ganteng, bersih-bersih, dan bertubuh atletis! Aku bahkan pernah berhasil main cabul dengan salah seorang Satpam hotel itu dan waktu itu aku memberinya tip lumayan.
Sebetulnya aku merasa berdosa, sebab waktu itu aku menjebak dan memperangkap Satpam yang ganteng dan baik-hati itu. Sehingga akhirnya aku berhasil mencipoki mulutnya,menjilati tubuh dan kontolnya sampai pejuhnya muncrat. Akhirnya aku menyodomi lobang pantatnya. Sebab itu aku tidak ragu untuk memberinya tip besar Rp 1000,000,- [satu juta rupiah]. Sebagai imbalan kontolnya yang aku isap, pejuhnya yang aku minum,dan juga boolnya yang aku sudah entot dengan kontolku yang besar!
Walau dia “hanya” seorang Satpam! Tapi saat itu aku merasa nikmat luar-biasa, puas dan lampias! Aku ingin sekali mengulangi main cabul dengan Satpam itu, tetapi aku tak mau mengambil risiko. Selesai Edo ganti-baju, aku lihat dia memasukkan barang-barangnya ke dalam sebuah tas kecil,antara lain: parfum, deodoran, sisir, medicated-powder, dan tentu saja kancutnya yang basah oleh keringat tadi.Kalaulah aku tak punya harga diri lagi, mau rasanya aku meminta kancut Edo itu atau bahkan membeli kancut yang basah oleh peluh Edo [dengan harga berapa pun!] buat kenang-kenangan souvenir. Tentu saja kancut Edo itu bisa aku gunakan untuk alat-fetish dan alat-fantasi waktu aku ngeloco!
Waktu Edo akan keluar kamar ganti, aku ajak Edo minum di cafe yang ada di hotel bintang lima itu.
“Mas Edo, bagaimana kalau kita minum dulu di cafe”, ajakku.
“OK. Let’s go”, kata Edo. Suara Edo amat sexy dan berwibawa, amat menggetarkan sukmaku. Seandainya dimungkinkan, mau rasanya aku mengabdi pada Edo, jadi pelayannya atau jadi budak-sexnya.Agh!Pasti nikmat!
NGOBROL DI CAFE
Aku merasa bahagia dan bangga bisa berdua-duaan dengan Edo. Waktu kami jalan berdua aku lihat banyak orang yang memandangi kami,yang tidak aku ketahui apa alasannya. Apakah mereka mencurigai kami sebagai sepasang homosex? Apakah karena mereka kagum pada ketampanan Edo? Atau….mereka kagum melihat penampilanku? Tentunya aku tidak kalah tampan jika dibandingkan dengan Edo [kata orang].
Aku menawari Edo minum dan Edo memilih kopi. Kata Edo :
“Kopi nggak ganggu tidur gua”.
Aku pun menyesuaikan diri minum kopi.Aku menawar-kan apakah Edo mau makan malam. Tapi Edo memilih makanan kecil saja. Maka aku pun memesan makanan kecil yang tersedia di cafe itu.
Seperti penampilannya yang tampan, ternyata Edo juga berkepribadian simpatik,berwibawa, correct, dan humoristis. Aku langsung saja merasa cocok dengan Mas Edo-ku yang satu ini!
Makin jauh aku mengenal Edo, kekagumanku makin menjadi-jadi.Ternyata Edo adalah seorang karateka senior dan sekaligus dia pelatih karate di suatu kesatuan militer. Dia juga anak seorang perwira tinggi militer. Edo menyelesaikan pendidikan S-1 nya di luar negeri.Semua itu diceritakan oleh Edo dengan enteng dan tanpa ada kesan bahwa dia mau pamer.Semua hal tentang dirinya yang aku kagumi, ternyata oleh Edo dianggap hal yang lumrah dan biasa-biasa saja.
Kata Edo, dia ikutan jadi peragawan karena dia teman dekat Timmy [si perancang busana]:
“Teman latihan karate”,jawab Edo.Ketika aku nekat bertanya, dimana Edo kenal dengan Timmy! Kami ngobrol cukup lama dari jam 22:00 sampai jam 01:00.Ketika cafe tampak sudah sepi aku menawar-kan pada Edo :
“Mas Edo pulang besok pagi saja. Sekarang sudah malam.Kalau tidak keberatan Mas Edo bisa menginap bareng saya.Saya kebetulan ada kamar diatas. Tapi tempat tidurnya hanya satu – double-bed”
Setiap ada fashion-show yang diselenggarakan di hotel bintang-lima, aku memang biasanya memesan kamar.Maksudnya untuk jaga-jaga kalau ada suatu emergency.
“OK Kita nginep bareng aja. Let’s go”, kata Edo. Kembali lagi Edo menjawab pertanyaanku dengan enteng, tanpa beban. Setelah aku membayar bill [receipt] cafe, kamipun masuk ke lift.
Di lantai sepuluh kami keluar dan berjalan masuk kamar.Aku tidak merasa mengantuk, mungkin karena pengaruh kopi tadi.Aku lihat Edo juga masih segar dan tegar.Bau parfum Edo yang segar samar-samar tercium olehku,makin membangkitkan nafsu berahiku yang sudah menggebu-gebu sejak tadi!
Double-bed kamar itu cukup luas dan cukup nyaman untuk dipakai tidur berdua.
“Kalau Mas Edo mau gosok gigi silahkan”, kataku. Kebetulan di kamar mandi semua peralatan mandi tersedia lengkap. Maklum hotel bintang lama dan kamar yang kupesan adalah kamar “De Lux” bukan kamar “Standard”.
“OK.Terima kasih”, kata Edo.Dia melepaskan semua pakaian luarnya dan menyimpannya di lemari.Lalu dia berjalan dengan hanya mengenakan kancutnya yang minim ke kamar mandi.
Kancut yang dipakai Edo begitu minimnya,sehingga hanya kontol dan bijipelernya saja yang tertutup. Sebagian jembutnya bisa terlihat jelas. Sedangkan di bagian belahan pantat-nya hanya tertutup oleh tali-kain yang menghubungkan ikatan kancut di pinggang -nya dengan bagian kancut di bawah biji pelernya.
Sepanjang pengetahuanku, kancut yang amat minim[maximum exposure]seperti yang dipakai Edo harga-nya satu piece bisa mencapai US $ 50,- sampai US $ 90,-karena sexy, erotis,dan exotis!Saat cerita ini ditulis,di Indonesia kancut seperti itu belum dipasarkan. Kalau mau membeli, harus pesan dari luar negeri.
Aku terpana! Kagum! Bahagia! Karena aku merasa diberi kehormatan sekamar bareng Edo yang nyaris telanjang bulat.Artinya,Edo percaya kepadaku dan tidak mencurigai aku.
DISETUBUHI DAN DIGAULI EDO
Setelah Edo selesai gosok gigi [dan mungkin dia juga kencing di WC] aku pun gantian gosok gigi. Lalu kami baring bersebelahan di tempat tidur siap-siap untuk tidur. Lampu kamar aku atur agar bercahaya temaram! Aku menyesuaikan diri dengan Edo dan naik ke tempat tidur dengan hanya memakai kancut yang juga minim dan disainnya rendah.Tapi kancut itu masih menutup jembutku.
Meskipun aku berbaring dan berniat tidur,tetapi pikiranku galau dan otakku terus saja berpikir tentang Edo,keindahan tubuhnya serta kehebatan dirinya.
Kira-kira sepuluh menit kami berbaring,tiba-tiba aku merasakan Edo bangkit mendekat, kemudian dia langsung saja mendekati wajahku dan melumat bibir -ku. Aku menanggapinya dengan amat bahagia dan responsif, Kedua tanganku langsung memeluk tubuh Edo. Edo ternyata sangat pandai mencipoki bibir orang. Dia juga menciumi leherku, dadaku,dan dia juga menjilati kedua puting susuku bergantian. Aku merasa senang, nikmat, dan bahagia!
Aku dengar Edo berbisik :
“Sekarang jilatin badan gua!”,lalu dia membaring-kan tubuhnya terlentang di sampingku. Sebelumnya Edo melepas kancutnya melalui kakinya. Kemudian dia juga membantu aku melepaskan kancutku. Kami berdua sama-sama telanjang bulat!
Aku merasa senang, bahagia, suka-cita, mendapat “perintah” dari lelaki yang demikian hebat. Maka aku pun segera melaksanakan perintahnya dan aku menjilati seluruh dadanya, termasuk kedua puting susunya dan perutnya yang sic packs!
“Tolong jilat ketek gua juga”, katanya lagi. Edo seperti memerintah-merintah aku.Tetapi aku justru bangga dan bahagia bisa berguna buat Edo, cowok yang luar-biasa itu!
Akupun dengan amat bahagia segera menjilati kedua belah ketiaknya yang berambut,indah dan agak ber-keringat.Seperti tiap kali aku menjilati ketiak laki-laki – ketiak Edo pun terasa asin di lidah -ku akibat keringat, bercampur rasa pahit akibat adanya deodoran.
“Isep kontol gua”, perintah Edo lagi.
Dengan patuh aku menjilati, menyedot, mengulum kontol Edo yang besar dan boleh dibilang tak muat di mulutku.Sehingga dengan susah payah aku harus menjilatinya sambil kedua tanganku memegangi dan mengocok kontolnya. Sekali-sekali aku meraba dan menggerayangi bagian-bagian tubuh Edo yang lain dan aku juga menyodok-nyodok lobang pantat Edo.
Tapi, baru “setengah jalan” aku menyedot kontol Edo,ia mencabut kontolnya dari dalam mulutku dan bangkit dari tempat tidur.Dia berdiri di samping tempat tidur lalu “mengatur” aku supaya aku bisa dientot dari arah boolku. ku pun coba menungging ditempat tidur dan tanpa ampun Edo mulai menyodok boolku dengan kontolnya:maju-mundur,maju-mundur, maju-mundur!Sakit,pedih, nikmat, bercampur baur disitu. Dia memompakan kontolnya ke boolku yang sempit. Sambil memompakan kontolnya ke boolku, tangan Edo mengocok kontolku dan mengelus-elus bagian bawah kontolku dekat lobang kencing untuk merangsang kontolku.Kontolku jadi makin ngaceng! Sedangkan boolku mulai terasa perih.Tapi ada rasa nikmat di saluran kencingku. Itu akibat kelenjar prostatku tersodok-sodok kontol Edo dari arah lobang pantatku!!
Mungkin Edo tidak terlalu menikmati sedotan dan jilatan mulutku di kontolnya, karena itu dia memilih untuk menghajar boolku dengan kontolnya!
Memang benar,untuk sebagian cowok,menyodomi bool [lobang pantat]terasa lebih nikmat!Karena lobang pantat sempit dan jepitan sphincternya [otot di lobang pantat] sangat kuat sehingga teras nikmat di kontol!
Aku mendengar dengusan dan suara nafas Edo yang terengah-engah kenikmatan sewaktu dia memompakan kontolnya di lobang pantatku :
“HHH..HHH..HHH…!”
Tak lama kemudian aku merasakan belahan pantatku dan bagian bawah biji-pelerku terasa hangat oleh adanya muncratan pejuh Edo di situ!Edo pun makin intens mengocok-ngocok kontolku agar pejuhku juga bisa muncrat.Beberapa detik kemudian aku naik ke puncak syahwat dan pejuhku muncrat : CROOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOT!
Kami pun tergelimpang, terlentang, telanjang di atas tempat tidur. Aku tertidur kelelahan akibat kerja keras di fashion-show, ngobrol dengan Edo tiga jam,lalu dientot dan mengeluarkan pejuh.Aku tidur tanpa mandi junub lagi!
ANTICLIMAX
Subuh esok harinya, aku terbangun dan aku lihat Edo sedang sholat. Sedangkan aku masih telanjang bulat.Cepat-cepat aku ke kamar mandi untuk mandi junub dan wudhu. Ketika aku keluar kamar mandi, aku lihat Edo sudah siap berpakaian akan pergi.
“Gua pergi dulu ya. Gua mau ke luar kota”, kata Edo enteng seperti biasa.Aku memeluk dan mencium pipinya.Edo menanggapi sekedarnya. Kemudian dia berlalu. Sejak itu aku tak pernah jumpa Edo lagi dan dia tak pernah ikutan jadi peragawan fashion -show Timmy. Waktu aku tanya Timmy, kenapa Edo tidak pernah tampil lagi. Timmy menjawab singkat:
“Edo pindah ke luar negeri”.
Ahirnya DiPERKOSA juga , GI
Nama Saya Rizal 18 Tahun siswa kelas 1 SMA di salah satu sekolah
negeri di kota tempat saya tinggal. Orang bilang saya cakep atau
“kasep” kebetulan saya tinggal di tanah Sunda,dengan tinggi 174 cm dan
ukuran kontol 13 – 14 cm (tidak terlalu panjang memang) saya sudah
mengetahui bahwa saya berbeda dengan lelaki lainnya, yaitu saya
menyukai sesama jenis, Keanehan ini telah muncul ketika saya berada di
sekolah dasar ketika saya melihat lelaki sexy yang telanjang saya selalu
terangsang, entah kenapa, sampai akhirnya pada saat SMP saya
engetahui bahwa saya ini Seorang GAY atau homosexual Keinginan
tahuan saya begitu kuat, sehingga membuat saya terus berexplorasi
akan dunia gay, sampai akhirnya saya mengalami kejadian yang tak pernah
saya lupakan
Bertepatan setelah idul fitri, tanah disebelah rumah saya akan dibangun
rumah oleh pemiliknya, saya merasa sangat senang karena dengan itu
saya bisa melihat kuli disana telanjang disamping itu bisa lihat kuli ngeloco
sampai MUNCRAT!! CROOT!! Setiap hari saya pura pura menyibukan diri
di halaman rumah hanya untuk melihat mereka topless, tapi saya
terkejut melihat seorang pria, Dia Tampan, putih Bodynya kekar,
maskulin, saya taksir dia berumur 30 tahun, tidak terlalu tinggi, ditambah
dengan jendolan selangkangannya yang besar Dia bersama istri dan kedua
anaknya disana, dia tersenyum ke arah saya dan saya pun membalas
senyumnya. Saya sempat berpikir bagaimana bisa saya ngedapetin
kontol tuh Om Straightnya. Ia mendekat, Ooh rasanya dag dig dug.. “De
ada mama nya?” Lho kok dia nanyain mama saya bicara saya dalam hati.
“Ooh ada, mau saya panggili pak?” “Jangan panggil saya bapak, saya
belum terlalu tua kok, panggil aja Om biar agak kekeluargaan gitu.. “ooh
iya kalau begitu, bentar nama Om siapa?” “Nama Saya Asep. “Sebentar
kalo gitu Om, saya panggilin mama saya dulu”.
Dan akhirnya saya pun tahu Om asep itu Keluarga jauh saya juga. Itu
membuat saya merasa semakin dekat saja sama si Om. Hari hari berlalu ,
dan sampailah pada suatu hari Bonyok sama kaka saya pergi ke luar kota
untuk menghadiri acara sedangkan saya memilih di rumah karena esok
harinya akan ada ujian tengah semester di sekolah. Waktu itu jam 7
malam hujan deras disertai dengan kilat, seseorang mengetuk pintu
rumah, Saya sempat berpikir tidak membukanya karena takut, tapi
saya beranikan untuk membukanya, dan alangkah terkejutnya saya
ketika tahu bahwa itu adalah om asep, saya pun langsung membukakan
pintu. “Maaf zal boleh ikut berteduh?” Wah ini kesempatan emas
pikirku , tanpa basa basi lagi aku jawab, “Oh ya silakan, ayo masuk om
entar kedinginan lo, diluar kan ujan” “Makasih ya zal, baik banget” “Aah
gak segitunya kali Om” sambil senyum.. “ooh iya mama mana zal?” “Lagi
keluar kota semuanya Om sekarang izal sendirian disini” “Lho gak ikut
kamu zal? “enggak ah Om besok ada ujian” “Gak ngapalin nih?” nadanya
nyindir “Ngapalin mulu capek Om, mending istirahat sekarang mah.”
Kami pun ngobrol ngalor ngidul, ini itu, Seperti Om dan Keponakan Sendiri.
Saya pun mulai berpikir bagaimana caranya agar bisa bersama terus
dengan Om Asep.. Saya pun dapat ide.
“Om Nginep dong disini , masih Ujan tuh, lagian udah malem Om” “Wah
Entar istri Om gimana?” “Lho gimana apanya Om”? “Om kan udah bikin
janji ama istri Om.” “Janji apa Om?” “Yaah pasti kamu tau lah.. ia
menjawab dengan senyuman mesum
Dan tak lama pembicaraan kami mulai mengarah kepada hal hal yang
berbau sex..
“Kamu udah pernah ngeloco zal?” “Hmmm Udah sih Om” jawabku malu
“Gimana tuh rasanya pertama kali Ngeloco?” “Aah Om kayak gak tau
aja” haahaha Kami pun tertawa berdua Aku melihat gerak gerik
badannya yg mulai mencurigakan dan serta OOOOOOOOoooowww
Seperti ada tongkat besar kulihat diselangkangan celananya, Aku pikir Ini
Kesempatanku.
“Kenapa Om?” Itu burungnya bangun.. “Om… Om Udah gak Kuat!! Ia
menarik badanku ke sofa dan menciumiku. aaah aaah, aku pun
membalasnya dengan sukahati Ia Menggesek gesekan kontolnya dengan
kontolku, saling beradu.. Oooooh mimpi apa aku , kataku dalam hati. Ia
Berbisik padaku “Aku ingin Memperkosa kamu zal!!” Aku jawab “Baiklah
Om Perkosa aku, Perkosa!! Perlakukanlah aku, Perawani aku!! Sengaja aku
memancingnya dengan kata kata yang merangsang..
Ia berbeda dari biasanya, Ia Sangat bringas, bagai singa jantan. Ia mulai
melepaskan bajunya dan membuka reseleting celananya dan OOOH
KONTOL yang begitu gede berurat tegang 20 cm an dilengkapi dengan
precumnya yang menggoda…. ISEP!! ISEP!!! Ia menyuruhku. Tanpa basa basi
lagiaku hisap KONTOl gedenya, saking besarnya aku hanya bisa
memasukan sebagian dari kontolnya, tapi dia tetap memaksaa… aaahh
oohh yess aah shh ahh sshh .. erangannya ketika memperkosa mulutku..
Aku membuka celanaku dan mengocok kontolku yang sedari tadi telah
tegang sepenuhnya.. Tak lama kemudian aku sadar bahwa kami telah
bertelanjang tanpa satu helai benang pun.
Ia terus menggenjot mulutku, sekitar 30 menit aku mengoral kontol dia,
dan aku merasakan dia akan segera muncrat, ia gerakan kontolnya
semakin cepat, semakin ganas, dan bringas.. AHHH SHHHH AHHH OHHH
GUEEH GUUEEH MAAUHH AAAAAAAAAAAAAHHHHHHHH
CROOOOOOOOOOOOTT CROOOOOOOT CROOOOOOT
CROOOOT CROOOOOOOOT. Ia melepaskan PEJUH Lezatnya di mulut
saya “MINUM!!” Jangan ampe ada yang keluar!!” bentak dia Dia
menyuruhku untuk minum spermanya tapi dia tidak mau melepaskan
kontolnya dari mulutku alhasil banyak pejuhnya yang keluar, aku terus
saja melamot, menyedot kontolnya dan meminum pejuhnya.. aaah aaah
shsh . dia terus mengerang.. Om Asep Ini lelaki perkasa , buktinya
meskipun Kontolnya udah ngeluarin pejuh tapi kontolnya masih tetap
tegang sepenuhnya… Dia pun mencabut kontolnya dari mulutku.
Kami berciuman kembali, lebih romantis dan gentle dari sebelumnya, aku
cium dan jilat selurh tbuhnya ooooh nikmat tak terkira. Antara sadar dan
tidak aku mengajaknya ke kamar karena aku sudah ingin dientot.. “Om
Entot aku”!! “Apa??” Beneran nih? “iya Om.. Kontol Kuda Om memang
Hebat ucapku sambil menjilat kontolnya Ia pun menyeringai mesum, dan
langsung mengangkatku dengan tangannya layaknya sepasang suami isrti,
aku ditidurkan dikasurku, lalu Om asep menikamku dengan ciuman
mesra… :* :* “OOmm aaah oom aaah Entot aku aah sshh” pintaku sambil
ngocok kontol.. “Apapun yang kau inginkan sayangg!!!” SREEEEEEETTT
“aaaaaaaawww” teriaku karena ia mendadak memasukan kontolnya
tanpa penetrasi ke lubang duburku yang masih perawann.. “ooom Sakit”
rintihku “Nanti juga enakan sayang” Sambil menciumku Genjotan
pertama pelan pelan, terus kencang lebih kencang lagi dan lagi…
aaahh sshh ahh sshhsaaahh… rintihku antara nikmat dan sakit bersatu
padu… “aaaah ooh sakit oom tapih enhaak” erangku… “Dasaar bocah gila”….
Karena terlalu nafsu, entah mengapa ia menggenjotku sekuat kuatnya
dan sesakitsakitnya tetapi kontolku malah ngaceng sengaceng
ngacengnya.. “oooh” Ia memang ahli dalam hal ini, titik prostatku tercapai
oleh kontolnya, maju mundur maju mundur aaah enak sekali. Beberapa
menit kemudian aku mulai mengejang merasakan terjangan lahar putih
yang akan keluar, meskipun aku tak memegang kontolku, dan
aaaaaaaaaahh aahhh ohhhh CROOOOOT CRRRRROOOOOOOOOT
CCRRRRRROOOOOOT pejuhku muncart banyak sekali, ke dadaku, ke
muka om asep dan ke seluruh tubuh kami. Oooh kontolku mulai melemas,
tapi Om asep tetap menggenjotkan kontol kudanya…. Bosan ia dengan
gaya yang biasa, ia punya ide untuk merapatkan kakiku sehingga duburku
akan jauh lebih sempit, aku menolak dengan tegas, tapi ia tak mau
mendengar, ia cengkram kedua kakiku dengan ototnya yg kekar, aku tak
bisa melawannya, dan akhirnya…
Aaaaahh pantatku benda padat itu menyakitkan sekaligus menikmatkan,
“oohh ahh shh ah ohh ” terus saja rintihnya.. Duburku mulai berdarah. Tapi
ia tak peduli, bahkan ia makin bringas mengentotiku…
Oooh uhhh ahh… Aku HAMILI KAMU OKE SAYANGGHHH ahh?? AHHHH
CROOOOOOOOOOOOOOT
CRRRRRRRRRROOOOOOOOOOOOOOOOOOOT
CCCCRRRRRRRRRROOOOOOOOOOOOOT
CRRRRRRRRRRRRRROOOOOOOOOOOOOOOOOOT dia pun
mengeluarkan pejuhnya untuk yang ke 2 kalinya, sangat banyak sekali,
bercampur darah duburku.. OOh tapi aku merasakan kenikmatan tiada
taranya. Ia terjatuh lemas dipunggungku sambil berbisik “Mandi sambi
maen yo? Nadanya mesra. dalam hati saya berkata ” gila nih orang belum
puas juga”
Ia memaksaku untuk mandi bareng dia, aku terpaksa dengan
mengangkang karena ia tak mau mencabut kontolnya dari duburku.. “Om
lepas dong!!.” “Nanti setelah kita selesai main.. Kami pun mandi , saling
menyabuni tentunya dengan kontol om asep yang tertancap di duburku.
Ia mulai beraksi, aku pasrah karena sudah terlalu lelah.. ia menggenjotku
terus dan terus, sensasi luar biasa terasa karena kami mandi dengan
shower air hangat yang sedikit panas, menyebabkan sensasi luar biasa
pada kontol kami.. OOooh aaah ohhh OMMM akuuu KELUARRR
CROOOOOT CRTOOOOOCROOOOT!!!!!!
OOoh Akuu jugaaahh ZALLLL makan nih PEJUHHHHHH
CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT
CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT!!!Ia
tetap menanamkan kontolnya di duburku. untuk ketigakalinya ia muncrat..
hosh hosh , kami terkulai lemas di bathtub, dan tertidur sambil dubur
saya ditanam di lubang pantatku..
Keesokan harinya aku terbangun, dan sempat kaget takut kesiangan ke
sekolah, tapi syukurlah waktu masih jam 4 pagi, aku pun membangunkan
om asep, agar dia mencabut kontolnya dari duburku, tapi apa daya dia
mengajakku lagi untuk bermain, dan aku ladeni hingga ia dan aku
NGCROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT!!!
OOhh AHhh..
Ia pun pamit pulang dengan memberikan ciuman padaku, “Kau memang
hebat” bisiknya. Aku beri dia nomer HP ku agar kapan ia butuh service
aku tinggal datang, toh nanti rumah saya dan dia dekat. Setelah kejadian
itu, BERCINTA sudah menjadi kegiatan rutin kami, ketika dia sedang
sendiri atau aku yang sendiri dia selalu memberiku uang jajan ketika aku
sudah memuaskan nafsunya. Pada akhirnya saya menjadi budak sexsnya,
tapi beruntungnya saya masih mendapat kenikmatan dari apa yang saya
lakukan dan saya tidak mendapat siksaan fisik pula. Mungkin inilah awal
perjalanan hidup HOMOSEXUAL saya…
6 jam di Jogja GI
Sebuah hotel baru akan diresmikan di daerah Losari,
dekat Magelang, gerombolan kami turut di undang. Para Vipiawan dan
Vipiawati dari Jakarta sebagian berangkat barengan dengan pesawat
Garuda ke Jogja, sebagian lagi menyusul kemudian.Aku termasuk
rombongan pertama yang, sambil menunggu teman-teman lain datang,
kami check-in di Hyatt Regency Jogjakarta.Saat itu masih jam 11 pagi,
Iwan Tirta, pemimpin rombongan kami, memberi pilihan, ikut
bersamanya jalan-jalan atau mau tetap di hotel. Aku memilih yang kedua,
sementara mereka pergi ke downtown, aku mandi dan memilih pakaian
yang akan kukenakan. Kutelpon bagian binatu meminta pakaianku
disetrika, lama kutunggu petugasnya tidak datang juga.
Akhirnya aku turun dari kamar dan mencari laundry room, di tengah
lorong menuju laundry room aku berpapasan dengan seorang lelaki muda
memakai setelan olahraga, jenggotnya rapi, kumisnya rapi, meski
berkeringat ia tercium harum semerbak. Aku menyuruh petugas
menyetrika pakaianku dan mengantarnya ke kamar, setelah itu aku
menuju coffee shop di bawah. Hyatt Regency Jogja tidak sementereng
namanya, bangunannya biasa bahkan sederhana. Sambil duduk memesan
hidangan mataku memandang ke luar, agak jauh terdapat lapangan golf.
Tiba-tiba mataku terpaku pada lelaki muda yang berpapasan denganku di
lorong,ia sedang jalan dari taman ke bangunan hotel. Aku mengamati
wajahnya, hidungnya bangir, matanya dalam dan aku menebak, lelaki ini
pasti dari Timur Tengah “……..hhhhhmmmmm……siapa takut ?”
Lelaki itu mendorong pintu kaca dan masuk coffee shop, peluhnya
berleleran, ia menyapu pandang mencari tempat duduk rupanya. Coffee
shop sepi, hanya ada 3 meja terisi. Dengan penuh percaya diri
kulambaikan tangan, lelaki itu mendekat dan berdiri di depanku “ada
apa ?” ia bertanya dengan galak, aku menjawab :”silahkan duduk di sini,
temani saya sambil menunggu teman yang lain datang” Ia ragu sejenak,
tapi kemudian ia menarik kursi “kamu asal dari mana ?” ia bertanya lagi,
aku menjawab : “saya orang Indonesia, kamu dari mana ?” ia hanya
mengangguk-ngangguk. Pelayan datang dan ia pesan orange juice, lantas
lelaki muda ini berkata :”ya, kelihatan caramu berpakaian tidak seperti
orang di sini” Kami berbicara masih kaku, aku tahu dia ragu karena baru
mengenalku, aku mengamati wajahnya yang tidak terlalu maskulin, tetapi
memang tampan. Tubuhnya semampai agak kurus, tapi kelihatan bersih
dan orang baik-baik.
Aku berpikir-pikir mencari cara singkat membuatnya santai, lantas aku
mengatakan : “temanku minta pijat, aku sudah tunggu lama dia tidak
datang juga, untung ada kamu, bisa ngobrol tidak sendirian” Ia menatapku
dan berkata seolah tak percaya :”apa ? kamu bisa mijat ? belajar dari
mana ?” aku menunduk, menjawab sambil lalu : ”dari Thailand, aku kursus
berijazah” Lelaki itu menepuk meja dengan telapak tangannya : “oh ya
kita belum kenalan, saya Amir Chaudry, keluarga kami pedagang karpet
dari Pakistan, namamu siapa tukang pijat ?” katanya sambil tertawa
ramah, “Herman, saya kira kamu dari Arab sana” jawabku. “Baguslah
Herman, saya sudah 2 hari ini mencari tukang pijat yang baik, tapi belum
tahu cari dimana, di hotel ini terus terang terlalu mahal” katanya lagi. Aku
buru-buru menjawab :”Saya memijat bukan karena cari uang, tapi
karena persahabatan”
Amir Chaudry sama seperti orang Pakistan lainnya, ketahuan pelit,
senyumnya semakin lebar, giginya yang indah berkilau-kilauan. “Wah saya
sangat tersanjung, sangat bahagia dibilang sahabat” cetusnya, kedua
tangannya dikibarkan ke atas bahagia. Tanpa membuang waktu aku
memanggil pelayan, membayar pesanan meja kami, karena aku yakin
Amir tidak akan membayarnya. Lantas aku katakan kepada Amir :”saya
ada waktu tidak banyak, kalau teman saya tiba-tiba datang, aku tidak
bisa pijat kamu, jadi apakah mau dipijat sekarang ?” Amir membelalak
seolah tak percaya, ia menegaskan kalau ia tidak akan membayar
pijatanku, katanya :”sekarang ? sebagai sahabat ? tentu saja ! asal
betul-betul tanda persahabatan ya !”
Aku berdiri dan berjalan duluan, Amir buru-buru mengikutiku. Sampai di
kamar Amir duduk di pinggir tempat tidur menunggu isnstruksi. Aku
membuka pintu kamar mandi dan menyalakan air dalam bathtub.
“Amiiiiirrrrrr……….” Aku memanggilnya, ia melongok dan aku menyuruhnya
mandi, Amir menurut, membuka baju dan celananya, aku mengamati dari
kamar, ia ragu-ragu melepas kolornya. Busa badedas yang semerbak dan
bergulung-gulung segera memenuhi bath-tub, aku menyuruh ia segera
nyemplung dan membiarkan ia sendirian di kamar mandi. Lima menit
kemudian aku masuk kamar mandi yang tak dikunci, Amir sedang
berendam dengan asyik, ia menggosok-gosok lengan, perut dan pahanya.
Aku duduk di tepi bath-tub menyuruh ia memunggungi aku, lantas
perlahan-lahan aku memijat punggungnya, hati-hati dengan tekanan
penuh. Tengkuknya aku pijat, turun lagi ke bawah, demikian berulang-
ulang. Amir merasa sangat nyaman, matanya tertutup merasakan
pijatanku. Kemudian aku menyuruhnya meluruskan kaki, sehingga
posisinya berbaring penuh di dasar bath-tub dengan kaki selonjor muncul
ke atas. Pergelangan kakinya aku mulai pijat, cukup lama 5 menit, setelah
itu naik ke betisnya dan sedikit pahanya, demikian berulang kali. Lantas aku
berpura-pura minta ia menjulurkansebelah kaki yang lain, aku tahu posisi
itu tidak memungkinkan, jadi aku mengambilkan handuk “bilas badanmu,
aku pijat di tempat tidur saja” kataku sambil berdiri dan meninggalkannya
begitu saja.
Aku duduk merokok, membuka mini bar dan berusaha menenangkan
jantungku yang berdetak sempoyongan. Kutuang vodka dan kutenggak,
Amir masuk dan menegurku :”Astaga kamu minum alcohol ya ?” aku
menjawab sambil menatap lilitan handuk dipinggangnya “ya, kadang-
kadang saya minum, kamu mau ? demi persahabatan ?” mulanya Amir
menolak, ia meringis “Tidak, tidak…tidak, saya hanya minum untuk acara
yang sangat penting !” keberanianku mulai timbul setelah menenggak
vodka, aku menyahut :”betul….kamu betul Mir, saya minum karena ini
acara penting, tanda dimulainya persahabatan denganmu…” kataku sambil
mengangkat gelas….Amir tak dapat menolak, ia meraih gelas dan
menenggaknya :”aaaaahhhh….!” Ia menggeleng-gelengkan kepalanya.
Lantas ia melompat ke atas tempat tidur seperti penerjun payung,
handuknya tetap melekat erat di pinggang.
Dengan percaya diri, aku berdiri dan merenggut handuk itu, kututup
melintang di atas pantatnya, dan mulailah aku memijati lagi punggungnya
hingga ke pantat, tumit kaki, pergelangan betis hingga paha, pindah ke
tengkuk, lengan dan jemarinya. Akhirnya jemari Amir aku pijat dengan
sebelah tangan, sebelah tangan lagi aku memijat pahanya, terus naik-
naik-naik merembet hingga menyentuh bijinya. Demikian berulang-ulang,
sampai jemari Amir tiba-tiba mencengkeram jariku, ia membalikkan
badan menatapku dengan penuh harap dan permintaan. Handuk tersibak
dan perkakas Amir sudah berdiri melengkung seperti ketimun. Ia menarik
tanganku dan meletakkan di atas perutnya, lantas digeser turun sampai
ke jembutnya yang setengah dicukur. Aku terpana menatap dadanya
yang rindang berbulu hingga ke pusar, disambung bulu halus sampai ke
jembutnya. Amir meregangkan kakinya, tampak paha-pahanya yang
mengapit biji salak kemerah-merahan.
Aku tersenyum, Amir tersenyum, ia menarik dan memelukku :”demi
persahabatan……..lakukanlah…..lakukanlah sekarang” Ia mengelus pipiku dan
mencium keningku, tangannya menarik celanaku dan meremas kedua
pantatku. Aku melepas kaosku, Amir langsung menjentikkan jarinya ke
putingku, aku menunjuk dan Amir langsung melahap putingku, menjilatnya
mengulumnya sehingga aku bergidik kegelian. Amir menarik lagi tanganku,
diarahkan ke alat vitalnya, kugenggam ……hangat….keras..berdenyut-
denyut seperti jantungku !
Kami saling menindih, berciuman, memainkan lidah dan menggesek alat
vital, rasanya indah, luar biasa, mesra !! Amir berbisik :”saya ingin sex yang
indah, jangan buat saya kecewa…..!” aku mengulum kupingnya sambil balas
berbisik : ”tentu…tentu…saya bikin kamu bahagia…saya janji….!” Amir
mencium leherku, menggigit telingaku dan berbisik lagi :”janji…2 kali
ya….sekali di mulut, sekali di lubang surga, ditambah bonus penutup….saya
semprot didadamu…ok ?” Aku hanya mengangguk pasrah, 4 atau 5
kalipun aku ladeni, kataku dalam hati.
Puas kami bercipokan, Amir menggiring bibirku ke perutnya, segera
kukulum bulu-bulu di dekat pusar, merambat turun dan terus turun,
sambil kugenggam batang kontolnya kujilat kepala kemaluannya dengan
lidah menari-nari perlahan dan makin cepat, akhirnya kontol itu kupakai
seperti sikat gigi, kugosok lidahku di bagian yang paling sensitive. Amir
meringkik kegelian, ia menutup mulutnya sendiri, ia tidak kuat menahan
nikmat, menahan rasa geli dan rasa enak yang tak karuan. Sesaat ia
menarik nafas kujejalkan kontol itu dalam-dalam ke mulutku, ia terpekik,
aku biarkan saja, kumainkan lidah di dalam mulut sambil menarik dan
mendorong kontol sepanjang sejengkal lebih sedikit itu. Amir memukul-
mukul punggungku, sesekali ia mengelus kepalaku, sesekali ia menaikkan
lututnya, lantas ia buru-buru menutup mulutnya lagi, kalau tidak ia pasti
menjerit keenakan.
30 menit aku bermain dengan alat vital Pakistani itu, terasa cape juga,
aku mengulum kontol Amir sambil mengocok batangnya. Rupanya Amir
juga sudah tidak tahan, ia menyuruhku berbaring, ia duduk diatas dadaku,
kemaluannya yang panjang dan melengkung dijejalkan ke dalam mulutku,
tentu saja yang masuk hanya setengah, Amir menyuruh aku mengocok
setengah batang sisanya, lantas ia bergoyang maju mundur, sesekali
memutar-mutar pinggulnya. Ia memintaku mengocok lebih cepat dan
lebih cepat, Amir menggoyang pantatnya maju mundur secepat-
cepatnya, aku hampir terpekik karena batang kontolnya masuk begitu
dalam……belum sempat aku mencabut kontol itu Amir memekik sambil
melepaskan spermanya………crrrrrrooooooooooooootttttt………
crrroooooooooooooottt………… croooooooooootttttt, mulutku banjir
oleh sperma, sudah kutelan berkali-kali sperma itu tidak habis juga,
kulepas kontol Amir dari mulutku dan kukocok-
kocok……….crrrroooooooooootttt …..!!!! ooooh kontol itu masih mampu
menyemprotkan sperma lagi, kujilat dan kujilat kepala kontol yang
berleleran sperma hingga ke batang dan biji-bijinya, Amir menjambak
kepalaku dan mendorong ke selangkangannnya sambil mengeluh :
”oooooooohhh…..oooooohhhh……ooooohhhhhh……..!”
Amir membanting dirinya ke kasur, menarik tubuhku dan meremas-
remas dadaku, pantatku dan mengilik-ngilik lubangnya sehingga aku
meronta-ronta kegelian. Lidahnya menari-nari di atas putingku, leherku,
pipiku dan akhirnya bibirku dikulumnya, ia menjilati sisa sperma dan
memasukan dengan lidahnya kemulutku. Ia berbisik :”hebat…hebat….sangat
hebat…memuaskan…..hebat” tangannya mengusap-ngusap tubuhku dan
jemarinya memainkan putingku lagi. Ia menyedot pentilku sambil
memainkan alat vitalku yang ngaceng kendor ngaceng kendor, kali ini aku
ngaceng abis-abisan dikocok tangannya yang perkasa, entah ia belajar
dimana tapi ia bisa mengocok sekaligus memainkan bijiku. Aku megap-
megap kegelian dan keenakan. Amir menyedot-nyedot puserku dan
menjilati jembutku, tapi ia tak mau mengulum kontolku, ia hanya mau
menjilati pahaku dan……..lubang anusku, oooh rasanya seperti melayang di
angkasa !
Amir pandai sekali membuat orang mengelijang, aku mendesis-desis
keenakan, kontolku sudah hampir muncrat, Amir mengocok sambil
menjilati lubang anusku…persis di lubangnya…….aku mengelepar tak kuasa
menahan diri….akhirnya, creeeeeeeeeeeeeeeeettt……
creeeeettttttttttt……cccreeeeett… air maniku meletus…..melayang
tinggi…..dan berjatuhan ke atas pundak dan punggung Amir. Aku buru-
buru menarik wajahnya menciumnya, Amir menindihku sehingga rasa
nikmat semakin menjadi, ia menindih sambil melebarkan ke dua pahaku, ia
menyelipkan alat vitalnya persis di bawah bijiku. Aku sudah tidak peduli,
karena rangsangan yang Amir lakukan membuat aku pasrah sumarah. Aku
hanya sempat mengintip, kontol Amir sudah tegang lagi, ketika
kugenggam terasa hangat.
Amir membasahi kontolnya dengan ludah, dengan sisa-sisa sperma,
lubang pantatku yang sudah basah oleh liurnya segera merasakan sebuah
benda kenyal, tegang, berdenyut-denyut. Kepala kontol Amir masuk
dengan mudah, ia mendorong sedikit-demi sedikit, ia melihatku yang
melotot kesakitan. Amir menahan diri sebentar, lantas ia menatapku
penuh kasih sambil mendorong lagi kontolnya, aku menganga menahan
rasa sakit, Amir menunduk, ia mencium bibirku, menjilati jakunku, lantas
sekali lagi ia mendorong perlahan. Memang sakit, nyeri, aku mencoba
menyesuaikan diri, rasa sakit perlahan hilang, Amir mulai menarik
kontolnya perlahan, mendorongnya pelan, menarik lagi dan mendorong
lagi. Amir mulai merasa nikmat, matanya terkatup, bibirnya setengah
terbuka, gerakannya penuh konsentrasi, aku hanya dapat mengelus
pundak dan mencubit punggungnya. Amir merasa khusuk dan syahdu
dengan persetubuhan ini, gerakannya konstan, ia takut membuatku
kesakitan.
Kira-kira 20 menit aku mengangkang dan Amir memintaku ganti posisi,
berdiri menghadap cermin, ia menyetubuhiku dari belakang sambil
menatapnya dari cermin, aku juga jadi lebih terangsang. Gerakan Amir kini
lebih cepat, sesekali ia mencium atau menjilat bagian-bagian tubuhku.
Rasanya indah….indah sekali….! Rupanya sodokan Amir kali ini menimbulkan
suara yang agak nyaring….tetapi itu menimbulkan sensasi lebih besar,
Amir semakin ngaceng dan tak kuat menahan diri, ia meraba-raba alat
vitalku, meremas dan menggenggamnya, gerakan kontolnya juga makin
cepat, sekali dua kali dia plintir membuatku perutku terasa berputar-
putar. Amir menggerakkan pantatnya maju mundur makin cepat,
tengkukku digigit, ia menggeram-menahan ejakulasi…
cccccrrrrrooooooooottttttt. ………..ccrrroooooooooooooooooottttttt………
cccrrrrrrrrrrrrrrrroooootttt……….Amir melepas spermanya dalam
anusku, ia masih menggenjot beberapa kali, tiba-tiba ia mencabut
kontolnya dan menyuruhku jongkok. Amir mengocok kontolnya yang
masih tegang kuat-kuat, aku heran kontol sudah nyemprot seperti itu
masih tegang juga, Amir sibuk mengocok kontol sambil mendengus-
dengus, aku menjilati bijinya dan memain-mainkan lubang anusnya.
Semenit, dua menit, tiga menit Amir masih mengocok kontol dengan aku
jongkok di hadapannya. Tiba-tiba Amir mendengus lebih keras, ia menarik
wajahku dan menggosok-gosok kontol segede timun itu seperti
mengelap mobil dan kontol itu terus saja dikocoknya sampai kepalanya
kelihatan merah mengkilap, sesaat kemudian Amir meletupkan air
pejunya di wajahku, preeetttttttt…….preeeettttt
….crrreeetttt….cccrrrrrrrrooooooottttttt……..cccrrroooottt, air peju
Amir menyemprot sesuka hati ……..wajahku penuh peju, berleleran, Amir
langsung jongkok dan mencium bibirku yang penuh sperma, ia menjilati
pipiku, dengan tangannya ia mendorong pejunya masuk ke mulutku. Ia
lantas mengajakku berbaring, memelukku dan tak henti-hentinya ia
menciumi wajahku yang belepotan sisa peju.
Sejam lebih kami berbaring, saling meremas jemari, saling memandang,
akhirnya Amir tertidur. Aku melihat jam di handphone, sudah jam 2 lewat
seperempat.Aku membiarkan Amir lelap, jam 3 tepat aku berdiri
menuju kamar mandi, Amir terbangun, kami mandi berdua. Aku agak
cemas, takut teman-temanku pulang. Aku mandi dan menyabuni Amir,
kemaluan Amir tegang lagi, aku menjentiknya, ia tersenyum dan meminta
aku mengulumnya. Aku mengocoknya sebentar, lantas kubilas dan
kukulum, Amir menyeringai, kedua tangannya menutup mulut, kujilat
semauku kasar lembut kasar pelan cepat dan akhirnya Amir ejakulasi lagi
dalam mulutku sambil mendengus panjaaaaaang……..air maninya masih
banyak juga ! Kutelan air mani Amir sambil memeluk pahanya kuat-kuat,
Amir lantas menciumku lamaaaaa sekali.
Aku mengajaknya berbilas dan berkata :”temanku bisa datang dan muncul
sewaktu-waktu” Kami bergegas berpakaian dan aku buru-buru
mengajaknya turun ke lobby, Amir kelihatan lesu dan kurang senang
melihat sikapku seperti itu sambil menyusuri lobby ia berkata :”kamu luar
biasa nikmat, saya menyukai kamu, saya harap persahabatan kita tidak
sampai di sini saja” Aku menatap jam di dinding, jam 4.14, kami duduk di
lobby Amir menatapku :”sekali lagi saya harus katakan, saya ingin tetap
bersahabat denganmu……kapan saya bisa menemuimu lagi” Amir
memohon, aku memberi kartu namaku sambil menjawab :”kapan saja
kamu boleh telpon saya dan kita janjian untuk bertemu, tapi hari ini dan
besok sudah pasti tidak bisa bertemu”
Amir memasukkan kartu namaku dan memberi kartu namanya, ia masih
juga memohon :”jadi kapan lagi kita bertemu….kapan ? tolong
jawab…..saya bersumpah belum pernah merasakan kenikmatan seperti
ini sebelumnya……sungguh……ooh Herman berjanjilah mau bertemu lagi dan
melanjutkan persahabatan kita…..ayolah…!”
Aku tersenyum, memegang tangannya, menggenggamnya dan
berkata :”tentu Amir, kamu juga sangat memuaskan bagi saya, saya juga
bahagia, bagaimana mungkin saya melupakanmu, percayalah kita pasti
bertemu lagi, pasti ada waktunya, besok saya pasti telpon kamu, saya
janji..ok ?”
Jam 4.40 rombongan jalan-jalan muncul, suara mereka terdengar dari
jauh, rupanya rombongan Vipiawan Vipiawati yang kedua sudah tiba di
Jogja, mereka sudah di mobil. Kedua rombongan akan berkonvoi menuju
Losari. Teman-temanku, naik ke kamar mengambil barang, Iwan Tirta
dan Ardianto memandangku “bagaimana ? jadi ikut atau tinggal di sini ?”
mereka menggoda, aku hanya tersenyum. Aku berpamitan pada Amir,
mengambil barangku di kamar, Iwan Tirta menyusul, di dalam lift ia
mencubit pantatku sambil tertawa.
Sebentar saja di atas kami segera turun, berkumpul dan check-out.
Amir menungguku di lobby, ia kelihatan sedih harus berpisah denganku.
Aku menyalaminya dan sekali lagi berbisik :”pasti besok aku telpon…aku
janji…!” lantas aku berlari menyusul teman-temanku. Rombongan kami
berangkat menuju Losari, acara makan malam siap menanti.
Enam jam di Jogja memberi kenangan luar biasa, sebuah kebahagiaan
memang harus diraih dengan keringat, perjuangan dan kemenangan. Amir
dan aku mendapat kebahagiaan setelah berpacu saling menindih, bergulat
sampai keringatan, saling menggigit, berjuang mencapai ejakulasi seolah
memenangkan pertarungan dan pertempuran sengit di atas ranjang.
Amir dan aku berhubungan dan terus berhubungan, awalnya
persahabatan, akhirnya menjadi semacam percintaan. Sex yang kami
nikmati memang istimewa, Amir menyukai tubuhku dan caraku
melayaninya, aku menyukai alat vitalnya, besar, panjang dan bisa muncrat
berkali-kali.
Sex and Deal
“ Pokok nya saya mohon sama Pak Andri agar semua diatur” ujar Pak
Syam kepada ku. Di sampingnya duduk asisten pribadi beliau Wanda,
wanita cantik dan bertubuh sangat seksi yang sejak tadi berusaha
menggoda ku dengan memamerkan lekuk tubuh nya yang indah dibalik
pakayannya yang minim dan ketat. Pak syam adalah pemilik sebuah
perusahaan di Surabaya.Ke datangan ku di Kota Surabaya ini adalah
untuk melakukan audit perusahannya. Sejak kedatangan ku kemarin, Pak
Syam sudah menservis diriku fasilitas yang mewah. Termasuk kamar
hotel tempat aku menginap sekarang. Semua itu dilakuakan oleh nya
sebagai bagian dari taktik beliau untuk menyauap diriku dalam melakukan
audit perusahaannya. “ Bagai mana Pak Andri, saya minta tolong sekali
bantuannya.” Kata pria ber umur sekitar 60 tahunan. Wanda asisten
pribadi Pak Syam tiba-tiba membuka jaket blazer yang dikenakannya. “
Maaf ya Pak Andri saya gerah” ujarnya dengan suara penuh rayuan. Di
balik jaket blazer yang dikenakannya. Wanda hanya memakai sebuah
pakaian dalam mini tank top berwarna ungu transparan yang terbuat
dari satin. Tanktop tersebut membuat buah dada wanda yang besar dan
montok terliat. Aku tetap tak bergeming menyaksikan tontonan
tersebut. Dan Pak Syam yang melihat diriku tak bereaksi apa2 di depan
asistenya tampak putus asa. “ Saya hanya menjalankan pekerjaan, saya
tidak bisa banyak membantu.” Kata ku. Pak Syam dan sang asisten saling
bertatapan. Raut wajah mereka tampak berbeda ketika rayuan umpan
Wanda tak ber hasil bagiku. Keduanaya tampak tak banyak bicara lagi.
Lalu aku pun mengajak mereka menikmati minuman yang aku sediakan.
Tiba-tiba bel kamar ku berbunyi. Aku pun segera beranjak dari posisi
duduk ku hendak membuka pintu ketiaka tiba-tiba Pak Syam menahanku.
“ Jangan Pak. Biar Wanda aja. Itu pasti Karyawan saya yang ingin
mengantarkan berkas-berkas.” Ujar pak Syam. Wanda pun membukakan
pintulalu masuklah seorang laki2 ber pakaian rapih sambil membawa
sebuah map. Pria tersebut berpostur tubuh bagus, tinggi dan ber isi.
Wajahnya juga cukup tampan. Pria tersebut dengan sopan
memperkenalkan dirinya kepadaku sambil berjabat tangan. “ Apa kabar
pak saya Hendrik” jawabnya ramah tersenyum. “ Andri” jawabku
membalas jabatan tangannya. Jabatan tangannya begi kuat sekali.
Mataku melirik otot-otot tangan nya dari lengan baju kemejanya yang
digulung hingga ke siku. Pria tersebut pun menghampiri Bos nya lalu
menyerahkan berkas-berkas. Saat Hendrik sedang membungkuk tampa
sadar mataku menatap bokong/pantat Hendrik yang terlihat padat di
balik celana panjang abu-abu yang dikenakanya. Aku yang pada dasarnya
memang menyukai laki-laki tapi masih di rahasiakan tampa sadar
menatap lekuk bokong/pantat Hendrik. Kontan birahiku naik. Aku
memang menyukai pria yang rapih seperti Hendrik. Tampa sadarku Pak
Syam memperhatikan gelagatku. Begitu tau aku pun berusaha
mengalihkan pandanganku ke yang lain. Namun rupanya Pak Syam sudah
membaca rahasia diriku. Tak lama Hendrik meninggalkan kamar. “ Pak
Andri, ini suka olah raga ya?” tanya beliau. “ iya” jaw abku singkat. “
pantas tubuh bapak kelihatan bagus sekali” ujarnya sambil tersenyum.
Namun di balik senyum tersebut seolah-olah Pak Syam tahu rahasia ku. “
OK klo begitu Pak, kami tidak lama-lama mengganggu istirahat Pak Andri,
tapi sebelum kami pergi kami punya sedikit tanda mata buat Pak Andri”
ujar nya. Lalu Pak Syam dan asisten pribadinya meninggalkan kamar. Aku
melihat jam tanganku sudah dua jam rupanya aku meeting. Karna sudah
waktunya aku mandi, aku pun pergi kekamar mandi. Setelah melepaskan
semua pakayan aku segera membasahkan tubuhku dibawah pancuran
dengan air dingin. Tubuhku terasa segar kembali. Aku membersihkan
semua bagian tubuhku hingga bersih. Segala kepenatan yang berhubungan
dengan masalah pekerjaan hilang. Tak lama terdengar suara bel kamarku
berbunyi. Aku pun mengambil handuk bersih dan segera mengeringkan
tubuhku. Setelah itu aku mengambil baju kimono handuk dan segera
melilitkannya ditubuhku. Aku segera menuju pintu kamarku dan
membukanya. Ternyata di depan pintu kamarku telah menunggu Hendrik
karyawan Pak Syam sambil membawa sebuah koper. “ Maaf
menggangu Pak Andri, saya dapat tugas untuk mengantar Tas koper ini”
“ tapi itu bukan milik saya” jawab ku “ saya hanya disuruh Atasan saya
untuk mengantarkannya saja pak.” Jawab Hendrik Sopan. Aku pun
mempersilahkan Hendrik masuk. Tak lama telphone kamar ku berbunyi.
“halo” aku menjawab. “ apa karyawan saya sudah sampai pak?” suara di
telpon tersebut ternyata Pak Syam “ sudah, maksud Pak Syam apa?”
tanyaku. “ sudah pak andri buka isinya?” aku pun melihat kearah koper
yang ternyata sudah dibuka oleh Hendrik. Ternyata koper tersebut isinya
uang. “ semuanya 400 juta untuk Pak Andri” aku terdiam mendengarnya.
“ plussaya kasih special buat bapak, Hendrik.” “ maksud nya?” tanya ku.
“ saya tahu Pak Andri suka sama karyawan saya kan. Karna itu saya
menyuruh Hendrik menemani , tenang aja pak Hendri sudah saya kasih
tahu” pembicaraan singkat di telpon itu selesai. aku kembali menaruh
gagang telphon tersebut. Aku masih terdiam berdiri menatap Hendrik
yang berdiri menunggu reaksiku. Aku pun mendekati Hendrik. Nafsu seks
ku mulai meninggi. Begitu tubuh kami saling berhadapan. Aku menunggu
reaksi Hendrik mulai terlebih dahulu. Tampa di suruh Hendri langsung
mencium bibirku. Aku pun membalas ciumannya. Kami saling melumat bibir
dan lidah. Aku memeluk tubuh Hendrik yang tinggi dan padat ber isi. Aku
remas pantat bokngnya dengan kedua tanganku. Hendri mendesah ketika
pantanya aku remas-remas. Tangan Hendrik menyusup kedalam kimono
ku dan menggerayangi tubuh ku yang telanjang di balik kimono ku.
Kontolku kontan langsung mengeras. Tubuh kami saling merapat satu
sama lain sambil terus melakukan ciuman yang hot. Tubuh harum Hendrik
yang maskulin membuatku makin terangsang. Tangan Hendrik meraih
kontolku dan meremas-remasnya. Aku pun mendengus keenakan. Aku
melepas ikatan kimono ku dan dalam hitungan sebentar aku pun sudah
telanjang di hadapan tubuh Hendrik. Hendrik langsung menciumi leherku lalu
terus kebawah menjilati pentil susuku dan terus kebawah menyusur
tubuhku hingga ke pusar dan berakhir di batang kemaluanku. Begitu
sampai tepat di depan kontol ku Hendri langsung membuka mulutnya dan
memasukan kontol miliku ke dalam. Sensasi nikmat segera terasa. Hendrik
langsung menyedot – nyedot dan menjilat-jilat kontolku dengan nafsu.
Suara decak mulut hendrik yang mengisap kontolku membuat ku makin
ber nafsu. Aku meraih kepala Hendrik yang sedang berlutut di bawahku
dan aku gerak-gerakan kearah kontolku. Rasanya sangat nikmat. Hendrik
menghentikan aksinya tiba-tiba lalu berdiri. Di hadapanku Hendri mulai
melepas semua pakayan yang dikenakannya. Muali dari dasi, ikat pinggang,
kemeja, celana panjang dan celana dalam mini hitam yang dikenakannya.
Aku menikmati pemandangan Hendrik melepaskan pakayan tersebut
sambil bersandar di tempat tidur. Akhirnya aku dapat melihat tubuh
bagus milik hendrik. Perutnya six pack dan ukuran kontolnya juga besar
dan bentuknya bagus. Hendrik langsung menyusulku naik ketempat tidur
yang cukup besar untuk berdua. Hendrik langsung menindih tubuhku dan
memposisikan batang kontolnya yang gede tepat di wajahku. Aku pun
langsung mencaplok kontol Hendrik dan meng isep-isep nya. Hendrik
mendesah begitu lidahku mulai manari-nari disetiap bagian kontol miliknya.
Aku juga menjilati buah pelir miliknya yang membesar. Aku jilat-jilat
hingga ke ujung lubang anus miliknya. Sambil aku mengoral tanganku
meremas-remas pantat hendrik yang empuk. Hendrik tampak keenakan
aku isep-isep kontol miliknya. Beberapa kali dia menggrakan pinggulnya
maju mundur sehingga kontol miliknya bergerak maju mundur di mulutku
lebih dalam. Kontol hendrik makin membesar dalam mulutku aku makin
susah untuk menghisap dan memasukan kedalam mulutku. Aku melihat
wajah hendrik yang terprjam dan tampak menikmati jilatanku. Setelah
beberapa menit aku menservis aku menyudahinya dan menarik wajah
Hendrik lalu aku lumat lagi mulutnya. Aku pun sudah tak tahan ingin segera
merasakan dientot oleh hendrik. Aku pun membisikan ketilinganya, “ sudah
drik, langsung aja,aku dah ngak tahan.” Kata ku pelan. Hendrik tersenyum
dan mengelus-elus tubuh ku. Lalu dia pun siap-siap untuk mengentoti
diriku. Hendrik mengangkat kedua kakiku lebar-lebar. Hendrk pun menaruh
sebuah bantal dibawah panggulku. Kini belahan pantatku terbuka lebar
siap menerima rudal hendrik. Hendrik meraih peluamas yang aku berikan
kepadanya lalu dia pun mengolesi pelemus itu ke lubang anus ku. Sambil
melumasi lubang anusku juga di sodok-sodok dengan jari tangannya.
Pertama hendrik memasukan satu jari tangannya lalu lama-lama dua jari
dan akhirnya tiga jari. Berkali-kali aku mendesah dan menggeliatkan
tubuhku. Ah…..ah…….hendrik. Mulutku meranju. Lubangku kini sudah terbuka
dan siap untuk di masukan kontol hendrik. Segera hendrik langsung
bersiap-siap untuk memasukan batang kontol miliknya. Hendri
merapatkan tubuhnya lalu mengarahkan ujung kepala kontol miliknya di
pintu lubang anusku. Aku menahan nafasku dalam-dalam dan setelah itu
aku merasakan kontol hendrik yang sudah mengeras mulai mendorong
masuk perlahan-lahan. Rasanya agak sakit sekali tapi karna hendrik
melakukanya pelan-pelan aku sangat menikmatinya. Kontol hendrik sudah
masuk sempurna didalam lubang anusku. Lalu setelah aku mulai terbiasa
hendrik mulai menariknya perlahan lalu mendorong masuk lagi. Perih dan
sakit tapi setelah beberapa kali lubang anusku mulai terbiasa dan kontol
handrik mulai lancar keluar masuk didalam lubang anusku. hendrik mulai
memompa tubuhku. Dia menggerakan pantatnya dari pelan lalu cepat.
Tenaganya sangat kuat sekali. Hendrik mendesah berkali-kali.
Ah…ah…ah…fuck…, sambil memompa pantatnya hendri menciumi leherku
dan juga bibirku. Aku mengimbangi permainan hendrik dengan membuka
kakiku lebar-lebar. “ Terus drik, masukin yang dalam, enak
banget ….ah…ah..” ucapku hendrik makin bersemangat mengentot diriku.
setelah beberapa menit bergumul dengan posisi kaki terbuka. Hendri
menghentikan permainannya lalu mencabut batang kontolnya dari lubang
anusku. Mengiginkan permainan dengan posisi lain. Aku disuruh menungging
sementara dia memasukan kontol miliknya dari belakang. Permainan seks
dengan gaya doggy style sangat membuat diriku dan hendrik justru makin
bergairah. Ruangan kamar hotel kini dipenuhi dengan suara desah dan
rintihan kenikmatan kami. Beberapa kali hendik menepuk pantatku karna
saking bernafsunya dirinya mengentoti diriku. gerakanya semakin cepat
dan bertenaga. Sambil mengentot diriku. tangan hendrik juga mengocok
kontolku hingga kontolku memuncratkan pejuh beberapa kali.
Crooot ….croooot…croooot. beberapa menit kemudian hendrik pun
hampir mencapai klimak. Sodokan batang kontolnya makin cepat dan
kontolnya juga terasa makin membesar. Lalu. Ah…ah…’sebentar lagi aku
mau muncrat “ kata hendrik sambil terus memompa kontolnya. Lalu
dengan cepat hendrik mencabut kontolnya dari lubang anusku. Lalu
mengarahkan kontol miliknya ke wajahku. Segera ku sambut dengan
membuka mulutku dan dengan mengocok beberapa kali kontol hendrik
pun memuncratkan pejuh miliknya.
Ah..ah…fuck..crooooot……croooot….croooooot. kontol hendrik
menembakan sperma putih kental beberapa kali kedalam mulutku dan
langsung aku telan. Tubuh hendrik bergujang beberpa kali lalu akhirnya
melemas sambil berlutut di hadapan wajahku. Ah,,,,,aaaa…….., wajah
hendrik tampak puas sekali. Dirinya tesenyum melihat wajahku penuh
belepotan pejuh kental miliknya. Hendri mendekatkan kontol miliknya lagi
kewajahku. Aku langsung menjilati kontol milik hendri dan
membersihkannya dengan lidahku. Tubuh hendrik mengkilat akibat keringat
yang keluar bercucuran. Hendrik merebahkan tubuhnya disampingku.Kami
berdua pun melepas lelah kami. Tak beberapa lama telpon kamar hotel
berbunyi. Aku mengangkatnya. “ bagai mana pak Andri, apa kita
sepakat?” tanya seseorang melalui telepone yang tak lain adalah pak
syam. Handrik tersenyum padaku lalu kembali tanganya meraba-raba
tubuhku. “ baiklah saya teriama” jawabku. Pastinya kini pak syam disana
sangat kegirangan. “tapi saya minta sarat” kataku “ apa itu pak andri?”
tanya pak syam. “ saya minta karyawan anda Hendrik temani saya
selama saya di sini” kataku sambil memandang hendrik. Hendrik tersenyum
melihatperkataanku. “ beres itu pak. Ok selamat melanjutkan ya pak
andri.” Lalu percakapan ditelepon selesai aku kembali menaruh gagang
telepon itu ketempat semula. Lalu tiba-tiba hendrik mendekatiku dan
menciumku lagi. “ mau lanjut?” katanya bertanya aku hanya bisa
terenyum menerima jakan hendrik untuk melanjutkan permainan seks
kami.
Penjaga warung kopi di Cikupa
Maaf kejadian dah lupa . sore2 ku
dapat sms dari seorang yang ngaku bernama mamat , umurnya 23 tahun . dia
adalah seorang penjaga warung kopi dekat pasar cikupa . kami sms an dulu Gun
kamu ketempatku ya , aku pingin diprawani ma kntol kamu . jam brapa? jam 12
mlaam . males aku kerja pulang jam 11 mat . Ayolah gun ntar ku kasih uang 50 mau
gak? mau,mau banget ntar malam aku kesitu.Pulang kerja aku langsung aja naik angkot ketempat mamat . Alamat yang dikasih jelas
banget jadi gak susah . sampai tempat yang dituju mamat dah nunggu didepan
warung kopinya .setelah kenalan sabentar mamat buru2 ngajak aku masuk
warung dan langsung menutup warungnya . Dah gak sabar ya mat. Ya gun pingin
tau rasanya . Dibelakang warung ada tempat sempit yg buat tidur
mamat . Gun……mamat langsung memeluku dan ciumi aku . Dapat perlakuan kayak
gitu aku menjadi lebih berani . Aku lumat bibir mamat dan kumainkan lidahku dalam
mulutnya . aaaaah nikmat gun,tanpa sadar kami berdua saling melepas pakaian
hingga telanjang bulat. Gun gede banget mang bisa masuk siletku gun .coba aja
nanti mat. Isap mat katanya pingin ngrasain kontol. mamat langsung jongkok dan
ngisep kontolku . aaaaak enak banget diisep. mat jangan lama2 aku gak enak ma
istriku dirumah. langsung aja aku bobol ya mat . Ya gun walau skit aku kan
menahanya.
Kamu tengkurep mat . ku arahkan kontolku yang telah aku olesi pleicin, kepantat
ahmat yg juga aku olesi pelicin. jleeeeeep dorongan kontolku masuk ke
pantatnya yang begitu rapet . aaaaaaak sakit gun. mamat melompat sampai
kontolku lepas lagi. mamat meringis manahan sakit, air matanyapun keluar.gun gak
jadi , sakit. tapi ku tak prnah melepaskan mangsaku. ku rayu mamat aku
lumat bibirnya dan teteknya,guuuun enak gun, aaaaah gak kuat .aku
telentangkan mamat kedua kakinya aku angkat. gun pelan2 gun. santai mat
sebentar lagi kamu pasti merem melek keenakan. ku genjot lagi
kontolku ,guuuuuuun sakit gun. bleeeees sial sempit dan ooooooh enak
banget. aku genjot trus maju mundur kontolku aku gak peduli lagi ma mamat yang
kesakitan. udah gun aku kapok. sabar bentar lagi enak, oooh…….mat, aku lumat
bibir mamat dan lidahku menari2 dimulutnya. gun genjotanmu jadi enak gun
geli2, aaaah terus gun. tapi aku croooot3 sial aku kluar. mamat begitu
kecewa karena baru dapat kenikmatan setelah menahan sakit.
Gun aku belum keluar ni. santai kamu tiduran. kemudian kntol mamat aku duduki
dan jleeeeeep, gun enaaaaak. kmudian aku naik turunkan pntatku.mamat
yang gak ada pengalaman langsung aja, guuuuuun keluar, pejuh mamat muncrat dalam
pantatku. setelah itu aku istirahat sebentar,setelah aku trima uang 50 ribu, aku
pamit pulang.sampai sekarang aku dah 3x eMeL ma mamat . setiap main aku
dikasih 50 ribu.
Proyek Rumah GI
Dengan dibantu oleh 3 pekerja bangunan yang sedang bekerja
membangun rumah mungilku, akhirnya tenda berukuran cukup besar telah
berdiritegak tepat di samping bedeng tempat para pekerja tidur dan
istirahat.Dengan sisa tabunganku ditambah pinjaman dari kantor, aku
dapat mewujudkan keinginanku untuk memiliki rumah sendiri.Sejak aku
menikahi Karina 6 tahun yang lalu, kami hanya mampu mengontrak rumah
dari tahun ke tahun. Meskipun tanah yang kami beli letaknya agak di
pinggiran kota yaitu di ciputat, namun terasa masih sejuk dan asri.Di
sekeliling tanah kami masih penuh oleh pohon buah2an yang berbagai
macam dan rindang.Meski tanah itu telah di kaveling per petak-
petak ,namun semua sudah ada pemiliknya. Kami rasanya orang pertama
yang mau membangun rumah ditengah kebun buah2an itu. Harapan kami
akan segera diikuti oleh mereka yang punya tanah di sekitar kami untuk
membangun rumah diatas tanah mereka. Aku sengaja minta cuti untuk
dapat mengawasi dan mengikuti perkembangan pembangunannya. Karina
dan kedua putra kami yang masih kecil2 tetap menunggui kontrakan
kami. Apalagi si bungsu baru berusia 2 bulan. Kulihat para pekerja sudah
memulai kegiatan menurut tugas masing2. Ada yang mengaduk semen
dan pasir, ada yang memasang bata dll. Umumnya mereka masih muda2
dan ada beberapa yang masih belasan tahun. Fondasi telah dikerjakan
sejak seminggu yang lalu.Jadi untuk beberapa minggu kedepan tenda itu
akan menjadi tempat tinggalku. Karina telah menyiapkan beberpa potong
pakaiandan keperluan masak-memasak. Siang harinya, setelah lelah
mundar mandir mengawasi mereka bekerja,aku ingin tidur2an
sejenak.Seperti biasa, akulepas pakaianku hingga hanya mengenakan
celana dalam, kurebahkan tubuhku diatas kasur lipat. Angin sepoi2 dari
luar tenda membuatku ketiduran. Entah berapa lama aku tertidur sampai
terbangun mendengar suara hiruk pikuk di luar tenda. Kuintip dari jendela
kecil di bagian samping tenda untuk melihat asal suara gaduh. Yang kulihat
membuat darahku berdesir.Ternyata ada pompa air tepat diantara
bedeng dan tenda. Tampak belasan pekerja yang umumnya anak2 muda
sedang mandi bersama.Tentu saja semuanya telanjang bulat.Ada yang
memompa air untuk temannya, ada yang sedang menyabuni badannya,
bershampo dan semua kegiatan mandi.Kuperhatikan beberapa
diantaranya berbadan bagus dan gempal. Kontol2 mereka bergoyang
bergelantungan meski tidak ada yang ngaceng.Bahkan nyaris berukuran
kecil karena mengkerut kedinginan.Tapi ada juga yang berukuran besar
meski sedang tidak ngaceng. Beberapa ada yang berjembut tebal tapi
ada juga yang nyaris belum berjenbut karena usia nya yang masih muda.
Mungkin mereka telah terbiasa mandi bareng hingga tidak tampak malu
atau risih. Malahan ada beberapa yang saling bergurau menarik2 kontol
temannya bahkan ada yeang menempelkan kontolnya ke pantat
temannya. Tapi aku tahu mereka hanya bergurau. Sungguh pemandangan
yang membuat birahi kehomoanku yang telah 6 tahun terkubur
mendadak mencuat deras ke otakku, Bayangakan bagaimana rasanya
melihat belasan laki2 telanjang bulat didepan aku yang sudah 6 tahun
puasa total melakukan sex sejenis. Sejak aku menikahi Karina, aku
menjauh dari kehidupan gay. Padahal sejak usia 11 tahun aku telah
mengenal dan menikmati kehidupan gay yang teramat nikmat. Itu
sebabnya aku menikahi Karine pada usia 17 tahun yang saat itu kami baru
duduk di SMU kelas dua. Bukannya karena Karina telah hamil, tapi karena
kami saling mencintai dan untukku pribadi aku ingin membuktikan bahwa
aku masih laki-laki sejati. Peerlah tapi pasti,batang kontolku semakin
panjang dan mengea. kurogoh celana dalamku dan kumainkan kontolku an
mengusap-usap ke[ala kontolku sampai mengeluarkan lendir precum.
Mataku tak lepas dari tubuh2 telanjang itu.Gejolak birahiku semakin
memuncak.Kubuka celana dalamku, dan mulai mengocok kepala kontolku
dengan ritme yang tertur dan lembut. Kini konsentrasku beralih kerasa
nikmat di kontolku. Kubaringkan tubuhku terlentang sambil mataku
terpejam kenikmatan. Tak tahan merasakan kenikmatan itu hingga
akhirnya semburan sperma hangat memuncrat dari lubang kencingku.
Sejenak kurasakan kenikmatan yang luar biasa.Aku tak perlu kuatir ada
yang melihat karena aku hanya seorang diri di dalam tenda.beberapa
menit aku biarkan spermaku menjadi agak mencair di atas dada dan
perutku sambil tetap memejamkan mata. Mendadak aku terkejut
mendengar suara gesekan tangan yang sedang mengocok kontolnya di
dekatku. Kubuka mataku, dan kulihat sesosok tubuh yang berbaring di
dekatku sedang mengocok kontolnya. Matanya terpejam. Tanpa
mengenakan baju dengan celana pendek yang telah diturunkan hingga
mata kakinya. Tamapaknya dia sedang sangat menikmati gerakan
tangannya sehingga tidak menyadari kalau tanganku mulai menggerayangi
kedua biji yang menggantung di pangkal batang kontolnya. Kekagetanku
sirna karena dahulu hal ini biasa terjadi padaku. Jadi bukan hal baru lagi
bagiku.Puasaku selama 6 tahun telah berakhir sudah. Perlahan kulepas
tangannya dari batang kontolnya dan kugantikan dengan hangatnya
mulutku. Karena kulihat wajah dan penampilsn serta bentuk tubuh yang
lumayan, maka dengan penuh napsu kukulum kontolnya yang lumayan
besar. Mendadak ia membuka matanya terkejut.Berusaha menarik
kontolnya dari mulutku. Tapi aku tahan keinginannya dengan memeluk
pantatnya dan makin menekan batang kontolnya semakin masuk ke
dalam mulutku.Sesaat kemudian tubuhnya meregang kaku.diikuti
semburan hangat spermanaya dalam mulutku yang tanpa mau rugi aku
telan langsung .Sesaat berselang… dengan tubuh masih telanjang,pemuda
itu bangun dan berusaha mencium kedua kakiku yang saat itu sedang
berdiri sambil membersihkan sperma yang berlumuran di dada dan
perutku dengan handuk kecil. Kontolku yang masih setengah ngaceng
bergerak kekiri dan ke kanan karena gerakanku membersihkan dada dan
perutku. Pemuda itu yang ternyata bernama Hendi mohon ampun karena
telah lancang masuk ke tendaku tanpa izin karena kebetulan dia
melongok ke dalam tenda dan melihatu sedang mebocok kontolku
sehingga dia tak tahan dan ikut terangsang sampai melakukan hal yang
sama dengan yang kulakukan. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya.
Lalu aku pura2 menghukumnya dengan mengharuskan dia tidur malam ini
di tendaku dan harus telanjang bulat. Dia mengusap air matanya dan
menyanggupi menjalankan “hukuman” ku.Tentu saja aku tertawa dalam
hati. Kutaksir usia Hendi baru 17 tahun.masih fresh dan
lugu.Akhirnya ,malam itu kulampiaskan hasrat sex gayku kepada Hendy.
Tak perlu kuceritakan bagaimana indah dan nikmat yang kualami malam itu
setelah 6 tahun aku berusaha memendam hasrat itu yang justru amat
menyiksaku’ Pukul lima pagi aku sudah terbangun.Kulepas pelukanku dari
tubuh Hendi yang masih lelap. Kami tidur didalam sleeping bag yang
memang dirancang untuk dua orang. Kubiarkan dia tetap tidur. Kupakai
celana pendekku. Tanpa emengenakan baju, aku keluar tenda menuju
bedeng para pekerja di samoing tendaku. Bedeng itu hanya dibangun
sekadarnya. Aku buka pintu bedeng dan mengintip kedalamnya. Kulihat
belasan tubuh bergeletakan didalam bedeng sempit itu. Rata2 mereka
hanya bercelana pendek atau celana dalam saja karena hawa didalam
bedeng panas dan sumpek karena terlalu banyak orang didalamnya.
Otomatis pikiran liar u mendapat ide. Akan kuminta sebagian dari mereka
(Yang masih muda dan sesuai dgn selersku, tentunya) untuk tidur di
tendaku yang kebetulan cukup luas untuk menampung 10 orang. Terima
kasih untuk Kurnia yang telah meminjamkan tenda ini. Tentu saja awalnya
aku tidak pernah merencanakan semua ini. Sang mandor juga masih
nyenyak. Kuincar ada delapan orang yang akan kuajak tidur di tendaku.
Salah satunya adalah pemuda yang siang tadi kulihat amat tampan untuk
ukuran kuli bangunan. dia tidur dipojok hanya menggunakan sarung.
Pahanya amat besar dengan bulu2 yang lebat tumbuh di kakinya. Tak
kubayangkan seberapa lebat bulu jembutnya.Aku tahu namanya Asep.Dia
sudah kuincar sejak pertama kulihat dia.Lada Kang Wawan, yang diusianya
yangsudah diatas 30 an tapi masih tampak gagah dan seksi.Tipe laki2
sejati idamanku. Siang itu aku gelisah menunggu datangnya malam. Aku
sudah bicara dengan mandor untuk mengizinkan anak buahnya sebagian
tidur di tendaku dengan alasan agar mereka dapat istirahat dengan agak
nyaman setelah lelah bekerja.Tentu saja kusebutkan beberapa nama
yang telah kuincar. Sang mandor mengiyakan. Jam lima sore aku telah
siap menunggu di dalam tendaku, melihat keluar melalui jendela kecil di sisi
tendaku. Satu persatu para pekerja berdatangan ke pompa air. melepas
pakaianmerka sampai telanjang bulat.Dalam waktu 15 menit hampir
semua pekerja berada di sekeliling pompa air bertelanjang bulat untuk
mandi. Bahkan kali ini ada beberapa dari mereka mencuci pakaian yang tadi
merekapakai untuk bekerja. Semua sudah tampak biasa telanjang di
depan orang banyak seperti itu.Lagi, ada yang bergurau dengan
membetot kontol kawannya. Yang dibetot membalas ke temannya
yang ada didekatnya.Sungguh riang suasananya. mereka bergurau
berkejar2an .Ada yang memeluk tubuh telanjang temannya saat kakinya
tergelincir hingga hampir terjatuh. Sang teman berusaha menolong tapi
malah keduanya terjatuh sehingga tubuh telanjang mereka saling
tindih.Tidak ada rasa napsu birahi karena kontol mereka tidak ngaceng.
Yang lain malah mentertawai yang terjatuh.kontol mereka sampai
terguncang kekiri dan kekanan karena sipemilik kontol tertawa sambil
berjingkrakkan. Tadi pagi saat mereka mandi tidak ada canda ria,maklum
mereka semua baru bangun tidur.Ingin rasanya aku bergabung dengan
mereka.tapi kutahan keinginanku. Mungkin besok atau kusa aku akan mulai
bergabung.Aku khawatir kontolku tak akan tahan bila berada diantara
lelaki2 bertelanajang bulat itu.Saat ini yang kunantikan adalah saat tidur
malam. Telah kususun kasur sedemikian rupa sehingga nanti kami akan
tidur sejajar dan saling berhimpitan.Belum adanya aliran listrik sangat
menguntungkan bagiku. Lampu minyak harus ditaruh diluar tenda untuk
menghindari kebakaran.Jadi aku masih dapat melihat keindahan tubuh
mereka. Jam 7 malam satu persatu mulai bardatangan ke tendaku.Asep
dan kang Wawan juga sudh datang. Tentu saja Hendi juga ada.
Tampaknya Hendi menikmati alam pertama keperawanannya semalam.
Terbukti dia minta agar dia dibolehkan tidur denganku lagi.Akhirnya lengkap
delapan orang yang kupilih untuk tidur di tendaku. Belum termasuk Handi
dan aku. Berarti ada 10 orang dalam tendaku. Kami mengobrol saling
bercerita. DEngan alasan udara agak panas, aku membuka baju dan
celanaku hingga tinggal celana dalam saja. Apalagi kita semua laki-laki, jadi
tak ada salahnya hanya bercelana dalam, kataku. Kalau ada yang mau
telanjang juga boleh, kataku lagi coba bergurau. mereka tertawa-tawa
mendengar gurauanku. Kulihat Hendi hanya tersipu. Rupanya pancinganku
berhasil . Satu persatu mulai membuka bajunya, bahkan celananya. Jadi
sekarang mereka hanya bercelana dalam atau celana pendek. Kang
wawan hanya bersarung. Dia biasa tidak pakai celana dalam kalau tidur,
katanya.Satu persatu mulai terserang kantuk,dan mulai tertidur. Kini
tiggal aku, Hendi,Asep, Dadang, dan tata yang masih terjaga.
Kuperhatikan tubuh Asep yang telanjang dada. Bulu2 halus tubuh disana
semakin menipis ke arah perutnya.Sungguh sempurna penampilannya.
Kulitnya agak kecoklatan tapi justru mengesankan kejantanannya. Tiba-
tiba Tata punya ide konyol. Dia memang suka ngebanyol.Dihampirinya
Kang Wawan yang sudah tidur. Disingkapkann kain sarungnya. Tata bilang
Kontol kang Wawan paling besar.Begitu kain sarung tersingkap tampak
kontol kang wawan yang sedang ngaceng memang besar
sekali.Kenakalan Tata menguntungkanku. Tangan Tata mulai mengocok
kontol kang Wawan. Kurasa kang Wawan belum tidur dan membiarkan
Tata melakukannya.Kulihat Hendi sudah telanjang di belakangku.Dadang
juga ikut memelorotkan celana dalamnya.kontolnya juga sudah
ngaceng.Hendi segera melahap kontol Dadang kedalam mulutnya. Aku agak
terkejutjuga melihatnya. Maka kuberanikan diri menghampiri Asep dan
memeluk tubuhnya. Ternyata pelukanku disambut dengan hangat. Aku
semakin liar.Kuserang mulutnya dengan ciuman yang juga mendapat
sambutan hangat.Entah setan apa yang merasuki kami semua sehingga
akhirnya kami bersepuluh sudah telanjang bulat semua dengan mendapat
pasangan masing2. kadang -kadang kami bertukar pasangan dan kadang2
kami saling isap megisap kontol atau saling sodom menyodomi. Mungkin
Setan gay yang telah lama kusembunyikan dalam tubuhku kini muncul
membalas dendam dan merasuki semua orang yang ada di dalam tendaku.
Nyatanya kami semua merasakan kenikmatan yang tiada
taranya,berulang-ulang masing2 saling menyemburkan ssperma
hangatnya. Aku rasa akulah yang paling banyak menelan sperma.Sembilan
kontol sudah kulahap semua dengan penuh napsu. Akhirnya kami semua
merasa puas dan lelah. Dengan tubuh masih telanjang bulat, kami semua
tertidur. Sudah terbayang hari2 berikut akan terus dilalui dengan pesta
sex seperti ini akan terus berlanjut sampai rumahku selesai.Sebelum
terlelap tidur,kuciumi sembilan kontol bergantian,seakan sangat sayang
untuk melewatkan malam ini.Ktutupi kesembilan tubuh telanjang itu
denga selimut, sebelum akhirnya aku tertidur dalam pelukan dan
kehangatan tubuh Asep dan kang Wawan.
Andhika Sepupuku Sayang GI
Saat itu aku duduk di kelas dua SMP. Tubuhku masih belum menunjukkan
tubuh orang dewasa. Yah, aku memang baru berusia 15 tahun. Masih
anak-anak. Bulu jembutku pun belum lebat. Tapi kontolku sudah tumbuh
besar. Lebih besar dari kontol teman2 sekelasku. Kami sering
menunjukkan kontol kami waktu sedang ngaceng saat berganti pakaian
setelah selesai berolah raga di sekolah. Kenakalan anak yang merupakan
hal biasa. Tapi terkadang aku agak napsu juga melihatnya. Sejak usia 11
tahun aku sudah terbiasa bermain sex sejenis dengan teman2 tetangga
rumahku.Tapi permainan sex kami hanya sebatas telanjang sambil
bertindihan sampai ngloco bareng sampai keluarnya sperma. Aku belum
mau mengisap kontol mereka walaupun mereka mau mengisap kontolku
karena terkadang mereka kutraktir makan ataupun kubelikan
sesuatu.Dan itu sangat sering kami lakukan. Kurasa itu hanya sekedar
kenakalan kami yang belum begitu tahu tentang sex. Eyang putriku hanya
seorang diri sejak eyang kakungku meninggal. Eyang ditemani Oleh Om
Koko yang sudah duda dan anaknya Andhika. Andhika saat iru sudah kelas
3 SMA. Suatu saat Om Koko dikirim belajar ke Jepang oleh
perusahaannya. Karena di rumah sebesar itu di daerah Tebet hanya dihuni
olehAndhika dan Eyang putri, maka Mama dan Papa memintaku untuk
tinggal di rumah Eyang sementara Om koko, adik Mama, ke jepang.
Mulanya aku menolak, tapi karena rumah eyang dekat dengan sekolahku,
maka aku sulit untuk menolak. Jadi aku bisa bangun agak siang karena
jarak ke sekolah hanya 10 menit berjalan kaki. Sebulan pertama aku
merasa tak betah. Itu semua gara2 Andhika yang tak pernah mau bicara
padaku. Pandangannya sinis setiap kali aku di rumah. Apalagi kalau lagi asyik
ngobrol dengan eyang. Maklum aku cucu kesayangannya. ungkin dia iri.
Apalaagi aku lebih tampan dan pintar pula di sekolah. Masa bodoh dengan
Andhika. Yang penting Eyang suka kepadaku. dan senang dengan
kehadiranku. Aku menempati kamar di lantai atas, persis disebelah kamar
Andhika. Tapi kamarku lebih besar dan ada balkonnya.Ini tentunya
membuat Andhika lebih iri. Mungkin saja demikian, tapi itu cuma asumsiku
saja, karena sampai hari ini Andhika sama sekali belum pernah bicara
sepatah katapun kepadaku.Aku benci sekali kepadanya. Mungkin dia
anggap aku cuma seorang anak kecil. Masa bodoh.Peduli amat dengan
Andhika. Padahal diam-diam aku mengagumi dirinya yang jantan dan
perkasa. Sering kulihat dia hanya bercelana pendek ketat saat berolah
raga di halaman belakang yang luas, atau kalau dia sedang berenang di
kolam renang di halaman belakang. Malam itu hujan deras disertai angin
kencang. Jam sembilan malam eyang sudah masuk kamarnya.Malas
nonton tv sendirian di ruang tamu, maka aku naik ke atas, ke
kamarku.Satu jam main Ps membuatku jenuh. Mendadak pikiran iseng
muncul. Kuputar VCD bokep milik yono, teman sekelasku. Dia takut
menyimpannya di rumahnya, maka dititipkannya padaku. Ada tiga keping
semuanya . Pelan2 kubuka pakaianku hingga aku telanjang bulat.Kuelus2
kepala kontolku. Tapi terlalu malas untuk mengocoknya karena rasa
kantuk mendadak muncul, dan akhirnya aku tertidur. Entah berapa lama
aku tertidur sampai mendadak aku terbangun karena kurasakan ada
tangan kekar memelukku dari belakang dan terasa kehangatan tubuh
yang telanjang melekat erat ke tubuhku.Aku pikir itu Udin, pembantu
eyang. Tapi Udin sudah dua hari pulang kampung karena ibunya meninggal.
Memang Udin pernah beberapa kali memijitiku sampai akhirnya berakhir
dengan permainan sex. Udin berusia 18 tahun. Sejak kecil dia sudah tinggal
dengan eyang dan di biayai sekolahnya. Sekarang Udin sudah kuliah , juga
atas biaya eyang.Aku balikkan badanku untuk melihat siapa yang
memelukku. Ternyata Andhika. Kudorong tubuhnya yang telanjang. Tapi
dia tetap berusaha memelukku terus. Semakin aku berontak, semakin
erat dia memelukku. Tenaganya jauh lebih kuat dariku. Maklum karena dia
rajin berolah raga, dan dia karateka pemegang ban hitam. Aku tak
berdaya melawannya lagi apalagi waktu dia mulai mencium bibirku dengan
bibirnya. Lidahnya melanglang buana didalam mulutku, membuat birahiku
memuncak, ditambah dengan kehangatan tubuhnya yang kekar, dan
terutama hangatnya kontol Andhika yang ngaceng beradu dengan
kontolku. “maaf, bumi.Tadi kulihat pintu kamarmu terbuka sedikit. Aku
intip dan kulihat kamu tidur telanjang. Film bokep masih berputar. Untung
bukan eyang yang melihat ini. Aku tidak tahan melhat kamu telanjang”.
Andhika terus mengoceh. Aku jadi malu sendiri. Tapi kurasa aku tadi sudah
mengunci pintu kamarku. Aku yakin sekali. “Aku harap kamu mau
memaafkan sikapku selama ini, Bumi. Sebenarnya aku pingin akrab
denganmu, tapi aku cemburu waktu kebetulan aku lihat kamu sedang
tidur berpelukan telanjang dengan Udin”.lanjutnya.Aku terkejut
mendengar pengakuannya. Jadi selama ini dia memperhatikanku, bahkan
sampai tahu aku tidur dengan Udin. Bagaimana mungkin? Padahal aku selalu
menguncikamar setiap kali Udin tidur di kamarku.Bahkan kalau sedang
sendirianpun aku selalu mengunci kamarku. jangan-jangan….. ah, malas aku
memikirkannya. Yang penting sekarang aku sudah dalam pelukannya.
Karena aku diam saja dan menyambut serangan ciuman dan pelukannya.
maka dia semakin gencar menyerangku. Kontolku yang tidak sebesar
kontolnya dilahap sampai masuk seluruh batang kontolku ke mulutnya.
begitu hangat dan lembut mulut Andhika. Akupun tak kalah napsu. dalam
posisi69. kurenggyt kontlonya, kurebakkan bulu jembutnya yang lebat.
Hanya setengah kontolnya yang bisa kukulum ke dalam mulut. Lidahku
berputar2 menyapu ujung kontolnya. Andhika memejamkan mata
menikmati permainan lidahku pada kontolnya.Begitu pula sebaliknya.
Akhirnya kami hampi berbarengan menyemprotksn sperma. Kami
menelan cairan hangat yang nikmat itu dengan lahap. Ternyata Andhika
masih belum puas. Hanya lima menit berselang dia mengentoti lubang
anusku. Perlahan dan lembut dia menindih tubuhku dari atas tubuhku yang
tertelungkup. Terasa sakit pada awalnya, tapi rasa nikmat menyusul
sesaat kemudian. Aku telah terbiasa dientot lubang anusku, dan aku
menikmatinya.Apalagi bila yang mengentotiku adalah para lelaki muda dan
gagah yang memang jadi idamanku. Andhika mengangkat tubuhku dengan
mudah. Dia duduk dipinggir tempat tidur dan aku duduk dipangkuannya.
Makin terasa seluruh batang kontolnya mendesak lubang anusku, dan
semakin nikmat kurasakan. Pantatnya bergoyang seirama dengan
goyanganku. Tangannya mengocok kontolku. Sepuluh menit berjalan
sampai akhirnya untuk kedua kalinya kami menyemburkan sperma hangat.
Kaliini spermanya berhamburan di lubang anusku, sementara spermaku
muncrat membasahi kaki kami, dan sebagian berceceran di karpet.
Perlahan dicabutnya kontolnya dari anusku. Selanjutnya kami tertidur
berpelukan. Kurasakan ciumannya di seluruh wajahku. Sampai akhirnya
kami lelap. Hari demi hari kami lalui malam2 kami hanya dengan sex. Sering
juga Udin kami ajak bergabung. Kalau tahu begini sejak dulu aku mau tinggal
di rumah eyang. Makin hari cintaku makin besar kepada Andhika dan begitu
pula sebaliknya. Ahhh, aku bersyukur menjadi gay. Bisa merasakan puluhan
bahkanratusan kontol dari lelaki2 yang kuinginkan. Aku bahagia menjadi
seorang gay.


Polisi Baik Hati
Tak kusangka di pagi hari minggu ini ada operasi razia yang dilakukan oleh polisi di jalan lintas kota, operasi ini digelar untuk mencegat orang yang menyeludupkan ganja atau narkoba lainnya yang marak terjadi selama ini..
Didalam tas pundak yang kubawa ini selain terdapat kaos dan celana juga terdapat sekotak kondom, beberapa keping DVD porno yang ingin kutonton bersama dengan cowok kesayanganku, hatiku sangat takut kalau kalau nanti ditahan gara gara barang porno ini namun tidak mungkin lagi untuk membalikkan sepeda motorku karena jika aku membelokkan sepeda motor pasti kecurigaan semakin besar, akhirnya kuputuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan.
Aku di beri tanda untuk berhenti oleh seorang banpol yang berbadan kecil, banpol tersebut memang memakai seragam polisi tapi tanpa tanda pangkat, biasanya mereka kurang dihiraukan oleh pengendara. Aku pun berhenti kemudian STNK & SIM kukeluarkan karena tidak bermasalah dengan STNK & SIM maka selanjutnya tas pundak yang ku bawa menjadi perhatian banpol tersebut, aku disuruh membuka tas tersebut semua kulakukan, dan kemudian aku berkata “ aku tidak membawa narkoba, apakah saya boleh melanjutkan perjalanan?”. Sang banpol diam kemudian menuju ke seorang Polisi yang berpangkat Bripka kemudian Pak Polisi itu menuju ke arahku dan mengambil 3 keping DVD tanpa label ataupun cover tersebut, Pak Polisi itu menuju Pos kemudian didalam pos rupanya ada sebuah DVD player, waktu itu aku sungguh gemetaran karena aku pasti ditahan ataupun didenda karena membawa benda yang dilarang oleh hukum. namun apa daya Pak Polisi itu langsung memutar DVD tersebut dan habislah aku, aku langsung di borgol dan dibawa kedalam kamar yang digunakan oleh para Polisi untuk istirahat, didalam kamar tersebut terdapat sebuah kasur yang lumayan dekil, dan didinding terdapat beberapa stel jaket para polisi. Muka Polisi tersebut sangat ceria dan kemudian mengatakan bahwa dia sudah lama tidak mendapatkan mangsa seperti aku, rupanya dia juga seorang polisi yang doyan cowok alias homo, tanganku di borgol dibesi jendela dan celanaku di tarik turun dan aku di buat dalam posisi nungging kemudian Pak Polisi tersebut membuka resleting celana coklatnya dan kontolnya yang besar itu ditarik keluar kondom yang kubawa tadi dibuka 1 bungkus dan dengan cekatan dipakaikan kekontol gedenya itu, kemudian tanpa banyak bicara lobang anusku di coblos dan aku mengeluarkan suara aduh, karena aku adalah seorang homo yang top bukan bott maka sungguh sakit kurasakan permainan itu, Pak Polisi itu bermain dengan kasar dan sesukanya, tidak lama kemudian dia telah puas, sedangkan hanya rasa perih kurasakan, namun disela sela rasa perih tersebut ada rasa kenikmatan yang lain maka aku pun mulai menikmati permainan Pak Polisi itu, setelah selesai dan puas maka Pak Polisi itu mencabut kontol gedenya dan membisikkan terima kasih kepadaku.

Borgol yang terpasang ditangan dibuka dan aku diberikan sebuah handuk yang berwarna abu abu atau warna yang sama dengan baju polisi, aku membersihkan diri dengan cepat dan kemudian tas dan semua bawaanku dikembalikan dengan utuh tanpa ditilang ataupun ditahan dan secarik kertas dari pak Polisi yang tercantum nama & no handphone yang bisa dihubungi.aku pun segera meninggalkan pos tersebut dan melanjutkan perjalanan walau masih terasa perih dan terkejut dengan yang barusan saya alamiserangan fajar tentara

Malam itu, malam sabtu, jam 1 lewat aku terbangun dari tidurku. Aku pun berusaha tidur kembali namun tetap susah untuk terpejam. Akhirnya, kuputuskan untuk online sebentar di MiRC. Kuhidupkan laptopku dan kusambungkan segera ke modem telkomflashku

Dan seperti biasa, aku online dengan nickname yang menggoda syahwat lelaki. Apalagi saat itu hawa terasa sangat dingin seakan menusuk tulang akibat hujan tadi malam. Di channel kotaku itu memang tidak banyak yang online. Namun, ada satu dua orang yang mengaku cowok menghampiriku. Semula aku mengaku cewek genit, namun setelah tukar nomor HP akupun mengakui klo aku cowok. Tak pelak, mereka kabur dengan sumpah serapahnya.

Jam 2an, sebuah nickname masuk di channel dan membuatku bersemangat. Dia “butuh_kehangatan”. Aku yakin pemilik nickname ini adalah laki-laki. Insting homoku membuatku menyapanya dengan penuh godaan.

‘’hi say”

Tidak perlu menunggu lama, dia membalas sapaanku itu.

“hi jg”

“lagi kedinginan ya??” tanyaku genit

“Iya nih..”

“Mau aku angetin ga?”

Namanya juga laki-laki, digoda dikit gitu apalagi malam-malam yang dingin mereka langsung nyambar umpan yang aku pasang. Perkenalan pun berlanjut. Ternyata umurnya 27 tahun dan baru tadi malam tiba di kota ini. Tentu saja aku mengaku seorang cewek kepadanya. Dan memang tidak bisa dipungkiri, pembicaraan kami selalu mengarah seks dan seks.

“Fs-nya donk.. aku kan pengen liat muka kamu”ketiknya, “udah tegang banget nih”

Duh, gimana ya? Aku sih ga punya acount bergambar cewek. Kupancing dia agar memberikan fs-nya terlebih dahulu. Lalu kuketik di kotak search. Aku kaget dan sekaligus deg-degan. Antara senang dan dan gimanalah au melihat sesosok cowok berpakaian loreng-loreng hijau di fsnya itu. Gagah dan garang juga walau ga cakep-cakep amat.

“Mas ini tentara ya??”

“Kenapa de? Ga mau ya sama aku?” tanyanya setelah terdiam beberapa detik

“Aku suka mas,” jawabku genit, “jantan dan gagah banget”

“Mana fs-mu say” desaknya, “aku udah ga tahan lagi pengen ketemu kamu”

Aku bimbang, aku merasa gak enak hati telah mengerjainya. Tak enak hati pula harus melepas tentara segagah dia. Duh.... Akhirnya, kuberikan alamat fs-ku kepadanya. Aku sudah pasrah dan yakin lelaki gagah itu akan mencemooh dan meninggalkanku.

“kamu laki-laki ya???”

Ugh, tuh kan aku pasti mulai dihina dan dicemoohnya.

“Iya mas... “jawabku, “jangan marah ya.... aku minta maaf”

Lama dia tidak memberikan jawaban dan akupun tidak berusaha tidak mengejarnya lagi. Aku salah sudah mempermainkannya.

“Memangnya kamu bisa apa untuk menghangatkan aku?”

Deg. Jantungku seakan berhenti berdetak. Setelah 5 menit berlalu, dia mengetik kalimat itu.

“Aku kepengen ngisep punya mas.....”

Sekian lama tidak ada tanggapan dari dia

“mas... boleh ga?” godaku lagi

“Kamu tinggal di mana memangnya?” tanyanya kemudian. “Tinggal sama siapa?”

Aku menyebutkan nama sebuah daerah dan kuyakinkan dia klo aku sedang sendiri di rumah. Aku rayu dan yakinkan dia dengan bahasa yang menyakinkan.

“Punyaku cuma diisep aja kan? Ga digigitkan?” tanyanya lagi

Akupun berusaha menyakinkannya lagi. Kukatakan padanya bahwa aku punya koleksi bokep yang lumayan banyak sebagai pemanasan.

“Oke, sekarang kita ketemu di mana?”

“Mas serius kan? Aya ga bakal dipukilin kan?

“Ngapain juga aku mukulin kamu? “katanya,”punyaku ini sudah mau meledak”

Kamipun berjanji bertemu di sebuah tempat pada jam itu juga. Bayangkan saja, jam setengah 3 pagi aku keluar rumah sekedar membuktikan ucapannya benar atau tidak. Dia tidak mau memberikan nomor HPnya tapi dia berjanji menemuiku di tempat yang sudah dijanjikan tadi.

Ternyata, dia datang lebih dulu. Duh, gagah dan jantan sekali tentara itu. Wajahnya lumayan dengan rambut cepaknya. Tampak bekas cukuran jenggot, jambang dan kumisnya. Tingginya 170-an dan warna kulitnya gelap. Badannya gempal dan tentu saja berotot dibalik kaos ketat yang dipakainya. Ehm, hawa sedingin ini dia malah ga pake jaket. Gairahku kian meledak-ledak ingin segera menikmati kejantanannya.

“Udah lama di sini nunggu?”

Asap rokok mengepul dari mulutnya. Aku agak segan juga sama dia. “Barusan aku sampai di sini” jawabnya santai dengan logat Batak yang kental. Aku kaget campur senang. Mungkinkah??

“Oh....”

“Jadi kemana kita sekarang?” tanyanya seraya membuang puntung rokoknya, “aku cuma ada waktu sampai jam 6”

“Jadi kan ke rumahku bang?”

“Oke. Tapi aku jangan kau apa-apakan ya?”

#

“Mana de filmnya?” tanya si abang tentara saat berada di kamarku.

Sungguh, dari tadi aku mengagumi lelaki ini. Sering kulihat dia meremas selangkangannya.Ingin rasanya segara aku buka celananya itu.

10 menit kemudia kulihat dia merema-remas selangkangannya itu. Aku tertawa melihatnya.

“jadi ga de? Abang sudah ngaceng berat nih”

“Dari tadi aku udah pengen megang tapi aku takut abang marah”

Diapun berselonjor sambil bersangga dengan kedua tangannya ke belakang. Lalu, aku dengan deg-degan meraba selangkangannya. Kuremas gemas dan tanganku menemukan benda bulat panjang yang terbungkus di sana.

“buka ya bang” pintaku

Tanpa menunggu kompromi darinya, aku melepas pengait celana selututnya itu. Karena tidak memakai sabuk aku langsung bisa melihat celana dalam biru gelap yang dikenakannya..

“De, lampunya tolong dimatikan ya” katanya, “abang rasa malu nih”

Aku bangkit dan menekan tombol lampu. Namun, kuhidupkan lampu kecil sehingga suasana jadi remang-remang. Dan si abang tentara ini sudah terlentang di kasurku dengan bercelana dalam namun masih memakai bajunya. Tak sabar aku deketin dia. Kuremas gundukan menggunung di tengah kedua pahanya itu. Duh, punyaku tambah ngaceng.

“Gede ya...”

“Ayo isepin de...” katanya seraya melorotkan Cdnya.

“wow....”

Aku berdecak kagum. Rudal lelaki ini lumayan juga. Panjangnya kira2 15cm tapi gemuk. Membesar dari pangkal ke kepalanya. Bulu jembutnya lebat merambat ke atas di balik baju kaosnya itu. Kedua telornya pun gede ditumbuhi bulu-bulu. Dan yang membuatku senang, dia masih kulup. Pikiranku dari tadi ketika mendengar logatnya jadi kenyataan.

“Kenapa de?” tanya dia, “kau tidak suka sama punyaku yang ga disunat?”

Aku ga komentar lagi. Kuraih rudal mengagumkan itu. Lidahku bermain di kedua telor gedenya itu. Tak disangka dia menggeliat-geliat. Kusedot-sedot bergantian kiri kanan. Si abang mendesah-desah tidak karuan. Untungnya, aku lagi sendirian di rumah.

“De, isepin kepalanya” desah si abang

Aku ga segara menuruti permintaannya. Kujilati dulu kepala yang sedikit menyembul dari kulupnya. Ada cairan bening di situ terasa bersentuhan dengan lidahku. Kumainkan kulupnya di bibirku dengan gemas. Dia menggelinjang lagi.

Selanjutnya, aku ga sabar lagi aku masukan rudal itu ke dalam rongga mulutku yang menganga. Lidahku menyapu-nyapu sementara itu aku mulai menyedot-nyedot. Si abang melenguh pelan. Gairahnya meledak-ledak. Kesempatan itu aku gunakan sebaik mungkin. Aku singkap baju kaosnya tapi dia malah melepaskannya. Telanjang bulatlah dia sekarang.

Sejenak aku berhenti mengulum rudalnya. Kupandangi badan gempal yang seksi itu. Bulu dadanya duh aduh lebat merampat turun ke perut dan langsung menyatu dengan jembutnya. Oh....

“De....”

Tiba-tiba dia menarik kepalaku ke arah rudalnya. Aku kembali mengulum benda favoriteku itu. Namun kali ini dia menggoyang pantatnya dari bawah. Aku tersedak –sedak. Dipeanginya kepalaku kian erat dan saat itulah dia medesah.

“Aku.. mau... kluarrrrr....”

“ehm.. ehm.. “ jawabku sekenanya karena disumpal rudalnya itu. Maksudku sih mau bilang klo dia boleh ngecrotin mulutku.

Dan, aku agak tersedak saat dia dengan sedikit kasar menarik kepalaku sehingga rudalnya menghujam sedalam mungkin dalam mulutku. Kurasakan bibirku bersentuhan dengan bulu jembutnya yang keriting hitam lebat itu.

“Akh.......”

Crot... Crot... Crot....

Si abang mendesah dan air maninya berhamburan dalam mulutku. Aku hampir muntah namun air maninya itu kutelan juga walau sebagian meleleh di luar mulutku. Aku terus menerus menyedot air maninya yang ternyata gurih itu. Ga puas rasanya menikmati air kenikmatan itu.

“Akh... Udah....” katanya sambil menggelinjang kegelian.

Aku melepaskan rudal kulup itu dari mulutku. Keadaan rudal itu masih keras walau tidak sekeras sebelum ngecrot hehehe....

“Doyan kali kau sama maniku”

“Gurih bang” jawabku

Si abang itu pun berbenah diri. Dan kemudian menyalakan rokoknya. Lampu kamar aku hidupkan lagi dan kegagahannya pun terlihat jelas.

“Aku mau pulang dulu” pamitnya, “udah hampir jam 5, aku mesti laporan ke kantor dulu”

“Ok... “ kataku, “klo ada waktu mampir saja ya”

“Ya...”

Sebelum pamit dia berjanji akan mampir suatu saat jika dia ke kota ini lagi. Dan hingga sekarang ga ada dia mengontak aku walu sempat aku berikan nomorku ke dia. Biarlah... Lagipula aku ga terlalu berharap bisa ketemu dia lagi